4 Teori yang bisa kita 'curi' untuk fotografi smartphone
Sebenarnya teori dalam fotografi smartphone tak akan jauh berbeda dengan yang kita lakukan di kamera yang sesungguhnya.
Smartphone di era sekarang, sudah dilengkapi dengan kamera yang super canggih. Bahkan kamera yang melengkapi berbagai smartphone tersebut, kualitasnya sudah mampu bersaing dengan kamera sungguhan.
Namun pernahkah Anda mengambil foto dari smartphone berkamera canggih Anda, namun Anda tidak puas dengan hasilnya karena tak mirip dengan yang diiklankan? Anda mungkin tidak sendiri. Kenyataannya adalah, fotografi dengan hasil menakjubkan, lebih sulit dari yang kita bayangkan. Kita sering salah kaprah, karena berbagai foto indah yang sering kita lihat di Instagram, lebih kepada bagaimana cara mengambilnya, bukan apa objek yang di ambil.
-
Apa yang dilakukan iPhone dengan foto pengguna? Face-ID dirancang untuk berfungsi mendeteksi pengguna misal sedang menggunakan topi, syal, kacamata, lensa kontak, atau kacamata hitam. “Selain itu, ini dirancang untuk bekerja di dalam ruangan, di luar ruangan, dan bahkan dalam kegelapan total,” ungkap dia.
-
Bagaimana iPhone merekam foto pengguna? iPhone memiliki fitur Face-ID yang secara rutin memang akan menembakan sinar inframerah. Sinar inframerah ini kemudian ditangkap oleh kamera TrueDepth. Kamera TrueDepth ini berfungsi untuk merekam data wajah secara akurat dengan memproyeksikan dan menganalisis ribuan titik tak terlihat untuk membuat peta kedalaman wajah dan juga menangkap gambar inframerah wajah.
-
Apa saja tips memilih foto yang cocok untuk digabungkan? Dalam hal ini, memilih foto yang cocok untuk digabungkan adalah hal penting untuk mneghasilkan kolase yang menarik. Berikut beberapa tips untuk membantu Anda dalam memilih foto yang sesuai: • Tema yang Konsisten: Pastikan foto-foto yang akan digabungkan memiliki tema atau konsep yang konsisten. Ini membantu menciptakan narasi visual yang jelas dan menarik. • Keseragaman Estetika: Perhatikan estetika atau gaya visual yang serupa di semua foto yang akan digabungkan. Hal ini akan membuat kolase terlihat lebih harmonis. • Kontrast yang Menarik: Pertimbangkan kontrast warna, tekstur, atau elemen lainnya antara foto-foto yang akan digabungkan. Kontrast yang seimbang dapat membuat kolase lebih menarik. • Alur Visual: Pikirkan tentang bagaimana mata akan bergerak melalui kolase Anda. Atur foto-foto tersebut agar ada alur visual yang jelas atau titik fokus yang menarik. • Kesinambungan: Jika Anda ingin menggabungkan beberapa foto menjadi satu gambar yang lebih besar, pastikan bahwa elemen-elemen di antara foto-foto tersebut saling terhubung dengan baik. Ini menciptakan kesan visual yang menyatu. • Ukuran dan Komposisi: Perhatikan proporsi, ukuran, dan komposisi dari masing-masing foto. Anda bisa mencoba berbagai tata letak sebelum membuat keputusan akhir. • Cerita atau Pesan: Pikirkan tentang cerita atau pesan yang ingin Anda sampaikan melalui kolase ini. Pastikan bahwa pemilihan foto mendukung pesan atau narasi yang ingin disampaikan. • Kualitas Gambar: Pastikan bahwa foto-foto yang Anda pilih memiliki kualitas yang baik dan tidak buram. Gambar yang buram atau tidak jelas dapat mengurangi daya tarik kolase. • Eksperimen: Jangan takut untuk mencoba berbagai kombinasi foto sebelum memutuskan yang terbaik. Eksperimen dapat membantu Anda menemukan ide-ide kreatif yang lebih menarik.
-
Bagaimana cara mengoptimalkan hasil foto malam dengan fitur Night Mode pada smartphone? Fitur Night Mode mampu bekerja dengan baik dalam menangkap cahaya redup, hingga cahaya kota yang letaknya jauh.
-
Bagaimana cara kerja kamera tercepat? Proses kerja SCARF melibatkan penembakan sinar laser ultrapendek melalui peristiwa yang ingin ditangkap.
-
Siapa yang menggunakan teknologi kamera Leica di smartphone mereka? Bahkan, saat ini, teknologi yang ada di kamera Leica pun sudah disematkan di beberapa smartphone yang mengusung kategori flagship.
Sebenarnya teori dalam fotografi smartphone tak akan jauh berbeda dengan yang kita lakukan di kamera yang sesungguhnya. Semua bergantung pada satu hal, yakni komposisi.
Komposisi sendiri bukan sesuatu yang ada tiba-tiba ketika kita akan memotret, namun ada beberapa teori yang perlu dipelajari. Berikut beberapa teori komposisi yang sebenarnya sering digunakan untuk fotografi, namun bisa juga diaplikasikan ke fotografi smartphone. Berikut ulasannya.
'The Rule of Thirds'
Untuk para fotografer, Rule of Thirds adalah teori awal yang dipelajari untuk memahami fotografi. Karena ini adalah dasar, tentu hal ini sangat penting.
Mungkin Anda pernah melakukan hal ini: jika Anda memotret, objek selalu diletakkan di tengah bagaimana pun kondisinya. Hal ini seringkali berhasil, namun terkadang foto justru terlihat biasa saja. Rule of Thirds adalah cara untuk memperindah hal ini.
'The Golden Ratio'
Teori ini hampir sama dengan Rule of Thirds, namun sedikit lebih canggih. Teori ini berdasar dari konsep matematika yang bisa kita terapkan di berbagai kondisi, serta sangat menjelaskan mengapa sesuatu yang kita potret menggunakan teori ini lebih menarik secara estetika.
meski agak rumit secara penjelasan matematis, Golden Ratio menjelaskan hubungan antara ruang yang kosong dan ruang yang terisi dalam sebuah foto. Dalam sebuah gambar yang terisi satu bagian, haruslah ada 1,6 bagian yang kosong untuk membuatnya seimbang. Jika hal ini ditepati, tentu hasil foto akan menakjubkan, meski dengan objek apapun.
'Leading lines'
Hal paling mudah untuk menarik mata dari penikmat foto yang kita potret, adalah memberi mereka sebuah garis yang secara langsung memperlihatkan arah. Hal ini biasa disebut 'leading lines' dalam dunia fotografi. Sebuah garis ini bisa apapun, jalanan, pagar, ranting pohon, tembok, kontur alami, bahkan sebuah siluet. garis ini juga tak perlu nyata, terkadang jika sudah ahli, sebuah garis tersirat bahkan bisa menyihir mata penikmat foto.
'Foreground dan Background'
Salah satu kesulitan dalam fotografi adalah menangkap keindahan yang ada secara tiga dimensi, menjadi sebuah foto yang formatnya dua dimensi. Tak jarang hasilnya hanya datar dan statis, yang sama sekali tidak 'menghidupkan' objek yang seharusnya jadi tujuan fotografi.
Karena itulah kita bisa menggunakan metode foreground dan background, yang secara simpel dapat membuat otak kita membayangkan keadaan asli sebuah foto.
Dari gambar di atas, bisa kita lihat bahwa kombinasi gambar pohon dan gunung, membuat kita bisa membayangkan kalau pohon tersebut terasa dekat, dan gunung terasa jauh. Hal ini juga memberi otak kita perbandingan. Karena jika tak ada pohon, kita tak akan tahu sebesar apa gunung tersebut, dan sebaliknya.