Gojek Shield, Inovasi Teknologi Gojek untuk Pengguna dan Mitra dari Kejahatan Siber
Waktu bergerak lambat bagi M Ali Saputra sejak pandemi Covid-19. Pagebluk ini memukul mitra pengemudi GoCar ini. Jumlah ordernya anjlok dari sebelum pagebluk di republik +62 ini. Waktu tunggu Ali mendapat penumpang jadi 1-2 jam. Padahal sebelum pandemi, setiap 10-15 menit aplikasi Gojeknya berbunyi.
Waktu bergerak lambat bagi M Ali Saputra sejak pandemi Covid-19. Pagebluk ini memukul mitra pengemudi GoCar ini. Jumlah ordernya anjlok dari sebelum pagebluk di republik +62 ini.
Waktu tunggu Ali mendapat penumpang jadi 1-2 jam. Padahal sebelum pandemi, setiap 10-15 menit aplikasi Gojeknya berbunyi.
-
Kapan Gojek menerima penghargaan dari DTKJ? Penghargaan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang diterima baru-baru ini menjadi bukti nyata dari pencapaian tersebut.
-
Bagaimana Gojek mendapatkan penghargaan dari DTKJ? Penghargaan ini diperoleh berdasarkan survei kepada pengguna angkutan umum serta penilaian terhadap inovasi dan upaya integrasi dengan moda transportasi lain melalui fitur GoTransit.
-
Siapa yang memberikan penghargaan kepada Gojek? Penghargaan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang diterima baru-baru ini menjadi bukti nyata dari pencapaian tersebut.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Kenapa Gojek menyediakan layanan motor listrik? Program bergabung sebagai mitra pengemudi Gojek, GoRide Electric bertujuan mendukung penggunaan motor ramah lingkungan. Selain itu, juga memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Karena waktu tunggu dapat penumpang lebih lama, otomatis jumlah penumpang per hari turun drastis," ujar Ali yang biasa narik mulai jam 8 pagi hingga malam pada Merdeka.com, baru-baru ini.
Kala pandemi, malam justru lebih bersahabat bagi Ali. Banyak orderan justru masuk ke aplikasinya di malam hari. Sementara siang hingga sore sepi order.
Meski banyak terima order malam hari, Ali tak khawatir dan takut, apalagi dapat order fiktif.
"Sekarang sistem keamanan aplikasi Gojek makin baik. Jauh lebih aman sekarang. Saya tidak pernah lagi dapat order fiktif lagi, karena sistem Gojek otomatis blokir nomor telepon yang melakukan order fiktif," ujar Ali yang biasa membawa Honda Brio warna hitam.
Yudi juga merasa lebih aman sekarang sebagai mitra GoRide. Sejak dua pekan terakhir, ada sistem baru yang bisa melindunginya dari kejahatan digital.
"Sekarang kalau ada order fiktif, nomor telepon itu otomatis mental atau hilang. Apalagi baru sekali order. Beda dengan dulu, saya mesti telepon customer servis Gojek, karena kami tidak bisa cancel. Apalagi kalau GoResto, mitra dan kustomer tidak bisa candel, cuma petugas CS Gojek yang bisa," ujar Yudi yang juga seorang jurnalis otomotif di satu media online di Jakarta.
Sejak berstatus super app, Gojek memang terus meningkatkan sistem keamanan aplikasinya, yang sudah diunduh lebih 50 juta kali. Hasil survei internal Gojek baru-baru ini menjadi buktinya.
Hasil survei itu menyebutkan, 92 persen mitra GoRide percaya dengan keamanan platform Gojek, sedangkan mitra GoCar lebih besar, 93 persen percaya aplikasinya aman. Survei ini menjangkau 23 ribu mitra driver dan 3.000 merchant.
Gojek Shield: Inovasi Teknologi Keamanan
©2020 Merdeka.com
Hana Abriyansyah, Vice President Information Security Gojek, mengatakan pihaknya terus-menerus meningkatkan sistem keamanan di aplikasinya supaya aman dari kejahatan siber. Seperti baru-baru ini, Gojek merilis program bertajuk #Amanbersamagojek untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pengguna kala pandemi.
Program ini punya tiga pilar, yakni teknologi, edukasi, dan proteksi. Khusus pilar teknologi, Hana dan tim membuat Gojek Shield untuk meningkatkan sistem keamanan aplikasi.
"Gojek Shield adalah inovasi teknologi keamanan di platform Gojek. Ada empat inovasi yang sudah diterapkan, yakni penyamaran nomor telepon, verifikasi wajah dan sidik jari, intervensi chat, dan pencegahan pembajakan. Dengan inovasi penyamaran nomor telepon, privasi kustomer atau mitra sangat terjaga," ujar Hana dalam diskusi daring bertajuk 'Bersama Menjaga dan Meningkatkan Kompetensi Keamanan Digital' yang digelar Gojek dan AJI Indonesia, baru-baru ini.
Inovasi lain yang menarik adalah verifikasi lewat wajah dan sidik jari menggunakan teknologi biometrik. Inovasi ini memastikan akun mitra driver digunakan oleh mitra sendiri dan bukan orang lain.
Hana mengklaim teknologi biometrik Gojek saat ini adalah yang paling canggih di Indonesia. Sebab error rate Gojek adalah yang terbaik saat ini.
Pilar keduanya adalah edukasi, caranya bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan literasi digital publik dan mitra. Pilar ini dilakukan dengan cara mengedukasi keamanan digital ke mitra driver secara rutin setiap pekan dan menyaasar komunitas merchant GoFood.
"Kami juga memiliki tim security yang aktif memburu ancaman digital dengan mengumpulkan data-data dan informasi dari komunitas-komunitas peretas dan sebagainya. Hasilnya kami olah dan dikembangkan sebagai fitur-fitur baru di Gojek Shield sehingga aplikasi Gojek siap sebelum serangan siber itu terjadi," papar Hana.
Nila Marita, Chief of Corporate Affairs Gojek, menjelaskan sebagai aplikasi super di Indonesia, Gojek telah menjadi andalan masyarakat dalam melakukan aktivitas online sehari-hari.
Maka itu, Gojek selalu berupaya meningkatkan layanannya melalui inovasi dan teknologi untuk bersama-sama memastikan keamanan dalam beraktivitas melalui platform digital.
"Bersama-sama di sini memadukan tiga unsur utama, yakni product, process, dan people. Artinya, selain inovasi dan teknologi yang diterapkan Gojek, unsur people (pengguna) juga harus selalu ditingkatkan pemahamannya melalui serangkaian edukasi,” ujar Nila pada kesempatan serupa.
Menurutnya, aktivitas digital di Tanah Air meningkat signifikan kala pandemi terutama di Gojek.
Data Gojek menyebutkan, di periode Maret-Agustus tahun ini, Gojek mendapat merchant baru lebih 250 ribu di GoFood. Dari jumlah itu, sebanyak 43 persen pebisnis pemula dan 94 persen skala UMKM.
Lima Bentuk Kejahatan Siber
Tony Seno Hartono, Adjunct Researcher Center for Digital Society UGM, menambahkan aktivitas di internet semakin banyak kala pandemi akibat kebijakan bekerja dari rumah, pembelajaran jarak jauh, dan lain-lain.
Dalam kondisi yang semakin tergantung ini, maka keamanan digital sangatlah penting. Jangan sampai masyarakat takut karena kurang peduli terhadap potensi serangan siber.
"Sejak Covid-19, ketergantungan orang ke platform digital sepeti Gojek makin tinggi. Namun, ketakutannya juga tinggi karena kejahatan siber juga makin buruk. Korban serangan siber tidak memandang pendidikan. Banyak pejabat atau orang berpendidikan tingggi menjadi korban kejahatan siber," ujar Tony.
Kejahatan siber yang marak ini belakangan ini menggunakan metode social engineering. Tony mencatat ada ada lima kejahatan social engineering yang jamak terjadi.
1. Phising; mencuri data pribadi biasanya dilakukan melalui surat elektronik.
Tujuannya mendapat data-data pribadi pengguna untuk membobol data pengguna e-commerce atau penipuan pelanggan layanan streaming berbayar dengan iming-iming gratis.
2. Phone scams; banyak dilakukan untuk kejahatan perbankan seperti scam kartu kredit, minta OTP, dan sebagainya.
3. SMShing; mirip phising tapi ini dilakukan menggunakan pesan singkat (SMS).
4. Impersonation.
5. Pretexting.