3 Kekuatan Timnas Indonesia yang Bakal jadi Modal untuk Mengimbangi Jepang di GBK
Timnas Indonesia berkomitmen untuk berjuang sekuat tenaga dan menganggap pertandingan melawan Jepang sebagai laga penentu, layaknya final.
Timnas Jepang boleh merasa percaya diri saat mengunjungi Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta. Namun, mereka harus ingat bahwa stadion yang legendaris ini bisa menjadi tempat yang sangat menakutkan bagi mereka. Timnas Indonesia telah melupakan kekalahan dari China dan kini bertekad untuk menjadikan Jepang sebagai sasaran pelampiasan. Meskipun Jepang merupakan tim yang sulit dikalahkan, laga di matchday 5 Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang dijadwalkan pada 15 November mendatang adalah kesempatan yang tepat bagi Skuad Garuda untuk menerapkan prinsip yang diungkapkan oleh Sir Alex Ferguson: 'I don't like losing'.
Tak seorang pun menyukai kekalahan, terutama bagi pasukan Shin Tae-yong yang berambisi untuk mencapai Piala Dunia 2026, meskipun jalan yang harus dilalui penuh rintangan. Kekalahan 1-2 dari China seharusnya menjadi motivasi bagi Jay Idzes dan kawan-kawan menjelang pertandingan melawan Jepang, yang di atas kertas lebih diunggulkan. Jepang, yang saat ini mengantongi 10 poin, berada di puncak klasemen Grup C dan belum pernah kalah dalam empat pertandingan sebelumnya. Sebagai negara yang sering tampil di Piala Dunia, Jepang telah mencapai babak 16 besar dalam empat dari tujuh edisi terakhir sejak 1998, sehingga mereka tentu membawa reputasi yang menakutkan bagi Jay Idzes dan tim.
- Pengamat Sebut Timnas Indonesia Punya Kans Bikin Kejutan di Laga Lawan Jepang: Kuncinya Matikan Mitoma!
- Eks Pemain Indonesia yang Pernah Kalahkan Jepang Beri Bocoran Agar Timnas Menang
- Jepang Takkan Meremehkan Timnas Indonesia, Tapi Suka Main di GBK
- Pengamat Menilai Terlalu Berbahaya jika Timnas Indonesia Main Terbuka Lawan Jepang
Namun, Jepang harus tetap waspada, karena Timnas Indonesia telah bertekad untuk bertarung habis-habisan dan menganggap pertandingan ini sebagai final.
"Kami akan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk pertandingan berikutnya," ungkap Shin Tae-yong.
Dalam catatan sejarah, Indonesia dan Jepang telah bertemu sebanyak 16 kali sejak tahun 1954. Jepang masih unggul dengan sembilan kemenangan, sementara Indonesia hanya meraih lima kemenangan, dan dua pertandingan berakhir imbang. Meskipun Jepang lebih diunggulkan, Ayase Ueda dan rekan-rekannya harus berhati-hati karena mereka akan memasuki "sangkar" Garuda yang terluka dan siap melawan dengan tenaga yang luar biasa. Selain itu, ada tiga kekuatan lain yang bisa menjadi ancaman serius bagi Jepang. Apa saja kekuatan tersebut?
Suporter
Dipastikan bahwa ribuan penggemar setia akan memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta. Dukungan langsung untuk tim favorit mereka akan menjadi tekanan sekaligus tantangan bagi para pemain Jepang. Sudah menjadi rahasia umum bahwa semangat dan kekuatan Jay Idzes dan rekan-rekannya meningkat pesat setiap kali bertanding di markas mereka. Kehadiran para suporter dan aura magis Stadion Gelora Bung Karno seolah memberikan kekuatan tambahan yang luar biasa.
Sebagai contoh, saat melawan Australia, tim Socceroos tidak mampu berbuat banyak dan hanya bisa puas dengan hasil imbang tanpa gol. Setelah pertandingan di Senayan, pelatih Graham Arnold pun dipecat. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh dukungan suporter dan atmosfer stadion terhadap performa tim di lapangan.
Pemain Naturalisasi yang Baru
PSSI tidak hanya berhenti pada Eliano Reijnders dan Mees Victor Hilgers, tetapi juga berencana untuk menaturalisasi pemain keturunan lainnya. Salah satu nama yang paling banyak dibicarakan adalah Kevin Diks, seorang bek yang saat ini bermain untuk klub besar Denmark, Copenhagen. Diharapkan, Kevin Diks dapat tampil saat menghadapi Jepang pada 15 November mendatang.
Selain itu, PSSI sudah memiliki daftar pemain keturunan lain yang juga akan segera dinaturalisasi. Kemungkinan besar, striker muda berbakat Indonesia, Jens Raven, juga akan dipanggil ke tim senior untuk menambah variasi di lini depan. Dengan langkah-langkah ini, PSSI berupaya memperkuat skuad nasional dan meningkatkan daya saing tim di kancah internasional. Melalui proses naturalisasi ini, diharapkan bisa membawa dampak positif bagi perkembangan sepak bola Indonesia ke depannya.
Jeda Istirahat
Setelah mengalami kekalahan dari China, tim pelatih segera melakukan evaluasi menyeluruh di semua sektor. PSSI, melalui ketua umumnya Erick Thohir, juga sudah berkomunikasi dengan pelatih kepala Shin Tae-yong mengenai langkah-langkah yang perlu diambil untuk menghadapi Jepang. Dengan waktu persiapan yang cukup panjang, STY memiliki kesempatan untuk mempersiapkan timnya secara maksimal, termasuk menganalisis kekuatan dan kelemahan Jepang. Hal ini menjadi penting, terutama setelah Jepang hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan Australia dalam pertandingan terakhir mereka.
Pertandingan melawan Australia menjadi momen yang kurang memuaskan bagi Jepang, yang sebelumnya berhasil meraih kemenangan atas Arab Saudi, China, dan Bahrain dalam tiga laga berturut-turut. Dalam duel tersebut, para penyerang Jepang tidak berhasil mencetak gol, dan satu-satunya gol yang mereka dapatkan berasal dari gol bunuh diri pemain Australia, Cameron Burgess. Dengan kondisi ini, terlihat jelas bahwa Skuad Garuda masih memiliki peluang untuk mengalahkan Jepang. Semangat dan keyakinan tim tetap tinggi, dan mereka percaya bahwa kemenangan bisa diraih!