Soekarwo: Feeling saya Rasiyo-Lucy akan kalahkan Risma-Whisnu
Tak hanya di Surabaya, Partai berlogo segitiga mercy ini, juga telah menyiapkan ribuan saksi di masing-masing daerah.
Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Soekarwo mengaku punya feeling pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari mampu mengalahkan pasangan incumbent Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana di Pilwali Surabaya. Untuk itu, Partai Demokrat akan terjunkan 6 ribu saksi amankan suara pasangan Rasiyo-Lucy pada 9 Desember 2015 mendatang.
Tak hanya di Surabaya, Partai berlogo segitiga mercy ini, juga telah menyiapkan ribuan saksi di masing-masing daerah di provinsi ini, yang ikut menggelar Pilkada serentak. Kata Soekarwo, semua saksi akan ditempatkan di tiap TPS dan semua struktur panitia pemilihan.
"Yang di Surabaya, saya sudah cek ke ketua tim pemenangannya. Hari ini sampai besok, masalah sudah harus beres. Tidak hanya Surabaya, semua daerah di Jatim juga harus sudah beres," tegas politisi yang akrab disapa Pakde Karwo ini, Jumat (4/12).
Para saksi yang disiapkan Partai Demokrat, juga dilengkap rompi saksi. "Rompi untuk saksi yang bertugas mengawasi pelaku politik uang, juga sudah disiapkan," katanya lagi.
Soekarwo juga mengaku, kalau tim saksinya tidak sendiri. Dia menyebut ada tim lain seperti Garda Bangsa dan Pemuda Pancasila (PP) juga siap ikut menangkap para pelaku politik uang. "Tidak hanya Demokrat, banyak elemen lain yang ternyata juga akan menangkap pelakunya (money politic), seperti Garda Bangsa dan Pemuda Pancasila."
Di 19 daerah di Jawa Timur yang ikut menggelar Pilkada serentak ini, Soekarwo mengaku tidak memasang target. Baginya, semua pasangan calon yang diusung Demokrat harus menang. "Yang penting menang. Surabaya (Rasiyo-Lucy) harus menang. Di Sumenep, pasangan Zainal Abidin-Nyai Eva juga punya peluang," yakinnya.
Memang diakui Soekarwo, sebelumnya, pihaknya sempat menarget kemenangan untuk Lamongan, Mojokerto, Pacitan, Ponorogo, Sumenep, Jember dan Sidoarjo. "Sekarang, berdasarkan feeling dan intuisi saya, Surabaya juga berpeluang menang. Dukungannya terus makin bergelombang dan plural. Apalagi masyarakat yang selama ini merasa kurang disentuh mulai menuntut keadilan," pungkasnya.