Wasekjen Golkar akui kehormatan partai sudah hilang
Ical dianggap sudah keliru menjalankan strategi perang sejak awal dan dianggap konyol.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar Musfihin Dahlan mengakui jika kehormatan partainya sudah hilang akibat ulah ketua umumnya sendiri, Aburizal Bakrie (Ical). Ical dianggap sudah keliru menjalankan strategi perang menghadapi Pileg dan Pilpres sejak awal.
"Saya kira itu artinya ketum sudah salah menjalankan strategi sejak awal. Sejak awal sudah fokus jadi capres. Rapim kemarin beri mandat 1 orang saja yang maju, itu kan konyol," kata Musfihin kepada merdeka.com, Selasa (20/5).
Musfihin menilai seharusnya Ical harus bertanggungjawab atas nasib yang dialami Golkar sekarang. Sebab, elektabilitas Ical juga dinilai tak mempengaruhi apa-apa untuk partai pohon beringin itu. Ical tak bisa menjadi capres atau pun cawapres.
"Dalam politik kan harus lentur, akhirnya yang terjadi sekarang kehormatan partai jadi hilang, dan menurut saya ketum harus tanggung jawab," ujarnya.
Kendati demikian, Musfihin menganggap wacana mempercepat Musyawarah Nasional (Munas) untuk mengganti Aburizal Bakrie (Ical) hingga kini memang belum ada. Menurut dia rencana munas belum waktunya untuk dilakukan.
"Saya kira kalau munas alasannya harus dipercepat, harus didukung DPD 1 minimal dua pertiga. Harus diputuskan dalam rapimnas. Saya kira wacana itu terlalu prematur, belum ada."
Musfihin menjelaskan bahwa munas di partai beringin itu ada dua munas yang versinya berbeda. Pertama, munas yang berakhir pada 7 Oktober 2014 dan kedua, Munas IX yang dilakukan pada 2015 mendatang.
"Dua produk munas yang bertentangan ini harus diselesaikan juga lewat munas, apakah ada yang diberlakukan atau harus lewat rekomendasi. Jadi karena ada perbedaan dasar hukum munas namun punya kekuatan yang sama," imbuh Musfihin.