Sinyal apa Mega ajak Jokowi nyekar ke makam Bung Karno?
Jokowi tiba-tiba menghilang dari Balai Kota dan berziarah ke makam Bung Karno di Blitar.
Teka-teki siapakah calon presiden yang akan diusung PDI Perjuangan, tampaknya semakin terkuak lebar. Setelah dipercaya membacakan pidato Bung Karno 'dedication of live' saat pembukaan Rakernas PDI Perjuangan di Jakarta beberapa waktu yang lalu, posisi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga kerap diajak jalan-jalan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri keliling daerah menjadi semakin jelas.
Bahkan kemarin, Jokowi diajak mantan presiden RI ke lima ini berziarah ke makam Bung Karno di Bendogerit, Blitar, Jawa Timur. Tidak sekadar nyekar, banyak kalangan percaya kalau ajakan Megawati kepada Jokowi ke makam Bung Karno sebagai bentuk 'izin resmi' untuk pencalonan Jokowi sebagai RI-1.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi memprediksikan langkah pencalonan Jokowi sebagai capres semakin mulus dan tinggal menghitung hari usai nyekar bareng dengan Megawati.
"Jika mau dicermati, politik Megawati sangat kental dengan tradisi Jawa sehingga acara nyekar bareng ini dimaknai sebagai permintaan izin dan restu dari mendiang ayahnya. Setiap menghadapi persoalan penting, Megawati selalu mengadu kepada ayahnya. Bisa jadi, Mega ingin membaca lebih jauh keinginan Bung Karno . Di antara putra-putri Bung Karno , Megawati-lah yang sering mengunjungi makam Putra Sang Fajar di Blitar," ujar Ari Junaedi yang pernah lama berada di ring-1 Megawati ini.
Menurut pengajar di Program Pascasarjana UI, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Dr Soetomo Surabaya dan Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta ini, insting politik Megawati soal kapan pencapresan Jokowi pasti nantinya akan disambut gegap gempita kader-kader banteng moncong namun ditanggapi "ngeri-ngeri sedap" oleh capres-capres parpol lain.
"Semakin bisa dipastikan kapan pencapresan Jokowi maka intensitas serangan terhadap Jokowi akan semakin gencar dilakukan oleh kompetitornya yang merasa kalah segala-galanya dengan Jokowi . Jokowi belum capres saja, black campaign saja sudah masif dilancarkan. Tetapi ada juga parpol-parpol yang memilih langkah soft politic dengan PDIP yakni mengajak koalisi, ini terlihat dari ajakan PKB misalnya," tandas Ari.
Yang jelas usai nyekar bareng Megawati dengan Jokowi , pentas politik nasional jelang pemilu legislatif 9 April mendatang akan semakin ingar bingar dengan berbagai manuver.