'Google Glass' Sony dibanderol murah, hanya Rp 10 jutaan
Salip Google Glass, kacamata pintar Sony sudah dilengkapi dengan speaker
Saat Google Glass hampir lenyap popularitasnya, Sony mengambil kesempatan untuk meluncurkan kacamata pintar mereka, SmartEyeglass.
Kacamata pintar 'SmartEyeglass' rencananya bakal dilepas oleh Sony mulai bulan Maret nanti. Untuk penjualan pertamanya, SmartEyeglass hanya akan ditawarkan di 10 negara saja, The Next Web (17/02). Pre-order SmartEyeglass pun saat ini hanya bisa dilakukan di Inggris dan Jerman saja.
-
Siapa yang terlibat dalam kecurangan Toshiba? Dilansir dari BBC, Jumat (23/02), mulanya pada tahun 2015, ketika kecurangan akuntansi terungkap di berbagai divisi perusahaan dan melibatkan manajemen tingkat atas. Selama tujuh tahun, Toshiba telah menggelembungkan laba sebesar USD1,59 miliar dan pada tahun 2020 lebih banyak penyimpangan akuntansi yang terungkap. Selain itu, tuduhan-tuduhan terkait tata kelola perusahaan dan pengambilan keputusan pemegang saham juga mencuat. Investigasi tahun 2021 menemukan bahwa Toshiba telah berkolusi dengan kementerian perdagangan Jepang untuk menekan kepentingan investor asing.
-
Mengapa Toshiba bangkrut? Kecurangan itu mulai terendus pada 2015. Berikut rentetan awal mula Toshiba terpuruk lalu bangkrut. Dulu, nama Toshiba melambangkan keunggulan dalam dunia elektronik. Televisi, komputer, sistem speaker, dan berbagai barang elektronik lainnya diproduksi oleh perusahaan ini.Maka tak heran, menjadikannya salah satu pilar dominasi industri elektronik Jepang yang disebut "Japan Inc". Namun, setelah 74 tahun berkiprah di bursa saham Tokyo, era gemilang Toshiba telah berakhir.
-
Bagaimana proses Toshiba bangkrut? Dilansir dari BBC, Jumat (23/02), mulanya pada tahun 2015, ketika kecurangan akuntansi terungkap di berbagai divisi perusahaan dan melibatkan manajemen tingkat atas. Selama tujuh tahun, Toshiba telah menggelembungkan laba sebesar USD1,59 miliar dan pada tahun 2020 lebih banyak penyimpangan akuntansi yang terungkap. Selain itu, tuduhan-tuduhan terkait tata kelola perusahaan dan pengambilan keputusan pemegang saham juga mencuat. Investigasi tahun 2021 menemukan bahwa Toshiba telah berkolusi dengan kementerian perdagangan Jepang untuk menekan kepentingan investor asing. Pada tahun 2016, Toshiba dihadapkan pada krisis terkait bisnis nuklirnya setelah unit Amerika, Westinghouse Electric, mengajukan kebangkrutan. Hal tersebut menyebabkan kewajiban lebih dari $6 miliar bagi Toshiba. Perusahaan ini akhirnya menjual beberapa bisnisnya, termasuk telepon seluler, sistem medis, dan barang-barang rumah tangga. Toshiba bahkan terpaksa menjual unit chipnya, Toshiba Memory dalam sebuah kesepakatan yang tertunda karena perselisihan dengan mitranya. Padahal, bisnis chip merupakan salah satu aset paling bernilai bagi Toshiba. Di tengah era di mana perusahaan-perusahaan berinvestasi besar-besaran dalam teknologi dan inovasi masa depan, Toshiba justru terpaksa menjual asetnya untuk mendapatkan uang tunai. Meskipun berhasil mendapatkan suntikan dana sebesar $5,4 miliar pada tahun 2017 dari investor asing, hal tersebut berarti pemegang saham memiliki lebih banyak pengaruh pada perusahaan. Setelah perdebatan panjang, Toshiba membentuk sebuah komite untuk menjajaki kemungkinan menjadikan perusahaan tersebut perusahaan swasta. Pada Juni 2022, Toshiba menerima delapan proposal pembelian, termasuk dari sekelompok investor Jepang yang dipimpin oleh Japan Investment Corp (JIC) yang didukung negara senilai $14 miliar. Rencana masa depan Toshiba dengan pemilik baru masih belum jelas. Namun, layanan digital dengan margin tinggi kemungkinan akan menjadi fokus utama. JIC memiliki rekam jejak dalam mengembangkan bisnis dari pabrikan besar, seperti divisi laptop Sony dan unit kamera Olympus. Meskipun demikian, proses restrukturisasi ini bukanlah perkara mudah. Toshiba bukan hanya sebuah perusahaan elektronik biasa dengan sejumlah 106.000 karyawan dan beberapa operasi yang dianggap penting untuk keamanan nasional, langkah-langkah selanjutnya perusahaan ini akan menjadi sorotan bagi banyak pihak yang terlibat.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Kapan Sonya Fatmala berpamitan? Sonya Fatmala Pamitan di Hari Terakhir Hengky Kurniawan Jadi Bupati, Mengundang Simpati Saat Naik Motor Sendiri
-
Kenapa Sonya Fatmala berpamitan? Sonya juga menyampaikan pamitannya, mengingat hari itu merupakan hari terakhir suaminya menjabat sebagai bupati.
Berbeda dengan Google Glass, Sony membanderol SmartEyeglass dengan harga yang cukup murah, yakni Rp 10,5 juta. Lebih murah sekitar Rp 8 juta dari Google Glass.
Bukan hanya harga saja yang menjadi daya tarik SmartEyeglass, fitur-fitur yang terpasang di kacamata pintar ini juga diklaim lebih wah dari Google Glass. Tengok saja, SmartEyeglass sudah mempunyai speaker, mic, teknologi NFC (Near Field Communication), dan sensor sentuh untuk mengatur tampilan layar.
Namun, SmartEyeglass juga tidak lepas dari kritikan. Beberapa pihak mengaku SmartEyeglass terlalu besar dan berat untuk sebuah kacamata. Dengan frame yang cukup tebal, berat total dari SmartEyeglass mencapai 77 gram.
Jika Sony tidak ingin mengulangi kegagalan Google Glass, modifikasi nampaknya perlu dilakukan agar SmartEyeglass lebih ramah terhadap pengguna.
Baca juga:
Nokia 3310 dan Sony Ericsson T28s lahir kembali jadi smartphone
Sony kenalkan Xperia E4, smartphone hiburan yang mampu hidup 48 jam
Hasil tes benchmark bocor, spesifikasi Sony Xperia Z4 terungkap
Inikah satu-satunya smartphone andalan Sony di MWC 2015?
Sony Xperia Z4 siap masuk Indonesia?