Tim Jokowi Sebut Kubu Prabowo Ingin Beralibi Kalau Kalah Ngaku Dicurangi
Tim Jokowi Sebut Kubu Prabowo Ingin Beralibi Kalau Kalah Ngaku Dicurangi. Politikus Golkar ini justru menilai ada rencana kubu Prabowo-Sandi untuk menuding adanya kecurangan jika memang benar kalah di Pilpres 2019
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Djoko Santoso mengatakan Prabowo Subianto akan mundur dari perhelatan Pilpres jika terjadi kecurangan. Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengatakan saat ini pertempuran Pilpres 2019 belum dimulai.
Sehingga, lanjut dia, belum bisa dinilai ada kecurangan di pilpres. "Ya pemilu saja kan belum mulai. Bagaimana bisa menyebut ada kecurangan. Bertempur dulu secara sehat lalu bicara soal kecurangan. Pilpresnya saja belum mulai. Pemilunya saja belum mulai. Tetapi kenapa sudah bicara soal itu," kata Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/1).
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
Ace menyoroti alasan Djoko yang melihat unsur kecurangan di karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) memasukkan pemilih disabilitas mental masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Dia menjelaskan pemilih disabilitas mental memiliki tingkatan yang ringan hingga berat.
"Tuna grahita itu kan ada gradasinya. Ada yang disebabkan oleh, ada yang karena autis dan lainnya. Jadi harus kita lihat jenisnya juga. Jadi jangan asal generalisir apa yang dimaksud dengan tuna grahita itu," ungkapnya.
"Pemilu pemilu sebelumnya juga sama diberikan (masuk dalam daftar pemilih). Menurut saya aneh kalau misalnya persoalan ini baru diangkat pada saat pemilu 2019," sambungnya.
Politikus Golkar ini justru menilai ada rencana kubu Prabowo-Sandi untuk menuding adanya kecurangan jika memang benar kalah di Pilpres 2019. Ace juga menilai itu sebagai cara berpikir yang salah.
"Sepertinya ingin menciptakan alibi bahwa kalau kalah, ada yang salah. Menurut saya itu cara berpikir orang yang kalah. Bukan cara berpikir pihak yang selalu optimis menghadapi pertarungan yang sehat di Pilpres 2019," ucapnya.
Sebelumnya, Capres nomor urut 02, Prabowo Subiantodijadwalkan akan menyampaikan pidato kebangsaan, Senin (14/1). Kata-kata kunci sebagai penegas sikapnya dalam Pilpres akan disampaikan dalam penutupan pidato tersebut.
Djoko Santoso, Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga memberikan bocoran yang akan disampaikan mantan Danjen Kopassus itu. Prabowo bisa saja akan mengatakan soal kemungkinan mundur jika terjadi kecurangan.
"Prabowo Subianto akan menyampaikan pidato kebangsaan. Memang supaya enggak terkejut barangkali, kalau tetap nanti akan disampaikan Prabowo Subianto. Pernyataan terakhir Prabowo Subianto adalah, kalau memang potensi kecurangan itu tidak bisa dihindarkan maka Prabowo Subianto akan mengundurkan diri. Karena memang ini sudah luar biasa," kata Djoko di acara Bincang Asik dan Penting (Bising) Gerakan Milineal Indonesia Malang Raya, Minggu (13/1).
"Mosok orang gila disuruh nyoblos. Tuhan saja tidak memberi tanggung jawab pada orang gila. Mosok kita memberi tanggung jawab, bagaimana? Satu hal yang luar biasa," kata Djoko heran.
(mdk/eko)