Danau Toba Jadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas, Warga Lokal Khawatirkan Ini
Pengembangan kawasan Danau Toba sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas menimbulkan kekhawatiran pelaku usaha lokal yang takut tergeser oleh investor besar.
Kawasan Danau Toba di Sumatra Utara (Sumut) menjadi salah satu daftar Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) oleh Kemenparekraf RI. Hal ini tak lain karena Danau Toba menawarkan banyak keindahan alam yang menjadi ikon pariwisata Indonesia.
Sampai saat ini, Pemerintah terus melakukan pengembangan dan perbaikan kawasan wisata Danau Toba, mulai dari infrastruktur dan pengembangan masyarakat sekitar sebagai pelaku usaha.
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Bagaimana Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Apa yang ditawarkan oleh Danau Toba sebagai tempat wisata di Medan? Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar di dunia dan menjadi daya tarik utama di Medan. Destinasi ini menawarkan keindahan alam yang memukau, aktivitas air, dan kehidupan kultural Batak. Pengunjung dapat menikmati perahu tradisional, bersantai di tepi danau, atau menjelajahi pulau-pulau kecil di sekitarnya.
-
Apa yang istimewa dari Danau Toba? Danau Toba seluas 1.130 km2 dalah danau vulkanik terbesar.
Dengan menjadi DPSP, sekaligus menjadikan Danau Toba sebagai peluang investasi bagi pengusaha pariwisata, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk mengembangkan berbagai fasilitas dan layanan wisata, mulai dari perhotelan, layanan wisata alam, wisata budaya, hingga wisata kuliner.
Namun, hal itu lah yang kemudian memunculkan kekhawatiran bagi masyarakat pelaku usaha lokal di Danau Toba. Banyak masyarakat yang khawatir keberadaannya akan tergeser seiring dengan masuknya investor besar. Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Kekhawatiran Pelaku Usaha Lokal
Saat ini, masyarakat di sekitar Danau Toba menggantungkan hidupnya dari budidaya perikanan, pengolahan ikan hasil tangkapan dari Danau Toba, hingga kedai-kedai makanan dan minuman.
Salah seorang warga, Evi Maesaroh, mengaku khawatir tidak bisa bersaing dengan investor bermodal besar. Ia sudah 11 tahun berjualan di kawasan Kelurahan Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun.
"Nanti kalau ada asing masuk, hotel-hotel, restoran-restoran, bagaimana kedai saya, apa akan laku dilirik orang?" katanya.
Evi berharap, nantinya warga sekitar Danau Toba tetap bisa menjadi pelaku usaha utama yang menjalankan roda ekonomi di kawasan tersebut.
Pengembangan Masyarakat Lokal
Terkait hal ini, Wakil Bupati Sumalungun, H Zonny Waldi mengatakan, selain perbaikan dan pembangunan infrastruktur, pemerintah juga memperhatikan pengembangan masyarakat dan komunitas lokal sebagai pendorong dan pendukung utama berbagai program dan layanan wisata di Danau Toba ini.
Menurutnya, masyarakat Toba perlu dibina untuk mengembangkan usahanya secara mandiri agar nantinya dapat beriringan dan bersaing dengan seiring berkembangnya pariwisata di Danau Toba.
"Dengan menguatkan citra usaha masyarakat Toba, maka pengembangan pariwisata dapat diwujudkan dengan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat," kata Zonny.