Mengapa Dekat dengan Gebetan Bisa Buat Kita Deg-degan Hingga Anxiety?
Dekat dengan orang yang disukai bisa menyebabkan badai di hati kita bahkan hingga menimbulkan anxiety.
Bayangkan Anda sedang mengantre di kedai kopi, menunggu giliran untuk memesan. Setelah memesan, Anda berbincang singkat dengan barista yang melayani. Obrolan sederhana tentang cuaca atau minuman favorit berubah menjadi momen canggung ketika pipi Anda terasa memanas, tangan mulai mengetuk meja, dan tawa kecil keluar tanpa disadari. "Kenapa aku begini?" mungkin terlintas di pikiran Anda.
Jika Anda pernah merasa gugup tanpa alasan jelas saat dekat dengan seseorang yang Anda sukai, Anda tidak sendirian. Fenomena ini ternyata memiliki penjelasan psikologis yang menarik. Para ahli mengungkapkan bahwa rasa gugup ini adalah bagian dari respons alami tubuh terhadap ketertarikan romantis, sekaligus menjadi tanda bahwa kita sedang berhadapan dengan emosi yang intens.
-
Kapan rasa takut berlebihan menjadi gejala dari masalah kesehatan mental? Ketakutan juga bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi kesehatan mental termasuk gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, fobia, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
-
Apa itu anxiety? Anxiety atau kecemasan adalah respons emosional yang biasa dialami oleh semua orang. Anxiety adalah reaksi alami terhadap stres dan situasi yang menantang.
-
Bagaimana anxiety bisa muncul? Hal tersebut merupakan bagian dari respons "fight or flight" tubuh, ketika otak melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, sehingga mempersiapkan tubuh untuk merespons bahaya yang dirasakan.
-
Kata-kata sakit hati apa yang bisa meluapkan kekecewaan dan kesedihan? Kata-kata sakit hati tapi bijak terkadang diperlukan untuk meluapkan rasa kecewa. Sakit hati tak melulu soal cinta, dalam menjalani kehidupan akan ada permasalahan yang datang silih berganti. Masalah inilah yang seringkali melukai perasaan dan menyebabkan sakit hati.
-
Bagaimana mengatasi rasa kesepian? Membangun hubungan yang kuat dan memiliki koneksi yang berarti dengan orang lain bisa membantu mengurangi risiko-risiko tersebut. Untuk mengatasi masalah kesepian ini, terdapat sejumlah hal yang bisa kita terapkan dilansir dari Psychology Today: Terlibat dalam Kegiatan Sosial yang Berarti Ikutlah dalam kegiatan komunitas, klub hobi, atau sukarelawan. Aktivitas ini dapat membuka kesempatan untuk bertemu orang baru dan membangun hubungan yang lebih dalam dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama.
-
Apa masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh sebagian besar penduduk Indonesia? Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Sementara itu, diketahui juga bahwa lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
Psikologi di Balik Anxiety Saat Dekat dengan Orang yang Disukai
Mengapa tubuh kita bereaksi seperti ini? Dilansir dari Verywell Mind, menurut Linda Whiteside, MA, LCPC, dari NuView Treatment Center di Los Angeles, kebiasaan gugup seperti menyentuh rambut, tersipu, atau menggerak-gerakkan tangan adalah "perilaku otomatis yang dilakukan seseorang saat mereka merasa gugup atau tidak nyaman."
Meskipun kebiasaan ini membantu meredakan stres, Whiteside menjelaskan bahwa mereka sering berkembang menjadi respons refleks terhadap rasa tidak nyaman. “Reaksi fisik seperti tersipu atau menggeliat adalah cara tubuh melepaskan ketegangan dan menyesuaikan diri dengan intensitas emosional,” katanya.
Menariknya, anxiety dan kegembiraan memiliki keterkaitan erat. Keduanya adalah emosi dengan tingkat arousal tinggi yang memicu respons fisiologis serupa, seperti detak jantung meningkat atau tangan berkeringat.
Namun, kebiasaan gugup ini justru dapat memperburuk kecemasan. Aaron Gilbert, LCSW, pendiri Boston Evening Therapy Associates, menjelaskan, “Ketika kita menyadari kebiasaan gugup kita, kita mulai khawatir tentang bagaimana kita terlihat di mata orang yang kita sukai. Akibatnya, kita bisa meninggalkan interaksi tersebut dengan rasa malu, takut kebiasaan itu justru membuat kita tampak tidak menarik.”
Tanda-Tanda Umum Ketertarikan Romantis
Rasa gugup akibat ketertarikan romantis dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik secara fisik maupun perilaku. Berikut adalah beberapa tanda yang sering muncul:
- Pengertian Anxiety, Mengetahui Gangguan Kecemasan dan Solusinya
- Sejarah Perkembangan Anxiety Disorder, Dari Sindrom Orang Elit ke Gangguan Kesehatan Global
- 10 Kondisi Kesehatan yang Sering Salah Disangka Sebagai Serangan Anxiety
- 3 Teknik Menenangkan Diri Saran Psikolog, Praktikkan saat Anxiety Muncul
Tanda Fisik
Menyentuh rambut atau wajah secara berulang.
Berkeringat atau tersipu.
Menggerak-gerakkan tangan atau benda di sekitar.
Tanda Perilaku
Gagap atau salah bicara.
Tertawa gugup, baik terlalu keras maupun pelan.
Menghindari atau justru mempertahankan kontak mata yang terlalu intens.
Bagaimana Memahami Kebiasaan Gugup Ini?
Membedakan apakah rasa gugup Anda disebabkan oleh ketertarikan atau sekadar anxiety bisa menjadi tantangan. Whiteside menyarankan untuk memperhatikan konteks di mana kebiasaan gugup tersebut muncul.
Lingkungan yang ramai atau penuh stimulasi, misalnya, dapat memicu kebiasaan gugup, terutama pada individu dengan sensitivitas sensorik tinggi, seperti mereka yang hidup dengan ADHD. Kepribadian juga memainkan peran besar. “Introvert lebih rentan merasa kewalahan dalam lingkungan yang sangat menstimulasi, sehingga mereka lebih mungkin menunjukkan kebiasaan gugup sebagai mekanisme penyesuaian,” ungkap Dr. Dakiri Quimby, seorang profesor di University of Southern California.
Selain itu, kondisi mental seperti gangguan kecemasan umum (GAD) juga dapat menyebabkan tanda-tanda fisik seperti berkeringat atau gelisah, yang mungkin tidak selalu terkait dengan ketertarikan romantis.
Pengaruh Gender dan Budaya
Gender dan budaya juga memengaruhi bagaimana seseorang mengekspresikan kecemasan atau ketertarikan. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Emotion Review pada 2015, perempuan di budaya Barat cenderung lebih ekspresif secara emosional, sementara laki-laki sering kali diajarkan untuk "menahan" perasaan mereka.
Faktor budaya lainnya juga berperan penting. Dalam penelitian tahun 2016 yang diterbitkan di Emotion, ditemukan bahwa masyarakat individualis, seperti di Amerika Serikat, cenderung lebih terbuka dalam mengekspresikan emosi dibandingkan masyarakat kolektivis seperti di China, yang lebih mengutamakan ketenangan emosional.
Mengelola Rasa Gugup
Jadi, bagaimana kita mengelola rasa gugup ini? Gilbert menyarankan untuk memulai dengan memahami asal usul perasaan tersebut. “Jika Anda melihat seseorang menunjukkan kebiasaan gugup di sekitar Anda, langkah pertama yang terbaik adalah mencoba memahami mereka,” katanya. “Kemungkinan besar, Anda pernah merasakan hal yang sama sebelumnya.”
Untuk meredakan ketegangan, cobalah membangun suasana nyaman. Salah satu pendekatan yang berani adalah dengan mengakui rasa gugup Anda secara langsung. Gilbert menyebut, “Mengatakan sesuatu seperti, ‘Aku merasa gugup sekarang,’ atau, ‘Aku baru sadar sering memainkan rambutku kalau gugup,’ dapat membantu mencairkan suasana.”
Rasa gugup saat berada di dekat gebetan adalah hal yang manusiawi dan umum terjadi. Dengan sedikit waktu dan pengamatan, Anda dapat membedakan apakah rasa gugup itu berasal dari ketertarikan romantis atau hanya kecemasan biasa.
Yang terpenting, tetaplah bersikap baik pada diri sendiri dan orang lain selama proses ini. Kebiasaan gugup adalah bagian dari kondisi manusia, dan setiap orang pasti mengalaminya di suatu titik. Dengan memahaminya, Anda dapat membuka diri untuk membangun hubungan yang lebih bermakna.