![OJK Ungkap Prospek Cerah Industri](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/26/1719374304759-517qb.jpeg)
OJK Ungkap Prospek Cerah Industri "Paylater" di Masa Depan
Pay Later dinilai dapat memberikan manfaat yang optimal dalam memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari.
Pay Later dinilai dapat memberikan manfaat yang optimal dalam memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari.
Industri Buy Now Pay Later (BNPL) diyakini memiliki prospek cerah di masa depan.
Hal ini ditandai dengan meningkatnya popularitas metode pembayaran digital itu yang semakin diterima secara luas oleh masyarakat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai tren ini mencerminkan kepercayaan yang semakin tinggi dari masyarakat terhadap pelayanan keuangan digital.
Paylater menawarkan kemudahan dan fleksibilitas bagi konsumen, sehingga semakin banyak yang menggunakannya untuk berbagai kebutuhan.
“Di masa mendatang, kami meyakini paylater akan mendominasi pasar pembayaran digital, terutama dengan adanya inovasi dan kolaborasi yang terus berkembang antara penyedia layanan dan merchant,” kata Direktur Pengaturan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Irfan Sitanggang dilansir dari Antara, Rabu (26/6).
Irfan mencatat, proporsi penggunaan paylater di Indonesia terus menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Dalam lima tahun terakhir, pengguna BNPL menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan di dalam industri keuangan non-bank (IKNB) di mana konsumen saat ini cenderung mencari opsi pembayaran yang lebih fleksibel dan cepat sebagai opsi untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Pertumbuhan BNPL ditunjukkan oleh peningkatan kontrak yang signifikan selama lima tahun terakhir (2019-2023) dengan rata-rata peningkatan sebesar 144,35 persen secara tahunan (yoy).
Irfan menyebutkan, kontrak pembiayaan BNPL pada perusahaan pembiayaan di Desember 2023 mencapai 79,92 juta kontrak atau tercatat naik sebesar 18,55 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Di balik pertumbuhan BNPL yang pesat, Irfan sekaligus mengimbau kepada masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan layanan pembayaran tersebut.
Layanan ini memang dirancang untuk membantu pemenuhan berbagai kebutuhan sehari-hari dengan cara yang mudah dan fleksibel.
Namun penggunaan yang tidak terkendali dapat meninggalkan risiko finansial yang tidak diinginkan.
“Jadi di balik kemudahan dan kecepatan yang kita dapatkan dari BNPL, ini harus disikapi dengan bijak. Jangan sampai menjadi masalah di kemudian hari bagi masyarakat,” kata Irfan.
Dia pun mengajak seluruh pelaku industri dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama menyebarkan edukasi terkait BNPL ini kepada masyarakat, terutama pada segmen masyarakat underserved atau unbanked dan kalangan anak muda.
Dengan pemahaman yang tepat, Irfan mengatakan bahwa BNPL dapat memberikan manfaat yang optimal dalam memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat tanpa menimbulkan beban finansial yang berlebihan yang akan menjadi masalah di kemudian hari.
“Oleh karena itu, edukasi yang terus dilakukan sangat penting untuk meningkatkan literasi keuangan digital sehingga masyarakat dapat memanfaatkan berbagai layanan dan produk keuangan digital dengan lebih bijak dan optimal,” kata Irfan.
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaDalam ayat 2, OJK mengatur PUJK agar tidak menggunakan cara ancaman, kekerasan dan/atau tindakan yang bersifat mempermalukan konsumen.
Baca SelengkapnyaKampanye edukatif tersebut merupakan salah satu upaya pihaknya untuk mendukung geliat industri keuangan digital yang kondusif bagi pengguna.
Baca SelengkapnyaWaktu luang yang berlimpah merupakan nikmat yang saat ini mereka dapatkan dari hasil jerih payah beternak puyuh
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaDari pengaduan tersebut, sebanyak 4.193 berasal dari sektor perbankan, 4.275 berasal dari industri financial technology.
Baca SelengkapnyaApabila kerugian yang dialami perusahaan disebabkan risiko bisnis dari Investree itu sendiri, tentu penanganan OJK berbeda.
Baca SelengkapnyaSejak Januari hingga Mei 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melakukan pencabutan izin usaha Bank Perekonomian Rakyat (BPR) sebanyak 12 bank.
Baca SelengkapnyaOptimisme kinerja perbankan didorong oleh ekspektasi yang berdampak pada peningkatan laba dan modal perbankan.
Baca Selengkapnya