Buy back Indosat sudah tidak diperlukan lagi
Hal itu disebabkan sekarang ini Telkom sudah memiliki semua fasilitas, infrastruktur sampai satelit.
Pro dan kontra buy back Indosat terkait pernyataan Joko Widodo pada saat dihelatnya Debat Capres 2014 beberapa hari lalu terus berlanjut sampai sekarang.
Sebelumnya, Prabowo Subianto sebagai Capres dengan nomor urut 1 menanyakan perlu tidaknya Indonesia membeli kembali Indosat dan Jokowi sebagai Capres nomor urut 2 menjawab dengan tegas bahwa hal itu perlu dilakukan apabila perekonomian Indonesia sudah di atas 7 persen.
Ternyata, pernyataan tersebut justru mendapatkan banyak perhatian dari banyak kalangan. Mulai dari orang awam sampai dengan para pakar dan pengamat.
Contohnya saja pengamat ekonomi Universitas Maranatha Bandung Evo S Hariandja mengatakan bahwa Indosat wajib dibeli kembali apabila ada klausul pembelian kembali.
Atau juga menurut Head of Research di Indonesian Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia), Poltak Hotradero , yang mengatakan bahwa tidak perlu membeli Indosat apabila yang diincar hanyalah satelitnya saja.
Kali ini, muncul satu pernyataan baru lagi dari Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Arief Yahya. Menurut dia, buy back Indosat sifatnya sudah tidak urgent atau perlu lagi. Hal itu dikarenakan fasilitas dan infrastruktur telekomunikasi sudah dimiliki Telkom.
"Soal wacana buy back Indosat sebaiknya jangan tanya ke saya. Tapi, yang pasti Telkom menguasai semua infrastruktur telekomunikasi mulai telepon tetap, teknologi seluler, hingga satelit sudah kami kuasai," kata Arief, usai menyaksikan "Topping Off" Hotel GranDhika Blok M, milik PT Adhi Karya (Persero), di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu (25/06).
Menurut Arief, Telkom sebagai entitas bisnis milik negara (BUMN) sudah sangat siap mengembangkan semua layanan kepada masyarakat, termasuk untuk keamanan nasional dengan penguasaan satelit oleh negara.
"Negara mutlak harus menguasai satelit," ujarnya.
Saat ini Telkom memiliki dua satelit yaitu Telkom-1 dan Telkom-2, dan sedang dibangun Satelit Telkom-3 yang akan diluncurkan pada tahun 2016.
Seiring dengan itu Arief juga menuturkan tidak ada rencana Telkom untuk buy back saham SingTel sebesar 35 persen di PT Telkomsel, anak usaha Telkom seperti yang diwacanakan sejumlah pihak jika buy back saham Indosat tidak tercapai.
"Tidak ada rencana itu (buy back saham SingTel di Telkomsel). Tidak ada masalah, karena yang penting sudah kita kuasai semua infrastrukturnya," ujar Arief.