IRMA Luncurkan Aplikasi Tokoku, Layanan Pay Later di Outlet IRMA
Penyedia perangkat lunak untuk distributor dan outlet produk digital, IRMA, meluncurkan TokoKu, aplikasi layanan pay later yang dapat digunakan di outlet IRMA. Diluncurkan di masa pandemi Covid-19, sebab pay later adalah metode pembayaran pinjaman yang lebih dikenal di Indonesia dengan istilah ngebon!
Penyedia perangkat lunak untuk distributor dan outlet produk digital, IRMA, meluncurkan TokoKu, aplikasi layanan pay later yang dapat digunakan di outlet IRMA.
Aplikasi ini khusus diluncurkan di masa sulit pandemi Covid-19, sebab pay later adalah metode pembayaran pinjaman yang lebih dikenal di Indonesia dengan istilah “ngebon”.
-
Kenapa pengguna Android lebih baik dalam mengelola uang? Menariknya, survei yang dilakukan oleh Slickdeals menemukan bahwa pengguna Android lebih pintar dalam mengelola uang mereka.
-
Siapa yang menyatakan bahwa MyTelkomsel Super App menawarkan fitur lengkap untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup digital pelanggan? “MyTelkomsel super app, menawarkan fitur lengkap guna memenuhi kebutuhan gaya hidup digital pelanggan secara menyeluruh,” kata Direktur Utama Telkomsel, Nugroho saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (17/7).
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Di mana Huawei berperan dalam penguatan ekonomi digital? Adapun penguatan ekonomi digital yang dimaksud mencakup percepatan transformasi digital di berbagai sektor, mendorong pembangunan ramah lingkungan melalui utilisasiteknologi, memperkuatkeamanan siber dan perlindungan data pribadi untuk meningkatkan keamanan dan kepercayaan publik.
-
Bagaimana Finnet mendukung transformasi digital di Indonesia? Kami didukung dengan IT Infrastructure yang handal dan memiliki lisensi terlengkap di Perusahaan sejenis. Kami yakin Finnet dapat menjadi One Stop Solution yang tumbuh bersama mitra untuk bersama-sama mendigitalkan sistem pembayaran di Indoensia.
-
Aplikasi apa yang digunakan untuk melakukan penguntitan digital? Stalkerware biasanya menyamar sebagai aplikasi anti-pencurian atau kontrol orang tua (parental control) yang sah di ponsel cerdas, tablet, dan komputer.
Jadi, toko tersebut membolehkan pelanggannya mengambil barang atau jasa lebih dulu, tapi membayarnya pada akhir bulan saat pelanggan menerima gaji.
Pengguna yang berhak menggunakan layanan pay later TokoKu adalah pengguna yang pernah melakukan pembelian di outlet IRMA dalam enam bulan terakhir dan harus memiliki domisili yang dekat dengan outlet IRMA. Yang terpenting, outlet IRMA harus menyetujui bahwa pelanggan tersebut adalah pelanggan setia outletnya.
Panji Pramana, Co-Founder IRMA, menyatakan 70 persen orang yang datang ke outlet IRMA adalah pelanggan tetap, baik yang tinggal di sekitar outlet maupun yang sering melewati outlet. Kami mengerti saat sulit seperti sekarang banyak orang yang tidak memiliki cukup uang, sehingga fasilitas pay later di TokoKu diharapkan dapat membantu banyak orang untuk tetap produktif saat kesulitan sekalipun.
Saat ini lebih dari 20 persen penjualan outlet IRMA dilakukan melalui skema pay later, yang sering menjadi beban cash flow outlet karena terjadi pengurangan jumlah uang yang dapat digunakan untuk melakukan pembelian barang kembali.
“Hal ini membantu cash flow outlet IRMA agar tidak mengorbankan turnover-nya dan pada saat yang sama tidak harus takut kehilangan kontak dengan pelanggan setianya," ujar Panji dalam rilisnya pada Merdeka.com, kemarin.
Uji Coba di 1.000 Outlet IRMA
Pada peluncurannya, 1.000 outlet IRMA dapat menerima pengguna TokoKu. Selama uji coba, jumlahnya dibatasi untuk memastikan seluruh masalah operasional berhasil diperbaiki.
Pada akhir tahun, proses edukasi dan roll-out akan dilakukan di seluruh Indonesia supaya seluruh 350.000 outlet IRMA dapat melayani pengguna TokoKu.
Setelah itu, diharapkan 500.000-750.000 pelanggan aktif menggunakan pay later TokoKu dan terus meningkat pada tahun depan (2021).
Peluncuran TokoKu juga diikuti dengan produk pinjaman yang diluncurkan dan tersedia di 350.000 outlet IRMA di seluruh Indonesia pada akhir September lalu, yang disebut Bayar Tempo. Bayar Tempo memberikan pinjaman kepada outlet IRMA untuk membeli lebih banyak produk digital guna meningkatkan omzet dan pendapatan mereka.
"Sejak peluncuran itu, lebih dari 5.500 outlet menggunakan fasilitas pinjaman mingguan ini. Dan permintaan untuk gerai baru yang mengajukan pinjaman rata-rata 250-350 outlet baru setiap hari. Kami menargetkan setidaknya 40.000 outlet IRMA bisa memanfaatkan Bayar Tempo hingga akhir tahun ini," katanya.
Didukung KreditPro
Peluncuran TokoKu diresmikan oleh Dr Rudy Salahuddin, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.
"Kami senang melihat inisiatif sektor swasta seperti TokoKu dan Bayar Tempo. Hanya melalui kerja sama erat antara pemerintah dan swasta, kita dapat dengan cepat meningkatkan perekonomian nasional. Ada beberapa hal yang bisa dikolaborasikan, antara lain menggandengkan TokoKu dengan Bantuan Pangan Non Tunai dan Bantuan Langsung Non Tunai melalui toko dan agen. Mencari solusi untuk pedesaan dan piramida lapisan bawah adalah hal yang paling kompleks dan solusi paling efektif akan selalu melibatkan nilai-nilai lokal," ujar Rudy Salahuddin.
Fasilitas Pay Later di Tokoku dan Bayar Tempo didukung oleh KreditPro, sebagai peer to peer (P2P) lending yang merupakan afiliasi dari Digiasia Bios yang mendapat izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak akhir 2019.
“Kebanggaan bagi kami dapat mendukung inisiatif yang diinisiasi oleh IRMA. Kami bekerja dan mencoba berbagai inisiatif dengan IRMA untuk menemukan solusi yang tepat. Kami sangat mendukung atas inovasi Bayar Tempo. Kami juga mendukung pendekatan sosial dari pembayaran TokoKu pay later. Hal ini benar-benar akan menjadi bagian dari solusi keuangan personal yang dapat mengarah pada pertumbuhan ekonomi", tambah Wahyu Aribowo, CEO KreditPro.