Sosok Umar Syadat HSB, Mantan Dosen IPDN yang Singgung Menteri ESDM Raih Gelar Doktor UI dalam Waktu Singkat
Pengkritik kelulusan Bahlil dari program doktoral UI, Umar Syadat HSB ternyata bukan orang sembarangan. Ia sendiri merupakan lulusan program doktoral UI.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berhasil meraih gelar Doktor dalam program studi (Prodi) Kajian Strategik dan Global di Universitas Indonesia (UI) pada Rabu (16/10/2024).
Mengutip laman resmi Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), Bahlil tercatat masuk UI sebagai mahasiswa Doktoral pada 13 Februari 2023. Ia kemudian lulus dalam kurun waktu 1 tahun 8 bulan dengan predikat cumlaude.
- Dewan Guru Besar UI akan Gelar Sidang Etik Usut Potensi Pelanggaran Bimbingan Doktoral Bahlil
- UI Tangguhkan Gelar Doktor, Begini Jawaban Tak Terduga Bahlil Lahadalia
- Gelar Doktor dari UI Banyak Diprotes, Bahlil: Saya Kuliah 4 Semester, Konsultasi dan Seminar Saya Datang
- Momen Ustaz Yusuf Mansur Raih Gelar Doktor dari Universitas Trisakti, Sang Istri Setia Mendampingi
"Saya menyatakan saudara Bahlil Lahadalia lahir di Banda Maluku Tengah, Maluku tanggal 7 Agustus 1976, menjadi Doktor dalam bidang Kajian Strategik dan Global," kata Promotor Prof. Chandra Wijaya dalam sidang terbuka yang disiarkan secara daring, Rabu, (16/10/2024), dikutip dari Instagram @undercover.id.
Prof. Chandra menambahkan, kini Bahlil resmi menyandang gelar Doktor dan berhak menerima semua hal dan kehormatan berkaitan gelar tersebut.
Tuai Kritik
Lulusnya Bahlil dari program doktoral UI dalam waktu cukup singkat pun menjadi sorotan sejumlah pihak. Salah satu yang menyoroti kelulusan Bahlil ialah Umar Syadat HSB, mantan dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
“Enam tahun saya berjuang susah payah. Tak terhitung berapa kali asam lambung kambuh karena stres nyusun disertasi untuk meraih gelar doktor di Kampus UI tercinta. Eh ada orang bisa meraih gelar Doktor selama 20 bulan di UI. Rasanya sakit nyesek banget hati ini," ungkapnya melalui akun X @UmarSyadatHsb__
Cuitan Umar kemudian diunggah oleh akun Instagram @undercover.id dan menuai banyak komentar serupa.
“Tetangga kita belajar dulu dapat gelar baru jadi pejabat, di sini jadi pejabat dulu agar dapat gelar dengan mudah. Itu saja bedanya dengan Malaysia dan Singapura,” ungkap pemilik Instagram @pascalisme.
“Temen saya aja kuliah S2 di UI sampe mau di-DO saking susahnya buat lulus,” tulis @inimasfajar.
“Negeri ini tidak kekurangan orang pintar, tapi kekurangan orang jujur,” kata @zaralogyy.
Sosok Umar Syadat
Pengkritik kelulusan Bahlil dari program doktoral UI, Umar Syadat HSB ternyata bukan orang sembarangan. Ia sendiri merupakan lulusan program doktoral UI dan merasakan betapa susahnya lulus dari kampus kuning tersebut.
Usai lulus program sarjana dari Institut Agama Islam Negeri Jambi, Umar memilih Universitas Indonesia untuk melanjutkan pendidikan magister dan doktoralnya.
Ia masuk program doktoral UI pada tahun 2006 lalu. Saat itu, sembari kuliah, ia juga bekerja di sebuah perusahaan BUMN bernama PT Yogya Karya. Mengutip situs lezen.id, pada tahun yang sama dengan kuliah program doktoralnya, Umar juga dipercaya menjadi Staf Khusus Menteri Percepatan Daerah Tertinggal.
Meski punya kesibukan lain, Umar akhirnya lulus dari program doktoral UI pada tahun 2010 silam. Ia kemudian menjadi dosen IPDN pada tahun 2012-2016.
Saat ini, pria kelahiran Kota Labuhanbatu Sumatra Utara ini tinggal di Kota Jakarta Timur.