'Survei yang bilang Jokowi pantas gantikan Mega itu mengada-ada'
Keputusan Megawati ketua umum sudah ditetapkan dalam Rakernas.
Politikus PDIP Hendrawan Supratikno menyatakan bahwa keputusan Megawati Soekarnoputri jadi ketua umum berdasarkan pandangan DPD di Rakernas. Dia tak mau menanggapi serius survei Cyrus Network yang menyatakan Joko Widodo (Jokowi) lebih layak jadi ketua umum PDIP.
"Rakernas di Semarang bulan Oktober, seluruh DPD usulkan Mega jadi ketum kembali," kata Hendrawan saat dihubungi, Senin (15/12).
Menurut dia, survei itu mengada-ada. Sebab, keputusan Megawati ketua umum sudah ditetapkan dalam Rakernas.
"Survei itu tidak perlu dilakukan karena setelah keputusan Rakernas. Survei itu tampaknya mengada-ada. Sudah diputuskan kok dibuat survei lagi," terang dia.
Dia menambahkan, PDIP saat ini sudah menjadi partai pemerintah. Karena itu dibutuhkan soliditas yang salah satu caranya yakni mendaulat kembali Megawati menjadi ketua umum.
"PDIP sudah di dalam pemerintahan, maka partai ini harus solid. Bagaimana dukung pemerintah kalau tidak solid. Mega jadi ketum lagi, PDIP akan solid, menjamin 5 tahun ke depan, support ke pemerintahnya adalah all out," pungkasnya.
Sebelumnya, lembaga Survei Cyrus Network menggelar survei pada sejumlah responden. Hasilnya menunjukkan Presiden Joko Widodo sebagai sosok yang pantas menggantikan Megawati Soekarnoputri memimpin PDIP periode 2015-2020. Alasannya, publik menginginkan tokoh muda yang menjadi nakhoda partai pemenang pemilu legislatif 2014 itu.
Baca juga:
Mega bakal maju jadi ketua umum PDIP lagi, Jokowi yang minta
Tokoh tua masih akan pimpin partai besar 5 tahun ke depan
PDIP yakin Perppu Pilkada bakal disahkan DPR secara aklamasi
PDIP: Jangan karena sesama Golkar, Aziz minta Yance dibebaskan
Desmond nilai pertemuan Jokowi & SBY tak akan ubah peta politik
'PPP dan Golkar kisruh karena tak punya figur seperti Megawati'
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Mengapa Prabowo dikatakan dapat menjembatani hubungan Jokowi dengan PDIP? Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, Ketua Umumnya yakni Prabowo Subianto akan menjadi jembatan untuk mengembalikan lagi hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.