Tudingan-tudingan Prabowo yang bikin barisan Jokowi geram
Tudingan itu terkait dengan berbagai kebijakan pemerintah yang telah dilaksanakan.
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto seringkali mengeluarkan pernyataan ataupun tudingan keras terhadap pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Tudingan itu terkait dengan berbagai kebijakan pemerintah yang telah dilaksanakan.
Tak ayal, tudingan Prabowo itu membuat orang terdekat Jokowi geram. Sebab terkadang tidak didasari dengan bukti dan data yang kuat. Lantas apa saja tudingan-tudingan tersebut? Berikut ulasannya:
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Bagaimana Prabowo Subianto mendapatkan dukungan dari Presiden Jokowi? Saat ini, Prabowo menjabat Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.
-
Kenapa Prabowo bertemu Jokowi di Istana? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan.
Tudingan ada mark up dalam pembangunan LRT
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai biaya pembangunan LRT di Indonesia sangat mahal. Padahal berdasarkan data yang dimilikinya, biaya pembangunan untuk LRT di dunia saja hanya berkisar USD 8 juta/km. Sedangkan di Palembang, yang memiliki panjang lintasan 24,5 km, biayanya hampir Rp 12,5 triliun atau USD 40 juta/km.
Dengan nilai yang tinggi tersebut, Prabowo pun menuding ada penggelembungan nilai atau mark-up dalam proyek tersebut. "Coba bayangkan saja berapa mark up yang dilakukan pemerintah untuk 1 km pembangunan LRT. Jika 8 juta dolar itu saja udah mendapatkan untung, apalagi kalau 40 juta dolar," kata Prabowo saat sambutan dalam acara silaturahmi kader di Hotel Grand Rajawali, Palembang, Kamis (21/6).
Soal arah bangsa Indonesia yang menyimpang
Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto memberikan pidato politiknya kepada seluruh kader Gerindra, Rabu (20/6) malam. Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa arah bangsa Indonesia saat ini sudah melenceng dari Pancasila dan UUD 1945. Prabowo lebih menekankan kepada persoalan ekonomi yang sedang dihadapi bangsa Indonesia.
"Apa yang menjadi pusat perhatian Gerindra dari awal saya dan Gerindra melihat bahwa arah kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ini berada di arah dan alur yang salah. Saya berpandangan berkeyakinan bahwa sistem bernegara sistem politik dan sistem ekonomi bangsa kita berada di jalur yang menyimpang. Menyimpang dari apa? Menyimpang dari rencana dan rencana cetak biru yang dibangun oleh pendiri-pendiri bangsa kita yaitu Pancasila dan UUD 1945," kata Prabowo.
Prabowo menilai, bangsa Indonesia saat ini tidak setia terhadap apa yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945. Menurut dia, Pancasila hanya sekadar jadi jargon saja, tapi tidak diamalkan untuk membangun negeri ini.
Indonesia banyak utang
Prabowo Subianto menyebut Indonesia adalah negara yang kaya. Namun, mirisnya pemerintah seperti dijajah oleh utang karena hampir semua potensinya dikuasai oleh asing.
Dia pun membandingkan luas wilayah negara Indonesia yang sama dengan benua eropa yang terbagi dalam 27 negara. "Memprihatinkan, negara kita hidup dari utang. Kalau tidak utang, enggak bisa gajian," katanya, di Hotel Sutan Raja, Kabupaten Bandung, Jumat (30/3).
Terkait utang negara, Prabowo mengaku sudah pernah membahasnya beberapa tahun lalu. Ketika ia menyebut bahwa utang negara sudah Rp 1.000 triliun, tidak ada yang mempercayainya.
Jokowi dituding pencitraan beri bantuan ke Rohingya
Prabowo Subianto menyebut bantuan yang dikirimkan ke Rohingya hanya bentuk pencitraan semata. Menurut dia, sebelum memberikan bantuan ke luar negeri, Indonesia harus memperkuat untuk bangsa sendiri.
"Percaya sama saya, kalau kita kuat, kaum Rohingya kita bantu. Kalaupun kita sekarang kirim bantuan, menurut saya, itu pencitraan. Kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang," kata Prabowo beberapa waktu lalu.
PDIP sebut tudingan Prabowo bukan hal baru
Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menilai pernyataan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto soal arah dan sistem ekonomi Indonesia melenceng dari konstitusi bukan hal baru. Menurutnya, setelah reformasi juga banyak tokoh yang mengungkapkan keprihatinan serupa.
"Jadi sekali lagi bukan barang baru. Kalau sekarang disampaikan lagi, itu sirup lama dalam kemasan baru," kata Hendrawan saat dihubungi merdeka.com, Rabu (20/6).
Sejak zaman orde baru, Hendrawan menilai sistem ekonomi Indonesia telah condong ke arah liberal. Dia mengaku menjadi salah satu orang yang menentang pola pembangunan kala itu.
(mdk/has)