Media Asing Ikut Soroti Bahrain yang Menolak Main di Jakarta, jadi Preseden Buruk jika Dikabulkan FIFA
Media internasional menganggap bahwa akan ada preseden negatif jika FIFA mengabulkan permohonan Bahrain untuk menolak bermain di kandang Timnas Indonesia.
Sepak bola nasional saat ini tengah menjadi sorotan akibat sikap Bahrain yang menolak untuk bertanding di Indonesia dalam rangka kualifikasi Piala Dunia 2026. Penolakan ini muncul setelah hasil imbang 2-2 yang terjadi saat Bahrain menjamu Timnas Indonesia pada 10 Oktober 2024. Pertandingan tersebut berlangsung di Bahrain National Stadium, Riffa, sebagai bagian dari pekan ketiga Grup C pada putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Sebelum pertandingan berlangsung, terdapat kejanggalan terkait penunjukan wasit, yaitu Ahmed Al-Kaf dari Oman, untuk memimpin jalannya laga.
Timnas Indonesia sempat tertinggal setelah gol Mohamed Marhoon di menit ke-15. Namun, skuad Garuda berhasil menyamakan kedudukan melalui Ragnar Oratmangoen pada menit 45+3 dan Rafael Struick di menit ke-74. Wasit Al-Kaf memberikan tambahan waktu enam menit setelah waktu normal, dan hingga saat itu, skor masih 2-1 untuk Timnas Indonesia. Namun, situasi berubah ketika Marhoon mencetak gol pada menit kesembilan setelah waktu normal berakhir, yang jelas melampaui keputusan wasit. Hasil akhir 2-2 ini menjadi kontroversial bagi Timnas Indonesia, karena seharusnya pertandingan sudah berakhir sebelum Bahrain mencetak gol kedua. Kejadian ini berdampak luas, termasuk peretasan akun media sosial dan penandaan lokasi di Google Maps.
Jadi Sorotan Internasional
Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) mengungkapkan bahwa mereka telah menerima ancaman dari masyarakat Indonesia. Akibat situasi ini, mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan di Indonesia pada 25 Maret 2025 untuk fase Grup C. Menanggapi hal ini, AFC sebagai konfederasi sepak bola Asia segera bertindak dan menyatakan bahwa ini adalah masalah yang sangat serius. Namun, keputusan AFC justru menarik perhatian dunia dan menjadi sorotan.
Berbagai media internasional mengkritik sikap Bahrain serta respons AFC yang dinilai tidak adil. Media asal Vietnam, Bongda24h, juga memberikan perhatian terhadap isu ini. Tindakan Bahrain seharusnya berujung pada sanksi terhadap mereka, mengingat Indonesia telah memberikan jaminan keamanan bagi ofisial, staf pelatih, dan pemain Bahrain.
Terlalu Berlebihan
Tuntutan Bahrain agar pertandingan dilaksanakan di luar Indonesia dianggap terlalu berlebihan. Tim-tim dari Asia Tenggara telah terbiasa bermain di Indonesia dan tetap dapat menjalani pertandingan meskipun menghadapi tekanan dari suporter lokal.
"FIFA belum menanggapi permintaan Bahrain. Meski demikian, para ahli menilai kemungkinan disetujuinya usulan BFA cukup kecil," tulis tulis Bongda24h.
Hal ini disebabkan FIFA harus berkoordinasi dengan tim tuan rumah untuk merubah lokasi pertandingan, sehingga sulit bagi Indonesia untuk memenuhi permintaan Bahrain.
"Bahkan, FIFA harus mengubah venue beberapa pertandingan kualifikasi Piala Dunia. Namun, keputusan-keputusan tersebut sebagian besar berasal dari alasan keamanan dan politik, bukan karena tuntutan satu pihak," imbuhnya.
Jika FIFA setuju dengan permintaan Bahrain, hal ini dapat menciptakan preseden buruk bagi tim-tim lainnya yang mungkin akan mengajukan tuntutan serupa di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi FIFA untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan tersebut, agar tidak merugikan integritas kompetisi.
Berikan Argumen yang Logis
Pernyataan dari Bongda24h mengacu pada beberapa tim nasional yang terpaksa tidak dapat menggelar pertandingan kandang mereka sendiri dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Salah satu contohnya adalah Palestina, yang saat ini berada dalam kondisi perang dan harus mengadakan pertandingan di Malaysia dan Qatar.
Sementara itu, Bahrain menghadapi situasi yang berbeda, di mana mereka mengajukan permintaan sepihak yang dinilai tidak berdasar. Tindakan Bahrain ini telah menjadi bahan olok-olok di seluruh dunia, dengan banyak pihak menilai bahwa mereka menunjukkan sikap pengecut dan menggunakan tekanan internasional sebagai alasan untuk tidak bersikap sportif dalam kompetisi Grup C.
Hingga saat ini, tidak ada perubahan terkait lokasi pertandingan, dan Bahrain tetap diharuskan untuk bertandang ke Indonesia pada tanggal 25 Maret 2025. Jika mereka gagal melakukannya, maka Bahrain akan menghadapi sanksi berupa kekalahan otomatis (walkover). Situasi ini mencerminkan betapa kompleksnya dinamika yang terjadi dalam dunia sepak bola internasional, terutama ketika faktor politik dan keamanan turut memengaruhi jalannya pertandingan.