Roller Coaster Karier Rahmad Darmawan, Pernah Langganan Juara hingga Rasakan Pahitnya Degradasi
Roller Coaster Karier Rahmad Darmawan, Pernah Langganan Juara hingga Rasakan Pahitnya Degradasi
Bola.com, Jakarta - Pelatih kenamaan Rahmad Darmawan sedang dalam ujian awal musim BRI Liga 1 2021/2022. Tim yang ditanganinya, Madura United mendapatkan start buruk di tiga laga awal.
Tim berjuluk Laskar Sape Kerap itu sempat berada di zona degradasi. Baru di pekan keempat, Madura United bisa memetik kemenangan. Mereka meraih tiga poin pertama setelah mengalahkan PSS Sleman 1-0 di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Sabtu (25/9/2021).
-
Apa itu BRI Liga I? Liga tertinggi sepak bola Indonesia ini akan dimulai pada tanggal 9 Agustus 2024, dengan pertandingan pembuka antara Persib Bandung dan PSBS Biak.
-
Di mana BRI Liga I dimainkan? Liga tertinggi sepak bola Indonesia ini akan dimulai pada tanggal 9 Agustus 2024, dengan pertandingan pembuka antara Persib Bandung dan PSBS Biak.
-
Siapa yang menjadi juara bertahan BRI Liga 1? Persib Bandung, yang merupakan juara bertahan, berhasil mempertahankan gelar terbaiknya di BRI Liga 1 2023/2024.
-
Siapa yang menjadi juara bertahan BRI Liga I? Persib Bandung, yang merupakan juara bertahan, berhasil meraih gelar terbaik di BRI Liga 1 2023/2024.
-
Siapa saja pemain Timnas Indonesia yang berasal dari BRI Liga 1? Saat ini sudah ada 12 pemain yang bergabung dengan Timnas Indonesia. Mereka berasal dari BRI Liga 1,
-
Di mana pertandingan pembuka BRI Liga 1 2024/2025 digelar? Kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia ini resmi dibuka pada 9 Agustus 2024 dengan pertandingan antara Persib Bandung dan PSBS Biak, di mana juara bertahan berhasil meraih kemenangan dengan skor 4-1.
Posisi pelatih yang akrab disapa RD itu untuk sementara kembali aman. Sebelumnya, dia sempat diprotes fans Madura United di media sosial.
Insiden seperti itu cukup langka sepanjang karier kepelatihan pelatih berusia 54 tahun asal Lampung itu. Sebelumnya, bukan hal biasa Rahmad Darmawan dihujani kritik di awal musim.
Momen itu seakan jadi roller coaster baginya. Sejak tahun 2005 dia dikenal sebagai pelatih papan atas Indonesia. Koleksi gelar juaranya lengkap, antara lain membawa Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC juara ISL 2005 dan 2007. Selain itu, dia mempersembahkan gelar Copa Indonesia tiga kali beruntun untuk Sriwijaya musim 2008, 2009 dan 2010.
Sementara prestasinya untuk negara, membawa Timnas Indonesia U-23 meraih medali perak di SEA Games 2011 dan 2013. Periode 2005 hingga 2017 bisa dibilang jadi era keemasannya. Dia selalu menangani tim kuat. Manajemennya pun sehat, sehingga materi pemain yang dibawa selalu punya kualitas dan berbanderol mahal.
Di Arema FC musim 2013 misalnya. RD, sapaan akrabnya, punya para striker yang musim sebelumnya menduduki 5 teratas top skorer musim sebelumnya, seperti Cristian Gonzales, Beto Goncalves, Greg Nwokolo dan Keith Kayamba Gumbs. Meski tidak juara, dia mengantarkan Arema jadi runner up dan bermain di Piala AFC pada musim selanjutnya.
Pada musim 2016 dan 2017, Rahmad Darmawan sempat berkarier di Malaysia bersama T-Team. Dia membawa tim itu dari kasta kedua promosi ke Malaysia Super League. Baru musim 2018 dia pulang ke Indonesia bergabung ke tim lamanya, Sriwijaya FC.
Dia membangun tim bertabur bintang lagi. Pemain sekelas Hamka Hamzah, Makan Konate, Esteban Vizcarra, Adam Alis, Beto Goncalves dan lainnya dikumpulkan. Sayang, di tengah jalan tim ini kehabisan finansial. Kabarnya akibat Presiden Klub waktu itu, Dodi Reza, kalah dalam pemilihan Gubernur Sumatra Selatan.
Titik Terendah Karier Rahmad Darmawan
Ketika Sriwijaya FC terlilit persoalan finansial musim 2018, RD harus mencari klub lain bersama barisan para pemain bintang seperti Hamka, dan Konate. Langkah itu dilakukan demi mengurangi beban finansial Sriwijaya. Tak butuh waktu lama, pertengahan musim 2018 dia menerima tawaran Mitra Kukar.
Misinya membawa tim tersebut selamat dari degradasi. Jika melihat kualitas RD, target itu bisa dibilang ringan. Namun justru dia menjalani ujian sesungguhnya, karena tidak ikut menyiapkan komposisi tim.
Kerangka tim Mitra Kukar sudah dibentuk pelatih sebelumnya, Rafael Berges Marin. Sayang, RD tak bisa memenuhi target itu. Mitra Kukar yang secara finansial merupakan tim kaya harus terdegradasi.
Dari 16 laga di Mitra Kukar, RD hanya bisa memberikan 5 kemenangan dan sekali imbang. Sisanya, 10 laga berakhir kekalahan. Ini jadi titik terendah RD dalam kariernya. Setelah itu, dia seperti harus membangun kariernya kembali.
Memulai Lagi Bersama Tira Persikabo, Diuji di Madura United
Musim 2019, RD membangun kariernya lagi di Tira Persikabo, tim yang punya sejarah dengannya. RD merupakan pensiunan TNI AL, sedangkan Tira Persikabo merupakan tim milik TNI.
Meski menangani tim sejak awal musim, dia tak bisa mengumpulkan pemain bintang seperti biasanya. Tim tersebut punya anggaran terbatas. Tira Persikabo dikenal sebagai tim medioker yang mengandalkan pemain anggota TNI.
Tapi dia masih punya pemain seperti Manahatti Lestusen dan Abduh Lestaluhu. Dia sempat memberikan kejutan di putaran pertama, tapi pada paruh kedua tim ini seperti kehabisan semangat. Mereka finis di urutan ke-15, hanya satu tingkat diatas zona degradasi.
Sejak 2020, RD menemukan kembali habitatnya. Dia resmi jadi nahkoda tim besar Madura United. Tim yang sudah dihuni pemain sekelas Greg Nwokolo, Beto Goncalves, dan lainnya.
Namun, kompetisi musim 2020 terhenti karena panademi virus corona. Pada musim 2021, dia mencatatkan start kurang mulus. Baru pada pekan empat dia memetik kemenangan bersama Madura United. Kehilangan pemain seperti Greg dan Beto di lini depan sangat terasa, sehingga Madura United kesulitan mencetak gol setiap laga.
Sementara pemain baru seperti Rafael Silva, Ronaldo Kwateh, hingga Hugo Jaja masih butuh adaptasi. Menarik ditunggu, seperti apa kiprah RD saat kembali ke habitatnya menangani tim sekelas Madura United sepanjang musim ini.