10 Tanda kecanduan akut WhatsApp, apa kamu juga alami?
Kecanduan WhatsApp bisa berdampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain
Berdasarkan data terakhir Facebook, jumlah pengguna WhatsApp di seluruh dunia sudah mendekati angka 1 miliar orang. Dan sama dengan jejaring sosial lain, di antara semua pengguna itu pasti ada beberapa yang ketagihan WhatsApp.
Menurut Mashable (11/11), ada tanda-tanda khusus dari pengguna yang tidak mampu hidup tanpa aplikasi chatting ini. 10 Tanda ini misalnya,
-
Modus penipuan apa yang sering dilakukan di WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada akan modus-modus di dunia maya.
-
Apa jenis penipuan yang banyak terjadi di WhatsApp dan Telegram? Penipuan yang memanfaatkan pencari kerja ternyata begitu massif. Mereka menghalalkan beragam cara untuk menipu korbannya. Seringnya untuk menjangkau korbannya, mereka menggunakan WhatsApp dan Telegram. Penipuan yang dijuluki ‘Webwyrm’ ini disebut telah berdampak pada lebih dari 100 ribu korban dan 1000 perusahaan di dunia.
-
Apa saja jenis-jenis penipuan yang sering terjadi di WhatsApp? Menurut Pratama, penipuan melalui WA memang sudah sangat banyak jenisnya, mulai dari pengiriman malware dengan file apk disamarkan sebagai laporan kurir atau undangan pernikahan hingga phising.
-
Apa itu WhatsApp Channel? WA Channel ini merupakan fitur yang memberikan pengguna cara lebih privat untuk menerima informasi penting untuk mereka.
-
Di mana fitur ini ditemukan dalam pembaruan WhatsApp? Menurut laporan, fitur ini berada dalam pembaruan terbaru WhatsApp beta untuk Android (versi 2.23.25.19).
-
Apa yang dimaksud dengan "grup kocak WhatsApp"? Nama grup kocak untuk WA ini juga bisa menjadi hiburan ketika notifikasi dari grup tersebut muncul.
- tak ingat jumlah grup chatting yang diikuti,
- membuat terlalu banyak grup yang sejatinya tak terlalu penting,
- (tetap) rajin cek update status di WhatsApp meski sedang bersama teman, keluarga, atau pacar,
- sering unggah video, gambar, atau quote,
- gelisah saat pesan sudah di'read' tapi belum juga dibalas,
- doyan ganti foto profil setiap hari,
- isi chatting penuh dengan emoji,
- hal pertama yang dilakukan setelah bangun adalah buka WhatsApp,
- aplikasi terakhir yang diperiksa sebelum tidur (masih juga) WhatsApp, dan
- kerap ditegur bahkan dibentak orang lain gara-gara buka WhatsApp.
Lalu, bagaimana jika semua tanda kecanduan WhatsApp itu kamu alami? Hal pertama yang mungkin perlu kamu lakukan adalah jujur pada diri sendiri jika sudah ketagihan WhatsApp. Meski sepele, banyak orang pasti tidak akan mengakui bila diri mereka ketagihan. Padahal, 'sadar diri' jika sudah kecanduan adalah resep terbaik untuk bisa sembuh.
Perlu diketahui, kecanduan WhatsApp dan jejaring sosial lain bisa membuat kita terisolasi dari lingkungan dan melewatkan kegiatan lain yang lebih bisa mengembangkan diri.
Oleh karena itu, kamu bisa mencoba mencari sumber kecanduan lain selain WhatsApp, dan sangat disarankan yang tidak berhubungan dengan gadget atau sosial media lain. Misalnya, olahraga, bermain musik, atau memasak bisa menjadi kegiatan lain yang bisa membuat hidup lebih berguna.
Namun bagaimana bila kita menggunakan WhatsApp untuk kerja? Pasti sangat sulit untuk berhenti. Obatnya sebenarnya cukup sepele, yakni lebih sering berbincang dengan teman atau orang lain. Komunikasi langsung masih dianggap ilmuwan lebih baik bagi otak dan kepribadian ketimbang dengan sosial media digital semata. Selamat membasmi kecanduan WhatsApp!
Baca juga:
Di aplikasi sosmed ini, tiap hari pengguna tonton 6 miliar video
Rekor baru, kini pengguna Facebook sudah 1,55 miliar orang!
Who's Down, aplikasi chatting terbaru Google ini untuk para jomblo
Soal percakapan WhatsApp dll disadap, ternyata hanya hoax
Penghasilan WhatsApp kalah telak dengan aplikasi Asia ini
Jangan sering buka aplikasi ini bila tak mau iPhone boros baterai!