Irsan Hasan paparkan kendala kesulitan pasien hepatitis dapatkan obat
Irsan Hasan paparkan kendala kesulitan pasien dapatkan obat. Irsan Hasan, memaparkan kendala pasien kesulitan mendapatkan obat hepatitis B dan C terkait perizinan resep.
Hepatitis atau penyakit infeksi serius pada hati ini memang membutuhkan penanganan serius. Namun, tak semua pasien mampu untuk mengakses vaksin hepatitis ini.
Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Irsan Hasan, memaparkan kendala pasien kesulitan mendapatkan obat hepatitis B dan C terkait perizinan resep.
-
Bagaimana cara mencegah hepatitis? Vaksinasi adalah langkah utama dalam mencegah hepatitis, terutama untuk hepatitis A dan B.
-
Apa itu hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh berbagai virus menular dan agen tidak menular yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan, beberapa di antaranya dapat berakibat fatal.
-
Siapa yang berisiko terjangkit Hepatitis B? Hepatitis B dan C, misalnya, dapat ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi. Penularan bisa terjadi melalui transfusi darah, hubungan seksual tanpa pengaman, dan bahkan dari ibu ke bayi selama proses kelahiran.
-
Di mana hepatitis dapat menyebar? Di antara penyebab utama hepatitis adalah infeksi virus, seperti hepatitis A, B, dan C, yang dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh atau makanan dan minuman yang terkontaminasi.
-
Kapan Hari Hepatitis Sedunia diperingati? Pada tanggal 28 Juli setiap tahun, dunia memperingati Hari Hepatitis Sedunia untuk meningkatkan kesadaran global mengenai hepatitis.
-
Siapa yang menemukan virus hepatitis B? Tanggal 28 Juli dipilih sebagai Hari Hepatitis Sedunia karena bertepatan dengan hari ulang tahun Dr. Baruch Blumberg, seorang ilmuwan pemenang Hadiah Nobel yang menemukan virus hepatitis B (HBV) pada tahun 1967.
"Selama ini, yang berhak memberikan resep obat hanya konsultan gastroenterologi. Saya sebagai konsultan gastroenterologi bisa memberikan resep obat," jelas Irsan saat ditemui usai acara "Peranan Uji Diagnostik dalam Memerangi Hepatitis" di Jakarta, ditulis Jumat (27/7/2018).
Akar masalahnya, kata Irsan, jumlah konsultan gastroenterologi di Indonesia hanya 155 orang. Seluruh konsultan gastroenterologi pun berada di Indonesia bagian barat. Sementara, di Indonesia bagian timur sama sekali tidak ada konsultan gastroenterologi.
Simak video menarik berikut ini:
Takut salah digunakan
Irsan sempat bercerita alasan hanya konsultan gastroenterologi yang meresepkan obat antivirus hepatitis B dan C.
"Awal ceritanya, obat antivirus itu takut digunakan dengan indikasi yang salah. Sementara itu, yang belajar soal obat itu kan konsultan gastroenterologi," ungkap Irsan.
Oleh karena itu, perizinan obat dipersempit, hanya konsultan gastroenterologi saja. Dokter spesialis penyakit dalam biasa tidak bisa meresepkan obat antivirusnya.
Nah, jika membahas mengenai penyakit hepatitis. Sudah tahukah anda makanan apa saja yang harus dihindari oleh penderitanya? Ya, beberapa diantaranya ialah gorengan, cabai, lada, kafein, alkohol dan kacang.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/mg2)