Survei Polmark: Jokowi belum ada di zona aman Pilpres 2019
Dari hasil survei ini, kontestasi Pilpres 2019 masih sangat cair. Ini karena lebih dari separuh jumlah pemilih di Indonesia masih bisa berubah pilihannya. Ini mengindikasikan dua hal sekaligus, Jokowi belum ada dalam 'zona aman keterpilihan' dan pintu bagi kemungkinan munculnya kandidat alternatif.
Hasil survei Polmark Indonesia masih menempatkan nama Joko Widodo di posisi teratas survei elektabilitas calon presiden dibandingkan kandidat lain. Namun tingkat kemantapan pemilih untuk memilih calon presiden masih rendah yaitu 49,5 persen. Artinya, Joko Widodo (Jokowi) belum aman.
Polmark merilis elektabilitas Jokowi sebagai calon presiden mencapai 50,2 persen. Namun, hanya 30,5 persen pemilih yang telah mantap menjatuhkan pilihan pada Jokowi. Sementara pesaing terberat Jokowi, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan elektabilitas 22 persen dengan pemilih yang telah mantap sekitar 9,9 persen.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
"Sekalipun elektabilitas Jokowi sudah mencapai 50,2 persen ternyata pemilih mantapnya baru 30,5 persen. Jumlah pemilih mantap Prabowo bahkan masih sangat terbatas 9,9 persen," kata CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah di Resto Batik Kuring, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (18/12).
Menyusul Jokowi dan Prabowo, Direktur The Yudhoyono Institute yakni Agus Harimurti Yudhoyono dengan elektabilitas 4,8 dengan jumlah pemilih yang mantap mendukungnya hanya 2,4 persen. Posisi selanjutnya ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang elektabilitasnya tercatat 4,5 persen dengan pemilih yang sudah mantap 2 persen. Nama lainnya adalah mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dengan elektabilitas 2 persen dan pemilih mantap 1,1 persen.
Eep menyimpulkan, dari hasil survei ini, kontestasi Pilpres 2019 sebenarnya masih sangat cair. Ini karena lebih dari separuh jumlah pemilih di Indonesia masih bisa berubah pilihannya.
"Ini mengindikasikan dua hal sekaligus, Jokowi belum ada dalam 'zona aman keterpilihan' dan pintu bagi kemungkinan munculnya kandidat alternatif masih terbuka," ujarnya.
Survei elektabilitas para tokoh di Pilpres 2017 ini dilakukan pada 13-25 November 2017. Jumlah responden dalam survei ini sebanyak 2600 responden dengan proporsi imbang antara laki-laki dan perempuan. Seluruh data dari responden didapat secara langsung melalui wawancara.
Adapun metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error 1,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/noe)