ICANN aktifkan L-Root server di Yogyakarta
Root server tersebut merupakan pertama di Indonesia yang berlokasi di luar Jakarta.
Setelah beberapa waktu yang lalu ICANN, pengelola L-Root Server dunia, bekerjasama dengan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mengaktifkan L-Root server di Jakarta, hari ini, (Selasa, 11/8) melalui akun Twitternya (@ICANNdnsEng) mengumumkan bahwa mereka mengaktifkan satu lagi L-Root server, yang berlokasi di PT Jembatan Citra Nusantara (Citra.net), Yogyakarta.
Hal itu pun dibenarkan oleh bos Citra.net, Valens Riyadi. Menurutnya, root server tersebut merupakan pertama di Indonesia yang berlokasi di luar Jakarta, dan terhubung langsung via kabel fiber optik ke IIX Yogyakarta.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Dimana internet pertama kali diakses di Indonesia? Perkembangan akses internet di Indonesia dimulai dengan kelahiran protokol IP pertama pada tahun 1988.
-
Apa yang mau dilakukan Menkominfo untuk meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai kecepatan internet. Menurutnya, kecepatan internet Indonesia masih rendah dengan angka 24,9 Mbps. Angka itu bawah Philipina, Kamboja, dan Laos, menurutnya Indonesia hanya unggul dari Myanmar dan Timor Leste di kawasan Asia Tenggara.
-
Bagaimana internet berkembang dan menjadi global? ARPANET pertama kali terhubung hanya empat komputer di empat universitas di Amerika Serikat. Namun, seiring berjalannya waktu, jaringan ini tumbuh pesat. Pada tahun 1983, protokol TCP/IP diperkenalkan, yang memungkinkan jaringan komputer yang berbeda untuk berkomunikasi satu sama lain, membuka pintu bagi pertumbuhan internet global.
-
Apa saja yang membuat orang-orang di Indonesia susah akses internet? Berikut adalah negara-negara di dunia yang warganya belum terkoneksi internet: India: 683.707.000 jiwaChina: 336.416.000 jiwaPakistan: 131.801.000 jiwaNigeria: 123.428.000 jiwaEthiopia: 103.290.000 jiwaBangladesh: 96.473.000 jiwaIndonesia: 93.401.000 jiwaRepublik Demokratik Kongo: 75.612.000 jiwaTanzania: 46.600.000 jiwaUganda: 35.946.000 jiwa
"Ini pertama kalinya kita punya root server di luar Jakarta. Saya beranggapan bahwa root server perlu ada juga di kota lain di luar Jakarta. Karena kan internet harusnya tidak tersentralisasi. Tapi terdistribusi, sehingga pengguna di Yogya jika membutuhkan akses ke root server tidak perlu sampai ke server di luar Yogya. Meskipun mungkin di sisi user tidak terlalu terasa, tapi secara teknis pasti ada peningkatan kecepatan akses," ujarnya kepada Merdeka.com, Selasa (11/8).
Valen mengakui jika butuh waktu sekitar dua hingga tiga bulan meluluhkan ICANN untuk menaruh root servernya di Yogyakarta.
"Tapi, kalau ngobrol awalnya sudah semenjak akhir tahun lalu. Tepatnya itu, waktu acara bareng ICANN di Jakarta," kata Valen.
Sebagaimana diketahui, root server merupakan sistem yang dikelola beberapa entitas internet internasional, yang merupakan tulang punggung utama sistem DNS di internet. DNS memungkinkan kita berinternet berbasiskan penamaan (domain), dan kemudian secara teknis diterjemahkan menjadi nomor IP.
Ada beberapa pengelola Root Server di dunia dari A hingga M. Tiap pengelola memiliki puluhan hingga ratusan server yang tersebar di dunia.
Hingga saat ini di Indonesia telah ada I-Root di Napinfo (Jakarta), F-Root server di CBN (Jakarta), dan juga L-Root server di Pandi (Jakarta). F-Root dan I-Root yang sudah ada tersebut dalam pengelolaan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
Kehadiran L-Root server ini diapresiasi oleh Ketua Umum APJII, Jamalul Izza. Menurutnya, dengan adanya root server ini akan berperan sangat vital untuk berjalannya internet di Indonesia. Selain itu, dengan makin banyaknya Root Server di Indonesia, akses internet juga akan semakin cepat, karena proses translasi domain tidak lagi harus dilayani oleh server root di luar negeri.
(mdk/dzm)