Awas, Aplikasi Tiruan FaceApp Tipu Lebih Dari 10 Ribu Pengguna Indonesia
Awas, Aplikasi Tiruan FaceApp Tipu Lebih Dari 10 Ribu Pengguna Indonesia
Belakangan menjadi tren aplikasi wajah tua FaceApp yang digunakan untuk melakukan #AgeChallenge. Ini adalah tantangan mengupload wajah tua kita hasil dari editan aplikasi FaceApp.
Bagi sebagian pihak, tren ini merupakan peluang bagus untuk mendulang keuntungan lewat penipuan.
-
Apa yang dilakukan iPhone dengan foto pengguna? Face-ID dirancang untuk berfungsi mendeteksi pengguna misal sedang menggunakan topi, syal, kacamata, lensa kontak, atau kacamata hitam. “Selain itu, ini dirancang untuk bekerja di dalam ruangan, di luar ruangan, dan bahkan dalam kegelapan total,” ungkap dia.
-
Kapan fitur Face ID di iPhone mulai ada? Fitur ini sendiri bukanlah sebuah fitur baru dari iPhone, karena fitur ini sudah ada sejak iPhone X diluncurkan pada bulan September 2017.
-
Bagaimana smartphone memengaruhi bentuk tengkorak manusia? Secara mengejutkan, tanduk hingga sepanjang 30 milimeter mulai muncul di kepala masyarakat saat ini. Benjolan yang muncul pada bagian bawah tengkorak dan sedikit di atas leher ini sangat langka pada 100 tahun lalu. Hal aneh ini muncul karena penggunaan smartphone, yang biasanya membuat orang menunduk dan bahkan jika diakumulasi bisa sampai empat jam dalam sehari. Hal ini membuat leher bekerja lebih keras dan tubuh meresponsnya.
-
Siapa yang punya aplikasi "SiPepekSiPepek"? SiPepekSiPepek ini punya kepanjangan Sistem Pelayanan Program Penanggulangan Kemiskinan dan Jaminan Kesehatan. Aplikasi ini dimiliki oleh Kabupaten Cirebon.
-
Bagaimana iPhone merekam foto pengguna? iPhone memiliki fitur Face-ID yang secara rutin memang akan menembakan sinar inframerah. Sinar inframerah ini kemudian ditangkap oleh kamera TrueDepth. Kamera TrueDepth ini berfungsi untuk merekam data wajah secara akurat dengan memproyeksikan dan menganalisis ribuan titik tak terlihat untuk membuat peta kedalaman wajah dan juga menangkap gambar inframerah wajah.
-
Bagaimana cara kerja face recognition di CCTV Kota Bandung? Dengan CCTV ini kita dapat meminimalisir serta memudahkan penyelidikan untuk meminimalisir terjadinya tindak teror," kata Mahyudin.
Peneliti perusahaan keamanan ESET, melansir laporan dari Liputan6.com, menemukan sebuah skema penipuan yang menunggangi popularitas FaceApp yang menggunakan embel-embel "Pro" sebagai umpan untuk memancing pengguna.
Hasil pencarian Google dengan menggunakan kata kunci "FaceApp Pro" mencapai lebih dari sekitar 69 juta artikel. Temuan ESET menunjukkan ada dua cara yang digunakan para penipu (scammer) untuk menghasilkan uang melalui versi "FaceApp Pro" abal-abal, yaitu situs palsu "FaceApp Pro" dan video YouTube "FaceApp Pro".
IT Security Consultant ESET Indonesia, Yudhi Kukuh, berujar, "Dunia maya memiliki dua sisi yang berlawanan, sesuatu yang kita anggap menyenangkan ternyata bisa membahayakan. Berdasarkan pengalaman, hyper pasti menarik scammer, dan semakin besar sensasinya, maka semakin tinggi risiko korban penipuan jatuh."
Oleh sebab itu, lanjut Yudhi, ketika mengikuti sesuatu yang sedang hype, "pengguna harus ingat untuk tetap pada prinsip-prinsip dasar keamanan seperti selalu mengunduh apps di tempat resmi yang telah disediakan".
Metode Scam FaceApp Palsu
Metode pertama yang digunakan scammer adalah memancing pengguna dengan situs web palsu yang menawarkan FaceApp versi "Premium" secara gratis. Hal dapat menarik perhatian pengguna karena untuk menggunakan aplikasi premium biasanya mesti merogoh kocek.
Scammer mengelabui korban untuk mengklik penawaran yang tak terhitung jumlahnya untuk memasang aplikasi lain dan berlangganan berbayar, iklan, survei dan sebagainya.
Korban juga menerima permintaan dari berbagai situs yang meminta menampilkan notifikasi. Ketika diaktifkan, pemberitahuan ini menyebabkan penawaran penipuan lebih lanjut.
Selama pengujian ESET, metode pertama ini biasanya berujung pada FaceApp versi gratis seperti yang tersedia di Google Play Store.
Bedanya, proses unduh aplikasi dilakukan melalui layanan berbagi file seperti mediafire.com. Ini juga mengindikasikan bahwa pengguna bisa dengan mudah berakhir mengunduh berbagai jenis malware yang disisipkan di aplikasi itu.
Metode kedua memanfaatkan video YouTube yang memberi iming-iming FaceApp versi "Pro". Scammer menggunakan tautan dipersingkat (shortened link) yang bertujuan untuk membuat pengguna memasang berbagai aplikasi tambahan lainnya.
Selain itu, metode ini umumnya digunakan untuk menayangkan iklan dan tautan yang dipersingkat dapat mengarahkan pengguna untuk memasang malware hanya dalam satu klik.
ESET pernah mendapati skema serupa seperti dalam kasus Fortnite yang dimanfaatkan sebagai umpan. Tautan yang dimaksud telah diklik sekitar 96.000 kali, meski sebetulnya angka itu tidak menunjukkan jumlah riil pemasangan aplikasi (yang berpotensi memuat malware).
Hampir 11 Ribu Orang Mungkin Telah Tertipu
YouTube saat ini sudah menjadi salah satu acuan untuk mencari tahu sebuah software atau aplikasi. Jika kita cari kata kunci "FaceApp Pro", akan muncul banyak tautan video. Per 19 Juli 2018, sebanyak 10.737 orang Indonesia kemungkinan menjadi korban dari FaceApp abal-abal.
Besarnya jumlah korban yang jatuh masih bisa terus bertambah karena jumlah view di video YouTube tersebut terus bertambah, yang sebelumnya hanya 96.100 klik kini menjadi 220.267.
Begitu korban mengklik untuk proses instalasi, maka apa saja bisa masuk ke dalam smartphone miliknya, mulai dari malware perbankan, ransomware, hingga pencuri data.
Per tanggal 22 Juli 2018, pembuat video merilis video baru dengan menuliskan versi "FaceApp Pro" berbeda karena tautan pada video sebelumnya sudah dilaporkan dan akan muncul notifikasi "This file has been reported as a violation and is under review, download with caution".
Terlepas semenarik apa pun setiap segala sesuatu yang terkait dengan hype di dunia maya, ESET menyarankan untuk menghindari aplikasi dari sumber selain toko resmi.
Oleh karena itu, para pengguna selalu harus melakukan pengecekan latar belakang soal aplikasi ini seperti siapa pengembangnya, peringkatnya di Play Store, serta membaca dengan cermat ulasan yang ada di Play Store.
Hal ini mengingat selalu ada aplikasi palsu untuk setiap aplikasi populer dan biasanya ini adalah bentuk penipuan atau online scam.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Mochamad Wahyu Hidayat
Baca juga:
Bahaya Aplikasi Yodo, Penghasil Uang Lewat Jalan Kaki yang Akses Data Pengguna
3 Aplikasi Mirip FaceApp Ini Ikut Viral Karena Fitur 'Wajah Tua'
Soal Keamanan, Lebih Bahaya Mana Facebook atau FaceApp?
Mengungkap Bahaya Aplikasi yang Bikin Wajah Tua dan Penjelasan FaceApp
Ini Tanggapan FaceApp Soal Penyalahgunaan Privasi pengguna
Ini Bahaya di Balik Aplikasi Wajah Tua FaceApp di Android dan iPhone
Google Blokir Pengembang Aplikasi Asal Tiongkok, Ada Apa?