Bentuk dukungan berbeda dari Viking Boys buat Persib Bandung
"Kita sudah 14 kali koreografi di kandang, dan di Jepara satu kali waktu musim kompetisi kemarin (2014)," kata Taufik.
Bagi tim sepak bola yang sedang bertanding, suporter merupakan pembangkit semangat dengan dijuluki pemain ke-12 saat berada di Stadion. Selain dengan bernyanyi dan menyerukan yel-yel, banyak lagi bentuk dukungan dilakukan para suporter untuk memotivasi idolanya saat bertanding di rumput hijau.
Namun berbeda dengan bentuk dukungan oleh Bobotoh--pendukung Persib--yang tergabung dalam Viking Boys. Beberapa kali, mereka melakukan koreografi dengan bermacam-macam bentuk saat pertandingan Persib Bandung.
"Awalnya, kita ingin kasih dukungan yang lebih ke Persib, jadi datang ke stadion enggak cuman nonton doang. Tahun 2013 kita mulai bikin koreografi," kata salah seorang anggota Viking Boys, Taufiq Rizky, di Stadion Sidolig, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Senin (12/10).
Awal dibentuknya Viking Boys, kata dia, merupakan ide dari Sang Panglima Viking, Almarhum Ayi Beutik. Kini para anggotanya hanya meneruskan. "Dikasih nama Viking Boys dari Mang Ayi. Pesan Mang Ayi waktu itu, urang mah geus kolot, ayeuna bagian maraneh. (Saya sudah tua, sekarang giliran kalian," katanya.
Taufiq mengatakan telah melakukan sebanyak 15 bentuk koreografi saat pertandingan Persib Bandung. Berawal ingin memberikan suatu dukungan yang lebih dan berbeda, maka koreografi menjadi dukungan khas salah satu komunitas suporter yang beranggotakan 20 orang ini.
"Kita sudah 14 kali koreografi di kandang, dan di Jepara satu kali waktu musim kompetisi kemarin (2014)," katanya.
Taufiq mengimbuhkan, para suporter tim Eropa yang mengawali aksi koreografi itu, menjadi referensi Viking Boys untuk melakukan hal sama. Ia menyebutkan kelompok pendukung klub Eropa yang menjadi contoh di antaranya adalah, suporter Borussia Dortmund, AC Milan, dan Bayern Munchen.
Meski begitu, menciptakan dukungan berbeda dari yang lain, bukan tanpa kendala. Masalah dana kerap menjadi penghambat kreativitas para anak muda ini.
"Kendalanya pasti dana, dan kita menyiasati pakai dana talangan. Sudah sering ngajuin proposal tapi jarang tembus. Untuk sekali koreografi habis dana 7 sampai 8 juta. Pak Wali Kota (Ridwan Kamil) dan Pak Umuh (Manajer Persib) suka bantu dana," tuturnya.
Untuk berkoordinasi dengan para bobotoh lainnya di Stadion, Taufiq mengatakan tidak ada kesulitan. Sebab sebelum masuk ke tribun penonton, Viking Boys memberitahukan terlebih dahulu rencana koreografi.
"Di setiap gerbang sudah di kasih tahu ke Bobotoh yang datang nanti ada koreo. Di kursi sudah disiapin kertas plastik," ujarnya.
Taufiq menuturkan, pihaknya tak menutup kesempatan untuk masyarakat pencinta Persib Bandung khususnya yang ingin menyumbangkan ide baru untuk koreografi. "Kalau ada masyarakat yang ingin menyumbangkan ide, bahkan dana, bisa mention ke Twitter @viking_boys saja," tandasnya.