Yorrys akui Golkar di bawah Setnov sulit konsolidasikan kader
Yorrys akui Golkar di bawah Setnov sulit konsolidasikan kader. Ketua Korbid Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai mengakui pengurus DPP di bawa kepemimpinan Setya Novanto kesulitan mengonsolidasikan seluruh elemen partai mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah.
Ketua Korbid Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai mengakui pengurus DPP di bawa kepemimpinan Setya Novanto kesulitan mengonsolidasikan seluruh elemen partai mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah.
Yorrys menyebut, tugas konsolidasi merupakan amanat dari Munaslub 2016. Tujuannya demi rekonsiliasi di tubuh Partai Golkar yang 2 tahun belakangan diterpa konflik.
"Ini memang kesepakatan pertama yang memang sudah diwacanakan sebelum akhir 2016 harus konsolidasi semua. Ternyata emang tidak mudah, apalagi ini mengkonsolidasikan 34 tingkat provinsi kemudian 500-an tingkat II dengan berbagai macam persoalan ini kan rekonsiliasi," kata Yorrys di Hotel Puri Denpasar, Kuningan, Jakarta, Minggu (21/5).
Yorrys mengklaim, langkah konsolidasi di tingkat pusat relatif berhasil. Sayangnya, upaya konsolidasi belum maksimal karena pengurus dan kader di beberapa daerah masih bergejolak karena perbedaan pandangan.
"Kalau di tingkat atas ini relatif sudah bisa menerima proses walaupun ada perbedaan. Tapi kalau di tingkat bawah ini kan di tingkat I dan II ini. Kalau tingkat II karena pemahamannya saja kan seperti di Lampung ada gejolak, di Kalbar, Sumut dan Aceh sudah relatif baik," terangnya.
Oleh karena itu, kata Yorrys, Partai Golkar akan mengevaluasi masalah konsolidasi dari pusat ke daerah itu dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas).
"Kita dorong Golkar ini lakukan refleksi pada Oktober kemudian refleksi akhir tahun. Nah Rapimnas ini salah satu juga evaluasi itu," ujar Yorrys.
Selain melakukan evaluasi, kata dia, dalam Rapimnas itu juga akan dibahas soal proyeksi dan persiapan menyambut agenda politik ke depan seperti Pilkada 2018 dan Pemilu Serentak.
"Kemudian mempersiapkan karena kita mulai Juni sudah harus proses-proses kemudian Agustus-Oktober verifikasi faktual kemudian Oktober-Desember itu sudah mulai proses penjaringan caleg, partai kan harus konsolidasi, samakan persepsi kemudian apa yang harus kita kedepankan sesuai target-target," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung menyampaikan sejumlah cacatan refleksi satu tahun kepemimpinan Ketua Umum Setya Novanto. Akbar menilai, konsolidasi di internal Partai Golkar belum berjalan, padahal kepemimpinan Novanto telah berjalan satu tahun. Novanto dinilai belum bisa menyampaikan amanat dan produk Munaslub 2016 kepada seluruh kader Golkar.
"Hasil munaslub, yang saya ketahui belum didistribusikan secara total, produk munas belum diketahui anggota, kader, termasuk yang di dewan. Boleh dikatakan konsolidasi belum berjalan padahal sudah setahun," kata Akbar di acara yang sama.
Akbar juga menganggap, Novanto melakukan upaya komunikasi ke daerah-daerah untuk menyolidkan seluruh unsur partai. Sayangnya, hasil dari upaya Novanto itu belum terlihat hingga sekarang.
"Novanto mencoba melakukan komunikasi daerah belum lihat mempengaruhi soliditas partai, konsolidasi partai ternyata tidak," tegasnya.
Belum terkonsolidasinya internal partai dengan baik, kata dia, terlihat dari banyaknya Pelaksana tugas (Plt) DPD-DPD yang berasal dari pengurus pusat.
"Banyak DPD 1 dipimpin Plt dari pusat, ini memperlihatkan belum terkonsolidasi dengan baik dan mekanisme orangsisas," ujar Akbar.