CEO Xiaomi Ingin Ubah Citra 'Smartphone Murah' Dengan Naikkan Harga
CEO Xiaomi Ingin Ubah Citra 'Smartphone Murah' Dengan Naikkan Harga
Xiaomi tak dimungkiri adalah vendor smartphone yang kerap mengagetkan para pecinta Android dengan smartphone mereka yang murah namun spesifikasi dan performa yang juara. Namun setelah bertahun-tahun, asosiasi kemurahan dengan kualitas yang buruk sudah mulai mengusik sang CEO, Lei Jun.
Berdasarkan sesi Q&A yang direkam oleh TechNode, Xiaomi mungkin akan menaikkan harga smartphone Xiaomi di produk-produk mendatang mereka.
-
Apa yang dimaksud dengan ponsel lipat? Seperti namanya, ponsel lipat dapat diartikan sebagai ponsel cerdas yang memiliki layar yang dapat dilipat menjadi dua. Ini memungkinkan pengguna untuk memiliki perangkat dengan ukuran layar yang lebih besar namun tetap dapat dilipat menjadi ukuran yang lebih kecil dan portabel.
-
Mengapa Redmi Note 13 Series dikatakan menghadirkan inovasi kelas flagship? Komitmen kami untuk menghadirkan produk luar biasa dengan harga sebenarnya tercermin dari inovasi kelas flagship yang dihadirkan di lini smartphone mid-range Redmi Note 13 Series.
-
Kapan Xiaomi Redmi 13 resmi diluncurkan? Sebagaimana diketahui, Xiaomi Redmi 13 ini telah dirilis pada Rabu, (5/6).
-
Siapa yang menyatakan komitmen Xiaomi dalam menghadirkan Redmi Note 13 Series? Wentao Zhao, Country Director Xiaomi Indonesia menyatakan, "Komitmen kami untuk menghadirkan produk luar biasa dengan harga sebenarnya tercermin dari inovasi kelas flagship yang dihadirkan di lini smartphone mid-range Redmi Note 13 Series.
-
Apa fitur unggulan dari Redmi Note 13 Pro Plus? Redmi Note 13 Pro Plus membawa kamera utama dengan resolusi 200 MP yang didukung dengan optical image stabilisation (OIS). Ia juga membawa layar AMOLED beresolusi 1,5K dengan refresh rate hingga 120 Hz.
-
Kapan Redmi Note 13 Pro Plus edisi XFF diluncurkan? Xiaomi Indonesia telah resmi merilis tiga smartphone seri Redmi Note 13 terbaru pada Kamis (18/4).
Hal ini tersirat dari perkataan sang Bos yang ingin menyingkirkan citra smartphone murah yang melekat di produknya.
"Sebenarnya, kami ingin menyingkirkan reputasi bahwa produk kami berharga kurang dari 2.000 Yuan (sekitar Rp 4,2 juta). Kami ingin berinvestasi lebih banyak dan membuat produk yang lebih baik," ungkap Jun.
"Saya mengatakan secara internal bahwa ini mungkin terakhir kalinya harga kami di bawah 3.000 Yuan (Rp 6,4 juta). Di masa depan, ponsel kami mungkin akan lebih mahal. Tak banyak, namun sedikit lebih mahal," sambungnya.
Smartphone yang ia maksud berharga 3.000 Yuan adalah Mi 9, dan Xiaomi adalah satu-satunya vendor yang mempertahankan banderol harga murah di tengah vendor lain yang mulai naik harga. Bahkan dari vendor besutan China sendiri juga melakukannya, seperti Huawei dan juga OnePlus.
Perubahan ideologi ini mungkin tak lagi mengejutkan. Pasalnya Xiaomi melepas merek Redmi untuk berdiri sendiri menjadi merek yang mengusung smartphone terjangkau. Hal ini dari awal diprediksi untuk membuat Xiaomi menjadi merek yang lebih premium dengan membuat celah harga dengan Redmi jadi lebih lebar.
Selain itu, Xiaomi sendiri masih banyak dipandang sebagai 'tiruan' Apple dan Xiaomi ingin membuang persepsi tersebut dengan membuat produknya lebih premium dan original, yang tentu membutuhkan banyak alokasi di deretan sektor terutama riset dan pengembangan.
Baca juga:
Samsung Akan Sempurnakan dan Rilis Dua Smartphone Lipat Lagi
Huawei Akan Usung 'Kamera Periskop', Teknologi Zoom Terbaru Untuk P30 Pro
Oppo Akan Rilis F11 Pro Dengan Kamera 48MP dan Kamera Selfie Pop-up
Huawei Sebut Akan Rilis Mate 20 Pro Versi 5G
Xiaomi Sebut Tunda Penetrasi Pasar Amerika Serikat
Minggu Depan, Realme 3 Bakal Masuk Indonesia
Kematian Akibat Main Smartphone Sentuh Angka Tertinggi Selama 30 Tahun