Riset: Gen Z Kelompok Paling Banyak Pakai Paylater, Tenor Cicilan 3 Bulan
Generasi Z menjadi kelompok yang mendominasi pengguna Paylater.
Generasi Z menjadi kelompok masyarakat yang paling banyak menggunakan layanan Buy Now Pay Later (BNPL). Kendati demikian, kelompok ini tidak sembarang memanfaatkan layanan pay later.
Berdasarkan data yang dianalisa Lokadata, meski populer dengan layanan paylater, generasi Z cukup rutin melakukan perencanaan keuangan secara bulanan. Tenor yang diambil saat mereka mengambil cicilan umumnya berdurasi 1-3 bulan.
"Ini mencerminkan keinginan mereka untuk menyelesaikan utang dengan cepat," ujar Chief Data Officer Lokadata.id, Suwandi Ahmad, dikutip pada Kamis (10/10).
Suwandi menuturkan, akses paylater di kalangan Anak muda khususnya generasi Z tercermin dari persentase masyarakat Indonesia yang memakai financial technology (Fintech) sebesar 78 persen. Ini mencakup berbagai layanan seperti dompet digital, pinjaman, dan pembayaran digital.
Menurutnya kemudahan akses dan kemampuan fintech untuk memfasilitasi transaksi keuangan yang cepat dan efisien merupakan faktor utama yang mendorong tingginya adopsi fintech, terutama di kalangan generasi muda.
Di satu sisi, Suwandi menekankan pentingnya menggunakan layanan ini secara bijaksana. Literasi keuangan yang baik dan pemahaman tentang risiko penggunaan yang berlebihan menjadi kunci untuk mencegah masalah di kemudian hari.
“Generasi muda saat ini sudah sangat terbiasa dengan teknologi finansial yang memberikan mereka kemudahan dan fleksibilitas. Tak kalah penting yaitu memastikan bahwa layanan ini digunakan secara bijaksana, terutama terkait literasi keuangan dan risiko penggunaan yang berlebihan,” ujar Suwandi.
Beli Kebutuhan Premier Pakai Pay Later
Sementara itu Direktur PT Indodana Multi Finance, Iwan Dewanto, menyebutkan BNPL telah menjadi game changer di kalangan anak muda karena memberikan fleksibilitas dalam berbelanja. Namun, dia juga menekankan pentingnya meningkatkan literasi keuangan agar pengguna tidak terjebak dalam utang yang berlebihan.
Tren lain yang mencolok adalah penggunaan bank digital yang mencapai 73 persen di kalangan anak muda. Hal ini menunjukkan bagaimana fintech telah mengubah pola konsumsi mereka.
Riset menunjukkan kebutuhan tersier, seperti pembelian baju, elektronik, dan produk digital, mulai berubah menjadi kebutuhan primer.
Di Pontianak, misalnya, rata-rata pengeluaran mingguan anak muda untuk barang digital mencapai 22-28 miliar rupiah, melebihi pengeluaran untuk kebutuhan protein.
"Sebagai contoh, di Pontianak, rata-rata pengeluaran mingguan anak muda untuk barang digital mencapai 22-28 miliar rupiah, melebihi pengeluaran untuk kebutuhan protein," pungkas Iwan.