Tak Hanya Indonesia, Orang-orang di Negara Ini Paling Banyak Jadi Sasaran Penipuan Kerja Lewat WA dan Telegram
Berikut daftar warga di berbagai negara yang sering kena tipu info pekerjaan.
Berikut daftar warga di berbagai negara yang sering kena tipu info pekerjaan.
Tak Hanya Indonesia, Orang-orang di Negara Ini Paling Banyak Jadi Sasaran Penipuan Kerja Lewat WA dan Telegram
Penipuan yang memanfaatkan pencari kerja ternyata begitu massif.
Mereka menghalalkan beragam cara untuk menipu korbannya. Seringnya untuk menjangkau korbannya, mereka menggunakan WhatsApp dan Telegram.
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin sering terjadi? Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Siapa yang paling sering kena tipu di WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban.
-
Siapa saja yang menjadi korban penipuan WhatsApp? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada.
-
Apa saja dampak dari penipuan WhatsApp? 'Phising ini di mana kita akan dikirimkan sebuah informasi yang sifatnya urgent, biasanya mengaku dari pihak bank yang meminta konfirmasi pilihan biaya transaksi, di mana di dalam wa tersebut akan ada link ke sebuah website yang kita harus isi data diri kita termasuk data perbankan dan lainnya,' ungkap dia kepada Merdeka.com, Kamis (31/8).
-
WhatsApp apa yang sering digunakan penipu? WhatsApp menjadi salah satu aplikasi yang sering digunakan oknum untuk melakukan permainan licik ini.
-
Apa modus penipuan akun WhatsApp ? Dalam tangkapan layar yang beredar, akun tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil, dengan nomor +62 889-7553-8003.
Penipuan yang dijuluki ‘Webwyrm’ ini disebut telah berdampak pada lebih dari 100 ribu korban dan 1000 perusahaan di dunia.
Menurut CloudSEK, perusahaan keamanan siber, dengan dampak penipuan itu diperkirakan menyebabkan kerugian lebih dari USD 100 juta.
Cara Kerja
Awalnya, korban menerima pesan penipuan yang seolah-olah menawarkan pekerjaan dengan gaji mingguan.
Penipu menjelaskan bahwa gaji ini bergantung pada kombinasi gaji pokok dan komisi, yang berpotensi diperoleh kandidat dengan menyelesaikan 80-120 tugas yang diberikan setiap hari.
Korban diminta untuk menyetor uang ke platform pertukaran mata uang kripto tertentu seperti KuCoin atau Shakepay. Dikatakan bahwa platform akan mentransfernya kembali, bersama dengan komisi, setelah tugas selesai.
Setelah menerima tawaran pekerjaan, korban diarahkan untuk membuat akun di situs web yang terkait dengan organisasi yang ditiru oleh penipu.Para peneliti mengidentifikasi lebih dari 6000 situs palsu yang dibuat untuk tujuan ini.
Para korban diberi tahu bahwa mereka dapat mengambil "tugas kombo", yang menjamin penghasilan lebih besar daripada tugas biasa.
Namun, untuk melakukan setiap tugas kombo baru, korban perlu menyetor 2x jumlah yang diinvestasikan terakhir kali.
Semua tugas kombo harus dilakukan secara berurutan, dan sampai semuanya selesai, uang tidak dapat ditarik. Inilah hasil tangkapannya. Setelah beberapa hari, para korban terjebak dalam lingkaran tersebut dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Dalam upaya menyelesaikan semua tugas penarikan uangnya, para korban akhirnya menguras rekening bank mereka.
Menjangkiti Lebih dari 50 Negara
Di Indonesia pun tak luput dari aksi penipuan ini. Selain Indonesia, ada lebih dari 50 negara yang warganya juga terdampak.
Dari banyaknya negara yang terimbas, paling banyak menjadi sasaran adalah Inggris, Kanada, Singapura, Australia, Hong Kong, dan india.
Para peneliti menemukan bukti bahwa pelaku ancaman di balik penipuan ini mungkin terkait dengan Tiongkok dan membagikan informasi tersebut kepada FBI dan lembaga penegak hukum internasional lainnya.