Anak Terakhir Ketemu Anak Terakhir, Ketahui Kelebihan dan Kekurangannya
Cinta memang bisa membuat semuanya menjadi mungkin. Timbulnya rasa ini bisa mempersatukan hati siapa pun yang mereka inginkan. Termasuk bisa membuat anak terakhir ketemu anak terakhir.
Cinta dan jodoh adalah dua hal yang masih misterius. Keduanya selalu berhasil membuat setiap orang terkagum-kagum dengan apa yang mereka tentukan. Terkadang kita tak pernah menyangka bisa jatuh cinta atau menikah dengan seseorang yang tak pernah kita duga sebelumnya.
Cinta memang bisa membuat semuanya menjadi mungkin. Timbulnya rasa ini bisa mempersatukan hati siapa pun yang mereka inginkan. Termasuk bisa membuat anak terakhir ketemu anak terakhir.
-
Kapan Diah Permatasari dan suaminya menikah? Mereka mengucapkan janji suci pada tanggal 5 April 1997. Kini, mereka telah menikah selama 24 tahun dan diberkati dengan kedua anak mereka.
-
Kenapa ucapan pernikahan penting? Tak sekedar mengikat janji suci, kedua pasangan juga akan berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan orang terdekat mereka.
-
Di mana pernikahan ini dilangsungkan? Dalam acara sakral yang digelar di Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara itu terlihat pengantin pria bernama Mirza Robert MN Pitt mendatangi rumah mempelai perempuan didampingi sang ibu.
-
Kapan Adam Suseno dan Inul Daratista menikah? Pada tahun 1995, Adam Suseno dan Inul Daratista akhirnya menikah.
-
Bagaimana pernikahan tersebut dilakukan? Pernikahan tersebut selayaknya yang terungkap dalam video singkat unggahan akun Instagram @undercover.id beberapa waktu lalu. Video berdurasi pendek itu menampilkan momen sakral saat kedua mempelai tengah menjalani proses akad nikah. Diketahui, pernikahan tersebut berhasil digelar melalui jalur pendekatan taaruf dari kedua belah pihak.
-
Kapan Tora Sudiro dan Mieke Amalia menikah? Tora Sudiro dan Mieke Amalia menikah pada tahun 2009 silam.
Mungkin terdengar wajar ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir. Namun bagi sebagian orang, ada kekhawatiran ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir. Mereka merasa akan muncul tantangan yang muncul ketika ingin mencapai keharmonisan rumah tangga.
Ini mungkin tidak lepas dari stigma yang berkembang di masyarakat terkait anak terakhir, atau anak bungsu. Manja, malas, dan tidak mau mengalah adalah sifat yang kerap kali diidentikkan dengan anak terakhir. Meski, tentu saja, tidak semua anak bungsu memiliki sifat seperti itu.
Berikut fakta tentang anak terakhir ketemu anak terakhir dalam pernikahan, antara lain:
Kekhawatiran Pernikahan Anak Terakhir Ketemu Anak Terakhir
©2015 Merdeka.com/shutterstock/Alex Andrei
Menurut Kevin Leman dalam buku berjudul "The New Birth Order Book: Why You are the Way You are" seperti yang dilansir dari businessinsider.com, anak bungsu cenderung suka melempar tanggung jawab.
Ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir, besar kemungkinan mereka akan saling menyalahkan atas segala sesuatu. Hubungan pun akan diwarnai berbagai konflik bila pasangan anak bungsu tidak bisa mengontrol perilaku tersebut dengan baik.
Masalah keuangan pun juga menjadi sorotan ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir. Hal-hal yang berkaitan dengan uang bisa memicu konflik yang cukup berat dalam hubungan mereka.
Oleh karena itu, penting untuk membagi peran dan membuat pilihan-pilihan tegas yang telah disepakati bersama. Hal ini untuk mencegah pasangan anak terakhir menikah dengan anak terakhir ini saling menyalahkan atau melempar tanggung jawab.
Lalu, bagaimana solusi terbaik dalam hubungan yang tercipta ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir agar bisa berjalan lancar?
Dalam hal ini, Leman menyarankan agar keduanya bisa menjadi pendengar yang baik bagi satu sama lain. Jangan sampai saling memanipulasi satu sama lain. Hindari sikap defensif, dan berusahalah untuk saling menerima satu sama lain.
Memiliki dan menjaga selera humor juga diperlukan untuk membuat hubungan tetap terasa nyaman. Jika sudah berjodoh dan merasa cocok satu sama lain, sebuah hubungan selalu memiliki solusi yang bisa diusahakan oleh keduanya demi mendapatkan rumah tangga yang harmonis.
Jangan menyalahkan kondisi dan situasi, karena konflik dalam sebuah hubungan akan selalu ada. Tinggal bagaimana cara Anda dan pasangan Anda untuk lebih dewasa menyikapi dan mencari solusi, serta mematahkan kekhawatiran orang terkait pernikahan sesama anak bungsu.
Keuntungan Anak Terakhir Ketemu Anak Terakhir
Meski menikahkan anak bungsu dengan anak bungsu sering menimbulkan kekhawatiran dalam menjalani hubungannya, namun tetap ada beberapa keuntungan dari bersatunya anak bungsu ini dalam satu rumah.
1. Pasangan humoris
Anak bungsu identik dengan jiwa humorisnya yang tinggi dan lucu. Dikutip dari kerjausaha.com, mereka bisa menghidupkan suasana di tengah-tengah lingkungan keluarga atau pun pertemanan. Terlebih jika pasangannya juga anak bungsu, maka hubungan mereka akan menjadi seru dan ramai. Akan selalu ada cara untuk saling menghibur satu sama lain.
2. Senantiasa rileks dan tenang, sehingga santai dalam menjalani hubungan
Watak anak bungsu yang santai bisa memberikan kelebihan dalam menjalin kehidupan cinta. Jika sekiranya permasalahan dapat dikompromikan dengan teliti, mereka lebih suka begitu saja.
Sifat yang rileks dan tenang juga membuat hubungan pasangan ini mengalir tanpa beban dan paksaan. Mereka akan berpikir bahwa cinta mesti dinikmati, dan tidak boleh dipaksakan.
3. Suka bermain dan menghiasi hubungan dengan penuh kegembiraan
Pasangan sesama anak bungsu memiliki hubungan dinamik dan tidak membosankan. Mereka tidak seperti beberapa pasangan yang terkadang kaku dan tidak fleksibel. Sifat suka bermain dan kreatif membuat pasangan anak bungsu ini melengkapi dan meremajakan hubungan. Hubungan yang dijalani pun tidak akan membosankan.
4. Sama-sama anak bungsu bisa saling memanjakan dan dimanjakan
Salah satu sifat yang identik dengan anak bungsu adalah manjanya. Ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir, mereka bisa saling memanjakan dan juga dimanjakan di saat yang bersamaan. Apalagi sebagai anak bungsu, tentu akan paham bagaimana sifat yang dimiliki pasangan yang juga anak bungsu.
5. Saling menyukai petualangan
Jiwa muda yang ada dalam darah anak bungsu membuat mereka selalu mencoba petualangan. Pasangan sesama anak bungsu akan bersemangat untuk menjelajah tempat dan mencoba banyak hal baru.
Pasangan ini akan kompak dalam mencari pengalaman tanpa perlu ada rasa dirugikan, berkorban, atau keterpaksaan. Oleh karena itu, sesama anak bungsu juga dapat saling mengerti dan memahami apa yang mereka dambakan.
Kelebihan Anak Terakhir
Anak terakhir dalam sebuah keluarga memiliki kelebihan dan kekurangan yang unik. Mereka terletak pada posisi paling belakang dalam keluarga dan sering kali mendapatkan perhatian lebih dari anggota keluarga lainnya. Namun, ada juga beberapa tantangan yang dihadapi oleh anak terakhir. Berikut beberapa kelebihan anak terakhir, antara lain:
1. Kreativitas
Anak terakhir sering kali memiliki kecerdasan dan kreativitas yang tinggi. Mereka telah terinspirasi oleh pengalaman dan interaksi dengan saudara-saudara mereka yang lebih tua. Mereka dapat mengasah imajinasi mereka dan menjadi sangat kreatif dalam memecahkan masalah.
2. Kesosialan
Anak terakhir sering memiliki keterampilan sosial yang kuat karena mereka biasanya tumbuh dengan banyak orang di sekitar mereka. Mereka juga terbiasa berinteraksi dengan saudara-saudara mereka dan belajar untuk mengatasi konflik dan membangun hubungan dengan orang lain.
3. Kepercayaan Diri
Anak terakhir sering kali memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Ini mungkin karena mereka sering mendapatkan perhatian dari anggota keluarga lainnya. Mereka merasa dihargai dan dipuji, yang pada gilirannya membangun rasa percaya diri mereka.
4. Kemampuan Memimpin
Karena anak terakhir terbiasa menjadi pusat perhatian, mereka sering mengembangkan kemampuan memimpin yang baik. Mereka belajar untuk menjadi mandiri dan mandiri dalam mengambil keputusan dan mengarahkan orang lain.
Kekurangan Anak Terakhir
©2015 Merdeka.com/shutterstock
Berikut beberapa kekurangan anak terakhir, di antaranya:
1. Perasaan Terabaikan
Satu kekurangan yang mungkin dialami anak terakhir adalah perasaan terabaikan. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak mendapatkan perhatian yang sama seperti saudara-saudara mereka yang lebih tua. Ini bisa membuat mereka merasa kesepian atau terlalu bergantung pada orang lain untuk perhatian.
2. Tingkat Kesempatan yang Rendah
Anak terakhir sering kali harus bersaing dengan saudara-saudara mereka yang lebih tua dalam hal perhatian dan kesempatan. Mereka mungkin merasa sulit untuk menonjol atau dibandingkan dengan saudara-saudara mereka yang memiliki prestasi atau kemampuan yang lebih tinggi.
3. Tekanan untuk Menjadi Perfeksionis
Anak terakhir sering kali menghadapi tekanan untuk menjadi sempurna. Mereka mungkin merasa perlu untuk mengatasi prestasi saudara-saudara mereka atau mencapai standar yang tinggi yang telah ditetapkan oleh anggota keluarga sebelumnya.
4. Perjuangan untuk Menemukan Identitas Sendiri
Dalam mencari identitas mereka, anak terakhir mungkin memiliki kesulitan untuk menemukan peran dan jati diri mereka sendiri. Mereka sering kali hidup dalam bayang-bayang saudara-saudara mereka yang lebih tua dan mungkin merasa sulit untuk menentukan siapa mereka sebenarnya.