Tak mau kalah di Jakarta, Jokowi kerahkan mesin partai & relawan
Jokowi melakukan konsolidasi dengan pengurus tingkat DPD Jakarta partai koalisi untuk menganalisis hasil survei terbaru.
Calon presiden Joko Widodo ( Jokowi ) melakukan pertemuan tertutup dengan pengurus DPD DKI partai koalisi, Hanura , PKB , NasDem , PKPI dan PDIP . Pertemuan dilakukan untuk menindaklanjuti survei yang menyatakan, elektabilitas Jokowi menurun dan kalah dengan capres Prabowo Subianto.
Jokowi mengatakan, sempat kaget mengetahui bahwa elektabilitas dirinya menurun semenjak dirinya mencalonkan diri sebagai presiden. Bahkan dirinya mengungkapkan tidak mengetahui apa penyebabnya.
"Saya harus menyampaikan apa adanya hasil survei di Jakarta kita pada hari terakhir kita kalah. Saya sendiri enggak tahu ada isu apa di bawah. Sebelum saya pencapresan angkanya 74 persen dan saya enggak tahu apa alasannya sekarang semakin menurun," jelasnya di Rumah Partai Kerja Sama, Jalan Borobudur nomor 18, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/6).
Walaupun begitu, Jokowi masih meyakini dirinya akan menang dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Sebab sampai saat ini, dia menilai, kader partai dan relawan belum bekerja secara maksimal.
"Terpaut sedikit karena mesin partai belum digerakkan, mesin relawan belum kita kumpulkan. Saya masih meyakini, dengan infrastruktur di partai koalisi dan PDI Perjuangan. Masih meyakini di Jakarta bisa diambil kemenangan itu. Asalkan mesin partai bekerja dan nantinya mesin relawan juga," tutupnya.
Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Boy Sadikin mengatakan, salah satu penyebab turunnya elektabilitas Jokowi adalah isu-isu negatif. Isinya mengatakan, bila Prabowo menjadi presiden maka Jokowi akan tetap menjadi gubernur DKI Jakarta.
"Salah satunya kalau Jokowi presiden maka gubernurnya Ahok, maka itu ada isu dari pihak lain, Presiden Prabowo, Gubernur Jokowi ," ungkapnya.
Adanya isu tersebut menyebabkan keinginan masyarakat Jakarta untuk memilih Jokowi menurun. Karena mereka tidak ingin dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sehingga diperlukan langkah penanganan, namun, Boy mengatakan, saat ini belum dapat diungkapkan.
"Masyarakat tahu, bahwa masyarakat sebagian besar tidak menginginkan Ahok jadi gubernur. Untuk penanganan nanti tunggu tanggal mainnya. Kalau enggak mau Ahok jadi gubernur, biar saya aja yang jadi gubernur," tutupnya.
Sebelumnya, Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Rully Akbar mengatakan, LSI mengambil survei pertarungan di tujuh wilayah strategis. Ada 7 provinsi strategis yang akan menjadi the real battle field yakni, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa tengah, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara.
Dia menjelaskan, populasi di tujuh provinsi ini mencapai 70 persen, dari total pemilih nasional. Menurut LSI, mereka yang memenangi suara pemilih di tujuh provinsi tersebut akan menjadi presiden dan wakil presiden terpilih.
"DKI Jakarta, Jokowi 30,66 persen Prabowo 35,00 persen, belum jawab 34,34 persen," ujar Rully saat memaparkan hasil survei LSI di kantornya, Jakarta, Rabu (4/6).