CDMA akan mati, Smartfren rilis produk baru
Smartfren harus mengantisipasi kerugian dari sisi pelanggan akibat matinya CDMA.
Teknologi code division multiple access (CDMA) sebentar lagi akan mati, setidaknya itulah yang pernah disampaikan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono.
Vendor perangkat tersebut sudah setop produksi karena memang di negara lain, teknologi tersebut sudah jarang atau bahkan tidak dipakai.
Bila benar sudah tidak produksi lagi, maka operator CDMA harus segera bermigrasi ke LTE, dan itu artinya, handset lama yang masih berteknologi CDMA sudah tidak terpakai lagi.
Selain pelanggan yang rugi karena handset nya tidak lagi bisa dipakai, pelayanan selama proses migrasi pun diprediksi akan terganggu.
Menurut Deputi CEO Smartfren Telecom Djoko Tata Ibrahim, setiap harinya sekitar 1.000 unit handset terjual, padahal kapasitas produksi vendor juga terbatas.
"Untuk Andromax C, kami malah sudah pesan 1,2 juta unit, padahal rekor pemesanan terbanyak di China adalah 800 ribu unit," katanya, Senin (16/12).
Di tingkat distributor, tambahnya, jarang ada barang yang ready stok, karena hanya dalam waktu tiga hari, handset langsung terjual habis.
Menurut Director International Telecommunication User Group (Intug) Muhammad Jumadi, Smartfren harus mengantisipasi kerugian dari sisi pelanggan akibat matinya CDMA.
"Smartfren harus mengganti semua gadget pelanggan dengan LTE, bila operator tersebut memang akan migrasi ke LTE," katanya.