Tak tinggalkan partai, Dedi Mulyadi tegaskan tetap bersama kader Golkar
Menurut Dedi, yang dibutuhkan partai saat ini adalah energi besar untuk mengkonsolidasikan diri menjelang berbagai kontestasi politik ke depan. Dedi mengaku tidak mengejar jabatan dan kekuasaan, melainkan mengamalkan doktrin karya dan kekaryaan yang menjadi ideologi dasar partai berlambang pohon beringin.
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku tidak memikirkan rekomendasi partainya yang memutuskan mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berpasangan dengan Anggota DPR RI Daniel Muttaqien untuk bertarung di Pemilihan Jawa Barat 2018.
Pria yang lekat dengan peci hitam dan lambang Garuda itu memilih fokus menaikkan elektabilitas partai.
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
-
Apa yang dilakukan Partai Golkar dalam Pilpres 2024? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Dia menyebut, Partai Golkar telah bekerja keras.
"Perjuangan kita sebagai kader masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan perjuangan Bang Akbar Tandjung saat menjaga Partai Golkar dari ancaman pembubaran saat itu," ungkapnya dalam Diskusi bertajuk ‘Tanda Cinta dari Orang Desa untuk Partai Golongan Karya” di Kantor DPD Golkar Jawa Barat, Jalan Maskumambang, Bandung, Selasa (14/11).
Menurutnya, yang dibutuhkan partai saat ini adalah energi besar untuk mengkonsolidasikan diri menjelang berbagai kontestasi politik ke depan. Dedi mengaku tidak mengejar jabatan dan kekuasaan, melainkan mengamalkan doktrin karya dan kekaryaan yang menjadi ideologi dasar partai berlambang pohon beringin.
"Sejak kemarin banyak pernyataan berseliweran di media bahwa Dedi Mulyadi tidak akan meninggalkan Partai Golkar. Ya memang saya mau ke mana? Saya tetap bersama kader. Saya memahami keadaan yang ada, tetapi justru kondisi ini semakin menguatkan hubungan kader dengan saya. Ingat, politik bukan soal nama dalam daftar Pileg, bukan soal rekomendasi Bupati/Walikota dan Gubernur. Tetapi soal pengamalan doktrin karya dan kekaryaan," jelasnya.
Kunci kemenangan ada di kader partai
CEO PolMark Eep Saefullah Fatah memaparkan, selama ini Partai Golkar berhasil bertahan dan tumbuh murni atas kinerja kader arus bawah. Dalam konteks Jawa Barat, dia mengatakan, pemilih di Jawa Barat hanya bisa terpengaruh oleh tokoh dalam unit sosial terkecil, bukan konstelasi elit.
"Jangan kira Jakarta bisa mengatur kemenangan di Provinsi atau Kabupaten/Kota. Seluruh kemenangan itu hanya dapat terwujud atas kinerja kader arus bawah yang mengetuk pintu-pintu rumah para calon pemilih," ujarnya yang bertindak sebagai pembicara kunci dalam diskusi tersebut.
Seharusnya, kata Eep, keputusan yang diambil oleh elit di Jakarta linier dengan keinginan kader arus bawah yang sudah bekerja untuk partai.
"Jangan sampai sepucuk surat yang ditandatangani oleh elit di Jakarta berakibat kontraproduktif terhadap kemajuan partai," ucapnya disambut tepuk tangan kader Golkar Jawa Barat.
(mdk/noe)