iOS 14: Mirip Android Tapi Fungsionalitas Google Minim
iOS 14: Mirip Android Tapi Fungsionalitas Google Minim
iOS 14 yang merupakan software terbaru untuk perangkat iPhone ini kerap disebut mirip Android. Hal ini dikarenakan beberapa tampilan desain yang mirip. Mulai dari widget yang dapat dikustomisasi, serta adanya AppLibrary yang mirip dengan app drawer milik Android.
Beberapa fitur mirip lain seperti tampilan tersembunyi untuk Siri, serta mode Picture-in-Picture, semuanya adalah sesuatu yang telah kita lihat di Android.
-
Apa yang diterima TikToker tersebut dari Apple? Kejutan yang tak terduga terjadi ketika tiga kiriman kotak besar tiba di rumah pria ini. ketiga kotak besar ini berisi total 60 ponsel iPhone 15 Pro Max, dan semuanya berasal dari varian 1TB.
-
Apa yang dilakukan iPhone dengan foto pengguna? Face-ID dirancang untuk berfungsi mendeteksi pengguna misal sedang menggunakan topi, syal, kacamata, lensa kontak, atau kacamata hitam. “Selain itu, ini dirancang untuk bekerja di dalam ruangan, di luar ruangan, dan bahkan dalam kegelapan total,” ungkap dia.
-
Kapan Apple merilis iPod? Melansir Majalah Mixdown, Selasa (18/6), pada bulan Oktober 201, perusahaan teknologi Apple merilis perangkat media portabel iPod.
-
Kapan iOS 18 dirilis? Apple merilis iOS 18 pada acara Worldwide Developer Conference (WWDC) 2024.
-
Mengapa Apple disebut-sebut menunda peluncuran iPhone lipat? Analisa itu sejauh ini masih misterius. Yang jelas Apple telah menerima paten baru terkait dengan perangkat elektronik dengan layar lipat yang tahan lama.
-
Kapan cek Apple ditulis? Cek tersebut ditulis tangan langsung oleh sang pendiri Apple, Steve Jobs dengan jumlah transaksi sebesar 4,01 USD pada tanggal 23 Juli 1976.
Namun hal paling menarik di Android yang harusnya diambil juga oleh Apple adalah kompatibilitasnya dengan Google.
Tak bisa dimungkiri, pengguna iPhone cenderung setia ke perangkat ini karena ekosistem. banyak pengguna yang telah berinvestasi ke ekosistem Apple sehingga untuk pindah ke Android rasanya agak susah. Kedua, biasnaya soal kebiasaan, seperti tampilan antarmuka, bahasa desain, dan keyboard yang akan berbeda jika kita pindah Android.
Namun tak bisa dimungkiri, Apple masih inferior dari Google di bidang esensial. Di apliikasi kesehatan, fitness, hiburan,, dan ekosistem premium lainnya, Apple memang terbaik. Namun di aspek kecil seperti email, kalender, mesin pencarian, atau navigasi online.
Di sini Google menang. Aplikasi Google juga tak bisa dimungkiri punya layanan esensial terbaik. Ambil saja contoh sinkronisasi layanan Gmail, Google Calendar, Google Maps, Google Photos, dan Chrome.
Hal ini nampak ketika iOS 14 memperbolehkan memilih default sendiri, pengguna langsung mengubah default email dan browsernya ke Gmail dan Chrome. Meski demikian, ini masih memiliki batasan, karena tentu Apple masih ingin penggunanya memakai aplikasi dan layanannya sendiri untuk kompetisi.
Apple pun menerima kompensasi besar dari Google untuk memperbolehkan layanannya ada di ekosistem Apple. Apple pun memperbolehkan ada Google karena terbentur kebijakan anti-monopoli. Hal ini serupa dengan Microsoft yang tak lagi menjadikan Internet Explorer default pada 2009 lalu, karena terbentur kebijakan anti-monopoli.
Nah, hal ini bisa jadi langkah besar untuk Apple di masa mendatang. Tentu pengguna iPhone akan memilih mendapatkan default berupa Kalender dan Maps ketimbang bisa mengatur widget dan AppLibrary. Belum lagi soal pengelolaan notifikasi, izin aplikasi, dan lain-lain yang memang dilakukan Google lebihbaik dari Apple.
Kustomisasi Home Screen di iOS 14
Apple iOS 14 dirilis beberapa waktu lalu dengan membawa perubahan deesain secara signifikan, yakni memperkenalkan konsep Home Screen juga widget.
Perusahaan riset pasar aplikasi seluler Sensor Tower memperkirakan secara global 20 aplikasi kustomisasi Home Screen teratas yang diluncurkan hingga saat ini secara kolektif telah mencapai setidaknya 13,7 juta pemasangan.
"Untuk analisis ini, kami mempelajari 20 aplikasi teratas yang terutama berfokus pada kustomisasi Home Screen melalui widget," ujar Stephanie Chan, Mobile Insights Strategist dikutip dari laporan perusahaan seperti dilansir Tekno Liputan6.com.
Pemasangan pertama kali aplikasi ini mencapai puncaknya pada 21 September dengan lebih dari 3 juta pemasangan secara global. Semua aplikasi dalam kelompok ini diluncurkan pada atau setelah 16 September 2020.
Widgetsmith, Color Widgets, dan Photo Widget menempati sebagai tiga teratas. Ketiganya dengan cepat meraih popularitas tujuh hari setelah Apple meluncurkan iOS 14.
Widgetsmith menjadi aplikasi iPhone gratis teratas di Amerika Serikat dari 19 hingga 23 September. Lalu dari 18 September hingga 22 September, Color Widgets mencapai posisi kedua, sementara Photo Widget menempati posisi ketiga pada 20 September.
"Menurut data kami, tiga aplikasi ini saja menghasilkan lebih dari 12,6 juta pemasangan secara global dalam tujuh hari setelah peluncuran iOS 14," kata Stephanie.
Angka tersebut mewakili sekitar 92 persen dari total 13,7 juta aplikasi dianalisis oleh Sensor Tower. Porsi tunggal terbesar dari pemasangan ini mencapai 26 persen, yang berasal dari pengguna App Store berbasis di AS.
(mdk/idc)