Siap maju Pilgub Jabar, Irjen Anton menanti pinangan partai
Nama mantan Kapolda Jabar kerap dikait-kaitkan dengan PDIP sebagai partai penguasa di Jawa Barat yakni PDIP. Anton mengaku belum ada komunikasi khusus dengan PDIP untuk membahas sikap politiknya di Pilgub Jabar. Dia tidak menolak jika mendapat dukungan politik dari PDIP.
Wakalemdiklat Polri Irjen Pol Anton Charliyan menyatakan kesiapannya terjun ke dunia politik dengan bertarung di Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Tapi keinginan Anton maju harus terlebih dulu mendapat dukungan partai. Mantan Kapolda Jabar itu pun menanti partai yang ingin meminangnya.
"Kan saya juga perlu dukungan politik dan sosial," kata Anton saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (5/10).
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Siapa yang dituduh oleh Jokowi telah menjegal pencalonan Anies di Pilgub Jabar? Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding," ujar Jokowi di RS Persahabatan, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana cara pihak luar menjegal Anies Baswedan untuk maju di Pilgub Jabar? Kita menghadapi sebuah tantangan yang sangat besar, tangan-tangan yang tidak menyetujui Pak Anies diusung oleh PDIP Perjuangan, kekuatan-kekuatan yang sangat besar itu pada akhirnya membuat pak Anies tidak jadi diusung oleh PDI Perjuangan,” kata Ono di Kantor KPU Jabar, Jumat (30/8) dini hari.
-
Kenapa PDIP Jabar sangat menginginkan Anies diusung untuk Pilkada Jabar? Kami di Jawa Barat tentunya sangat mempunyai keinginan Pak Anies diusung di Jawa Barat. Kami menilai bahwa yang sudah mengerucut pada akhirnya bubar itu karena ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pak Anies diusung di Jabar,” dia melanjutkan.
Nama mantan Kapolda Jabar kerap dikait-kaitkan dengan PDIP sebagai partai penguasa di Jawa Barat. Disebut berkuasa karena keterwakilan kursi di DPRD Jabar paling banyak yakni 20. Keterwakilan ini jugalah yang bisa dijadikan syarat pengusungan calon gubernur dan wakilnya tanpa harus berkoalisi.
Anton mengaku belum ada komunikasi khusus dengan PDIP untuk membahas sikap politiknya di Pilgub Jabar. Dia tidak menolak jika mendapat dukungan politik dari PDIP.
"Saya hanya ucapkan terima kasih (jika memang didukung) sebagai seorang prajurit. Kalau merestui saya pimpinan di Polri, atau presiden ya saya siap. Tapi saya sementara ini sebagai prajurit dulu saja. Apapun juga kalau anggota Polri kalau dibidik (partai) terbesar, dan berkuasa adalah kehormatan dan kebanggaan," tegasnya.
Anton tidak mau dulu terlalu percaya diri terkait keinginannya maju di Pilgub Jabar. Meski ada dorongan dari masyarakat Jabar, tapi langkahnya itu juga harus mendapat restu dari institusinya.
"Kalau saya tergantung pasar masyarakat. Kita tidak bisa menilai masyarakat. Karena baik menurut saya belum tentu baik untuk masyarakat. Kalau ada apresiasi. Saya tersenyum saja. Saya juga menolak tidak bagus. Memutus harapan orang tidak bagus. Semua harus lengkap," imbuhnya.
"Kita tidak ada legitimasi politik tidak bisa. Semua harus harmoni. Sekarang masyarakat mendukung. Legitimasi mendukung, pimpinan enggak mendukung bisa diganjal. Mungkin diperlukan dukungan dari Polri, karena Polri yang membesarkan juga nama saya," tambah jenderal bintang dua tersebut.
(mdk/noe)