Ini Alasan Mengapa WhatsApp Wajibkan Pengguna Setujui Kebijakan Privasi
Ini Alasan Mengapa WhatsApp Wajibkan Pengguna Setujui Kebijakan Privasi
Mulai 15 Mei 2021 mendatang, WhatsApp bakal menggulirkan kebijakan privasi terbaru yang sempat ramai beberapa waktu yang lalu.
Disebut bahwa untuk terus menggunakan layanan WhatsApp pengguna harus menyetujui kebijakan privasi. WhatsApp sendiri meyakinkan tidak ada yang berubah setelah kebijakan privasi baru digulirkan.
-
Apa saja contoh ponsel yang akan kehilangan dukungan dari WhatsApp? Berikut daftar ponsel-ponsel tersebut.SamsungGALAXY Ace PlusGALAXY CoreGALAXY Express 2GALAXY GrandGALAXY Note 3 LTEGALAXY Note 3 Neo LTE+GALAXY S III mini VEGALAXY S4 I9500GALAXY S4 ActiveGALAXY S4 mini I9190GALAXY S4 mini I9192 DuosGALAXY S4 mini I9195 LTEGALAXY S4 Zoom AppleiPhone 5iPhone 6iPhone 6SiPhone 6S PlusiPhone SE HuaweiAscend P6 SAscend G525C199GX1sY625SonyXperia Z1Xperia E3 LGOptimus 4X HD P880Optimus GOptimus G ProOptimus L7 Lenovo46600A858TP70S890 MotorolaMoto GMoto X
-
Bagaimana cara orang Indonesia menggunakan smartphone dalam sehari? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin meresahkan? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada. Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Modus penipuan apa yang sering dilakukan di WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada akan modus-modus di dunia maya.
-
Di mana fitur ini ditemukan dalam pembaruan WhatsApp? Menurut laporan, fitur ini berada dalam pembaruan terbaru WhatsApp beta untuk Android (versi 2.23.25.19).
-
Fitur baru apa yang sedang disiapkan oleh WhatsApp? WhatsApp akan meluncurkan fitur baru yang memungkinkan pengguna saling terhubung tanpa nomor telepon.
Percakapan pribadi pengguna dengan teman, keluarga, dan bisnis kecil tetap dilindungi enkripsi end-to-end. Dengan begitu tidak ada orang lain yang bisa mengakses konten percakapan selain pengirim dan penerima pesan.
Satu-satunya yang berubah adalah ketika pengguna memutuskan untuk berbincang dengan bisnis besar yang menggunakan layanan hosting Facebook dan pihak ketiga. WhatsApp menganggap percakapan itu tidak dibekali enkripsi end-to-end.
Meski tidak semua pengguna WhatsApp berinteraksi dengan bisnis, mengapa perusahaan mewajibkan semua pengguna untuk menyetujui perubahan kebijakan privasi?
Director of Communication WhatsApp APAC, Sravanthi Dev, menyebutkan alasannya. Menurutnya, berdasarkan data perusahaan, saat ini ada lebih dari 175 juta pengguna di seluruh dunia yang berinteraksi dengan akun WhatsApp bisnis tiap harinya. Jumlah tersebut diperkirakan akan makin bertambah.
"Ada banyak pengguna yang mau berinteraksi dengan WhatsApp bisnis. Kami membangun WhatsApp sesuai dengan keinginan konsumen di mana, lebih dari 80 persen konsumen yang kami survei mau berbicara dengan WhatsApp bisnis," katanya.
Bukan Paksa Namun Pilihan
Untuk itulah, menurut Sravanthi, WhatsApp memberikan pilihan ke pengguna, karena masing-masing konsumen memiliki keinginan. Mau bicara dengan bisnis, tidak mau berinteraksi dengan bisnis, dan yang belum tahu apakah dirinya mau berinteraksi dengan bisnis atau tidak.
WhatsApp untuk bisnis pun memiliki skala yang berbeda. WhatsApp Business untuk bisnis kecil atau WhatsApp Business API untuk bisnis berskala besar, seperti yang digunakan Indosat Ooredoo dan Singapore Airlines.
Melihat tren makin banyak yang bergabung dengan WhatsApp bisnis, WhatsApp meningkatkan produk untuk WhatsApp Business.
"Ketika pengguna menyetujui kebijakan privasi, pengguna tersebut tidak harus berinteraksi dengan bisnis. Pengguna tetap memiliki pilihan untuk bicara dengan bisnis atau pun tidak," tutur Sravanthi.
Dirinya menyebut, WhatsApp selalu mengembangkan layanan dengan memikirkan pandangan dari berbagai pihak.
"Kami memberikan pengguna WhatsApp pilihan, sekarang mungkin tidak mau berbincang dengan bisnis, tetapi misalnya 6 bulan dari sekarang mungkin mau," tuturnya.
"Penting untuk dicatat, kami tidak memaksa orang untuk melakukan apa yang tidak mau mereka lakukan. (Meski menyetujui kebijakan privasi) kamu tetap bisa pakai WhatsApp seperti sebelumnya (tidak perlu interaksi dengan WhatsApp bisnis)," katanya.
Transparansi Pengguna
Sravanthi mengatakan, WhatsApp berupaya menghadirkan pilihan bagi 2 miliar penggunanya untuk menentukan sendiri bagaimana mereka akan menggunakan WhatsApp untuk berinteraksi.
Sreavanthi juga mengatakan, WhatsApp pada akhirnya tetap menggulirkan update kebijakan privasi untuk alasan keterbukaan ke pengguna terkait bagaimana cara kerja bisnis mengumpulkan data pengguna.
Menurutnya, WhatsApp bukan memaksa, tetapi justru memberikan transparansi tentang bagaimana cara kerja WhatsApp.
Kedua, Sravanti menyebut, WhatsApp ingin memastikan untuk menghadirkan pilihan ke pengguna untuk bicara dengan pelaku bisnis atau tidak.
Ketiga, WhatsApp ingin memastikan bahwa pengguna memiliki kontrol penuh mengenai apa yang ingin dilakukannya dengan WhatsApp. Apakah mau berbicara dengan bisnis atau tidak, semuanya ada di tangan pengguna.
"Selama beberapa waktu, bisnis banyak yang mengadopsi WhatsApp untuk berinteraksi dengan pelanggannya. Oleh karena itu WhatsApp berevolusi sesuai kebutuhan konsumen," tuturnya.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani