Timses Jokowi-Ma'ruf: Tes Baca Alquran Bukan Politik Identitas
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menilai tes membaca Alquran bukan politik identitas. Pasalnya, ide itu datang langsung dari masyarakat, bukan diusulkan pasangan calon.
Belum lama ini, Ikatan Dai Aceh mencetuskan ide tes membaca Alquran yang diikuti para capres dan cawapres. Tes ini ditolak oleh kubu Prabowo-Sandi. Banyak pihak juga yang menilai tes ini akan semakin menguatkan politik identitas yang dapat memicu semakin riuhnya politik menjelang Pemilu serentak tahun depan.
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menilai tes membaca Alquran bukan politik identitas. Pasalnya, ide itu datang langsung dari masyarakat, bukan diusulkan pasangan calon. Atas dasar itulah, menurutnya, kubu Prabowo-Sandi tak perlu menolak tes tersebut.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Siapa yang mengusulkan Jokowi sebagai pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
"Uji baca Alquran yang diajukan ulama dan masyarakat Aceh kepada para kandidat capres cawapres bukanlah politik identitas karena ia datang dari keinginan masyarakat sendiri," jelasnya, Senin (31/12).
"Pasangan Prabowo-Sandi baiknya mengamini permintaan masyarakat dan ulama Aceh sebab selama ini mereka mengklaim sebagai capres cawapres hasil keputusan ulama dan selalu mendengungkan pemilih untuk patuh pada ulama," lanjutnya.
Rencana para ulama Aceh yang akan dilaksanakan secara terbuka itu bukan kategori politik identitas karena semua calon beragama Islam. Sehingga, lanjutnya, tak berpotensi meminggirkan kelompok agama lain.
Tujuan tes membaca Alquran itu juga menurutnya bertujuan baik. Salah satunya untuk mengukur kesungguhan kedua kandidat dalam mengamalkan dan menghayati agamanya.
"Sehingga tampak sebenarnya siapa di antara mereka yang sungguh-sungguh menjadikan agama menjadi bagian hidupnya atau hanya sekadar ingin mempolitisasi agama untuk tujuan kekuasaan," kata politikus PKB ini.
Karding juga menilai wajar para ulama Aceh mencetuskan ide tersebut. Mengingat selama ini hukum yang berlaku di daerah Serambi Mekah itu berdasarkan syariat Islam atau disebut qanun.
"Selain itu, umat Islam yang merupakan pemeluk agama mayoritas di negeri ini dan notabene adalah pemilik suara terbesar di Pilpres mendatang berhak untuk tahu seberapa dalam calon pemimpin mereka memahami kitab suci milik mereka sendiri," kata Karding.
"Sehingga dari kemampuan membaca Alquran setidaknya umat Islam sedikit tenang bahwa pemimpin mereka tidak cuma matang secara jasmani tapi juga rohani. Sehingga pada mereka layak digantung harapan untuk kehidupan lebih baik di masa yang akan datang," tutupnya.
Baca juga:
Debat Pilpres, Ma'ruf Amin Hindari Menjelekkan dan Sudutkan Lawan
Amien Soal Tes Baca Alquran: Enggak Tepat, Untuk Pilih Pimpinan Ponpes Bolehlah
Modal Jokowi dan Ma'ruf Amin Hadapi Debat Capres-Cawapres
Ini Jawaban TKN Jokowi-Ma'ruf Atas Usul Tes Baca Alquran bagi Capres-Cawapres
Ma'ruf Amin Siap Penuhi Undangan Tes baca Alquran dari Warga Aceh