60 persen Bandwidth Indonesia dibeli dari Singapura
APJII: Sudah berapa rupiah 'sumbangan' yang kita berikan untuk Singapura?
Indonesia dengan jumlah pengguna internet riil lebih dari 100 juta orang tentunya membutuhkan konsumsi bandwidth yang sangat besar. Apalagi, volume trafik internet di Indonesia, dalam sepuluh tahun terakhir melonjak hingga 2 juta persen.
Kebutuhan bandwidth makin meningkat seiring dengan berkembangnya smarthphone dan ragam apikasi yang menyertainya.
Menurut Kepala Bidang Keamanan Internet Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Irvan Nasrun mengatakan kebutuhan bandwidth di Indonesia saat ini sudah melebihi 40 Gbps.
"Sayangnya, bandwidth sebanyak itu kebanyakan diperoleh dari luar negeri. Sekitar 60 persen bandwidth di Indonesia didapat dari Singapura," keluhnya kepada merdeka.com, Jumat (10/1).
Menurut data dari APJII, pada 2006 saja hampir 80 persen PJI di Indonesia mendapatkan bandwidth dari satelit-satelit di luar negeri. Hal itu disebabkan karena harga bandwidth dalam negeri lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan luar negeri.
Perlu diketahui, pada 2006, setiap satu megabytes (MB)-nya, harga bandwidth dalam negeri adalah sekitar USD 6.000, sementara dari luar negeri hanya sekitar USD 3.000 sampai USD 4.000 per 1MB.
"Coba dihitung, dari tahun 96 rakyat Internet Indonesia membeli bandwidth dari Singapura, sudah berapa rupiah 'sumbangan' yang kita berikan untuk Singapura?" tambahnya.