Tarik ulur partai Kabah sampai akhirnya berlabuh ke Ridwan Kamil
Sebelum PPP masuk, Emil masih memerlukan delapan kursi buat pencalonannya. Sebab, NasDem yang memiliki lima kursi di DPRD Jabar dan PKB dengan tujuh kursinya belum mencukupi syarat 20 kursi untuk mengajukan calon.
Ridwan Kamil akhirnya bisa bernapas lega karena syarat dukungan 20 kursi DPRD dari parpol telah dikantonginya. Setelah NasDem dan PKB, PPP akhirnya memutuskan mendukung Wali Kota Bandung itu buat maju memperebutkan kursi orang nomor satu di Jawa Barat.
Seperti diketahui sebelum PPP masuk, Emil masih memerlukan delapan kursi buat pencalonannya. Sebab, NasDem yang memiliki lima kursi di DPRD Jabar dan PKB dengan tujuh kursinya belum mencukupi syarat 20 kursi untuk mengajukan calon.
Dengan masuknya PPP yang memiliki sembilan kursi, maka syarat tersebut terlampaui bahkan lebih satu kursi. Sebelumnya, pemberian dukungan dari PPP terhadap Emil melalui proses yang alot. Tarik ulur bahkan sempat terjadi.
Awalnya angin segar menghampiri Emil saat Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum mendatangi rumah dinasnya di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Bandung pada Selasa (5/9) lalu. Saat itu Uu mengaku mendapat mandat dari petinggi PPP buat bertemu dengan Emil. Uu bahkan menyatakan kesiapannya buat mendampingi Emil di Pilgub Jabar.
"Saya mau menjadi wakil Pak RK (Ridwan Kamil)," kata Uu.
Emil sendiri saat itu mengaku siap diduetkan dengan Uu. Menurutnya, Uu merupakan pemimpin yang memiliki pengalaman dan jaringan kuat di Priangan Timur. Namun demikian, hal itu harus melalui sejumlah tahap. Tahap pertama yakni keputusan dari DPP PPP dan tahap kedua menyakinkan koalisi dari partai-partai lain untuk meyakinkan jika Uu yang dipilih oleh PPP menjadi pasangannya di Pilgub Jabar.
Seakan sudah fix mendukung Emil, PPP bahkan membuka diri untuk bermusyawarah dengan partai pendukung Emil buat menentukan calon pendamping yang layak. Sekjen PPP Arsul Sani bahkan menyebut calon wakil Ridwan Kamil bisa juga berasal dari luar partai politik.
"Ya nanti kita musyawarahkan. Bisa juga kan kemudian tidak dari orang partai juga. Harus terbuka juga pimpinannya," kata Arsul di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9) lalu.
Arsul mengakui bakal calon yang memiliki intensitas paling tinggi berkomunikasi dengan PPP adalah Ridwan Kamil. Namun pihaknya saat itu belum memutuskan bakal calon gubernur yang akan diusung.
Namun selang berapa lama Ketua DPW PPP Jabar Ade Munawaroh melontarkan pernyataan yang cukup mengejutkan. Dia menyatakan PPP belum pasti mendukung Emil. Bahkan, dia memberi sinyal PPP bakal membuka poros baru bersama Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN), buat mengusung cagub cawagub di Pilgub Jabar.
"Kami sedang menjalin koalisi poros baru dengan Demokrat dan PAN," kata Ade Munawaroh saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (7/9) lalu.
Ade menegaskan PPP dengan NasDem belum memiliki komitmen apapun. Sebaliknya, PPP justru sudah memiliki komitmen dengan PAN dan Demokrat.
Angin politik PPP pun akhirnya berembus ke Emil. Ketua Umum PPP, Romahurmuziy mengaku telah menyiapkan dua kadernya untuk maju mendampingi Ridwan Kamil sebagai calon wakil gubernur Jabar.
"Dua kader terbaik yang kita siapkan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum dan anggota DPR RI Asep Effendy," kata pria yang akrab disapa Romi itu di Bandara Eltari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (12/9) kemarin.
Usulan dua nama itu, kata Romi, diajukan berdasarkan survei internal yang dilakukan oleh PPP. Dari survei itu terlihat bahwa kebanyakan rakyat Jawa Barat lebih tertarik untuk pasangan calon Gubernur yang berasal dari dunia politik yang disandingkan oleh toko agama.
"Penelusuran kita terhadap survei opini publik pendapat rakyat Jawa Barat dalam Pilkada lebih menghendaki politisi dan ustad, politisi dan ulama baru yang kedua politisi dan pengusaha yang ketiga adalah politisi dan birokrasi dan yang keempat politisi dan akademisi," katanya.
Namun demikian, Romi mengaku masih terus melakukan komunikasi internal terkait calon pendamping Emil tersebut. "Kita masih terus lakukan pertimbangan dan menanyakan pada ulama-ulama kita. tapi kalau dari kategori yang diperlukan atau diinginkan rakyat Jawa Barat mereka lebih menginginkan sosok ulama," katanya.