Sekjen Golkar: Aklamasi atau Tidak di Munas Tergantung Pemilik Suara
Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menanggapi wacana aklamasi dalam pemilihan ketua umum dalam Musyawarah Nasional (Munas) Golkar. Lodewijk menyebut, masih ada polemik apakah akan aklamasi atau tidak.
Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menanggapi wacana aklamasi dalam pemilihan ketua umum dalam Musyawarah Nasional (Munas) Golkar. Lodewijk menyebut, masih ada polemik apakah akan aklamasi atau tidak.
"Kita lihat perkembangan nanti, ini masih ada beberapa hari, tentunya masih berpolemik apakah aklamasi atau tidak," ujar Lodewijk di kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (13/11).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
Lodewijk menyebut, aklamasi atau tidak dalam pemilihan ketua umum tergantung kepada pemilik hak suara di Golkar.
"Ya tentu aklamasi atau tidaknya tergantung pemilih hak suara. Kita tahu 514 DPD Kabupaten/Kota dan Provinsi dan 10 organisasi," kata Lodewijk.
Dinamika Munas Sangat Cair
Lodewijk menyebut, politik masih cair sehingga belum terlihat bagaimana keinginan dari pemilik suara Golkar.
"Kita masih tunggu, kita masih tunggu. Ini kan politik ini cair banget, kita lihat nanti keputusan seperti apa ya, maunya seperti apa kita lihat," jelasnya.
Dia menyebut tak menutup kemungkinan akan terlihat dalam Rapimnas Golkar. Dalam acara itu selain pengurus pusat, ketua DPD tingkat provinsi diundang. Lodewijk mengatakan bisa terlihat gambaran tak resmi arah dukungan pemilik suara.
"Mungkin gambaran dari rapimnas secara tidak resmi, mungkin akan ada pembicaraan itu tapi saya belum tahu. Tapi intinya kita akan bicarakan itu setelah Munas dibuka dan panitia sudah ada, kita jalankan," jelasnya.
(mdk/rnd)