Putus Rantai Penyebaran Corona Lewat Rajin Cuci Tangan Hingga Imunisasi Vaksin
Magic formula atau rumus ajaib dalam menangani pandemi ini adalah Flattening the Curve atau Melandaikan Kurva. Caranya sudah dilakukan pemerintah lewat intensifikasi pelacakan kasus, pemeriksaan masif, dan pengobatan yang efektif atau tracing, testing, treatment.
Penyebaran Covid-19 yang berkepanjangan perlu ditangani dengan cara-cara yang efektif dan cepat. Salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi ini adalah dengan mengeluarkan Perpres No 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan vaksin Covid-19 dan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19.
Magic formula atau rumus ajaib dalam menangani pandemi ini adalah Flattening the Curve atau Melandaikan Kurva. Caranya sudah dilakukan pemerintah lewat intensifikasi pelacakan kasus, pemeriksaan masif, dan pengobatan yang efektif atau tracing, testing, treatment.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Sementara, 270 juta orang Indonesia diharapkan secara kompak dan solid melakukan protokol kesehatan sebagai langkah pencegahan paling jitu. Disiplin memakai masker dengan benar, menjaga jarak yang aman lebih dari satu meter dengan orang lain, yang juga berarti menjauhi kerumunan. Terakhir, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Perilaku terakhir ini bahkan dirayakan setiap 15 Oktober di seluruh dunia dalam kerangka Global Hand Washing Day atau Hari Cuci Tangan Pakai Sabun seDunia (HCTPS).
Vaksinasi menjadi bagian langkah penting intervensi dalam pandemi Covid-19. Pemberian kekebalan tubuh untuk melawan virus yang sudah dikenali ini manjur mengendalikan wabah bahkan memberantas dan menghilangkan penyakit dari dunia, seperti cacar dan polio.
Dengan didukung oleh program lainnya seperti menjaga kebersihan, kampanye vaksinasi akan makin melandaikan kurva sampai ke titik terkendali dan bahkan suatu saat, terbasmi. Itulah saat kekebalan tubuh massal atau imunitas kolektif terbentuk.
Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, menjelaskan bahwa Herd Immunity merupakan sebuah situasi di mana sejumlah populasi dari sebuah area atau komunitas menjadi kebal terhadap penyakit tertentu sehingga terlindungi dari penularan penyakit tersebut.
Salah satu cara untuk membuat sebagian besar dari populasi kebal terhadap penyakit tersebut adalah melalui proses vaksinasi, di mana tubuh manusia akan membentuk antibodi terhadap penyakit tersebut.
"Jika vaksinasi sukses dilaksanakan terhadap sebagian besar populasi, maka Herd Immunity dapat muncul dengan sendirinya. Walau proses ini tidak memakan waktu sebentar, namun metode ini sudah terjamin efektif," terang Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang juga bergelar adjunct professor di Tufts University, Amerika Serikat.
"Paling mudah amati kasus Polio dan Cacar atau Smallpox, di mana sebagian besar populasi sudah kebal terhadap penyakit tersebut sehingga dapat menciptakan herd immunity dan secara perlahan memberhentikan penyebaran penyakit," jelas Prof Wiku.
Selanjutnya, Herd Immunity tidak hanya untuk melindungi diri sendiri, namun orang lain dan lebih spesifik lagi orang sekitar kita. Jika karena suatu alasan medis seperti imun yang lemah atau penyakit komorbid seseorang tidak mampu mengikuti proses vaksinasi, masyarakat sekitar dapat melindungi orang-orang tersebut karena terciptanya Herd Immunity.
"Jelas sudah bahwa dengan berpartisipasi dalam vaksinasi, kita dapat melindungi orang lain dari serangan penyakit menular. Perlindungan lewat vaksinasi merupakan cara yang efektif dalam mencapai kekebalan kelompok. Ketika sebagian besar orang ikut imunisasi dan kebal, penyebaran penyakit akan terhambat secara signifikan. Vaksin melindungi diri, melindungi negeri," tegas Profesor Wiku.
"Dan tetap tingkatkan disiplin dan jaga kebersihan bersama-sama. Maka pandemi ini bisa jadi lebih cepat ditundukkan, berkat gotong-royong dan kerjasama kita semua."
Baca juga:
Update 14 Oktober, Jakarta dan Jawa Barat Catat Penambahan Kasus Covid-19 Tertinggi
Dokter Kandungan Ungkap Belum Ada Bukti Bayi dalam Kandungan Terpapar Covid-19
Update 14 Oktober, Tambah 4.127 Kasus, Total Ada 344.749 Positif Covid-19
Pemerintah Minta Masyarakat Tak Takut Investasi dan Tetap Belanja di Masa Pandemi
10 Klaster Penyebaran Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta, Asrama dan Pesantren Tertinggi
Pasien Sembuh dari Covid-19 di Riau Bertambah 121 Orang, Total 6.367
Batasi Aktivitas di Luar Rumah, Ini Kegiatan Tina Toon Selama Masa Pandemi