Tips Atur Keuangan Bagi Gen Z Agar Terbebas dari Jeratan Utang Paylater
Agar tidak terlilit utang Paylater, dia membagikan tips jitu cara mengelola keuangan bagi Gen Z.
Insight Investments menyoroti besarnya penggunaan paylater di kalangan generasi zoomers (Gen Z). Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pengguna paylater mayoritas merupakan Gen Z dengan rentang usia 26-35 tahun yang mencapai angka 43,9 persen.
OJK juga mencatat penggunaan paylater oleh Gen Z sebagian besar untuk keperluan gaya hidup. Di antaranya, fesyen dengan 66,4 persen, perlengkapan rumah tangga dengan 52,2 persen, elektronik dengan 41 persen, laptop atau ponsel dengan 34,5 persen, hingga perawatan tubuh sebesar 32,9 persen.
-
Bagaimana cara menghindari utang? Selain itu, dalam hadits, Nabi Muhammad SAW juga memberikan pengajaran tentang hukum hutang dalam Islam. Beliau bersabda, 'Hutang ada yang mencukupi dan ada pula yang membebankan. Oleh karena itu, jika masalah datang, dan kamu mampu membayar, maka bayarlah hutangmu. Namun, jika kamu tidak mampu membayar, berilah toleransi kepada yang berhutang sampai dia mampu membayar.'
-
Bagaimana cara milenial mengatasi keuangan yang sulit? Langkah pertama untuk menghadapi masalah keuangan adalah dengan berani menghadapinya. Anda bisa memulainya dengan tindakan sederhana, seperti menyusun daftar pengeluaran, menilai pendapatan, dan membuat anggaran bulanan. Apabila merasa kesulitan dalam proses ini, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan dari konsultan keuangan. Alternatif lainnya, Anda juga dapat memanfaatkan aplikasi keuangan yang dapat membantu dalam melacak pengeluaran. Dengan cara ini, diharapkan Anda dapat mencapai kestabilan finansial yang lebih baik.
-
Mengapa paylater bisa jadi solusi untuk kebutuhan mendesak? Nah, jika kamu tidak ingin mengganggu perencanaan keuangan namun tetap bisa memenuhi kebutuhan mendadak, maka paylater bisa jadi solusinya. Pasalnya, paylater bisa memberikan fleksibilitas dalam pembayaran.
-
Bagaimana cara melunasi utang secara efektif? Meskipun bisa memberikan kenyamanan dalam jangka pendek, utang semacam ini bisa menjadi beban finansial yang berat dalam jangka panjang. Untuk menghindari akumulasi utang yang berlebihan, segeralah melunasi utang yang ada dan jika memungkinkan, menghindari terperangkap dalam siklus utang yang berkelanjutan.
-
Siapa yang memberi tips keuangan? Perusahaan konsultan audit dan pajak Grant Thornton Indonesia menyarankan langkah-langkah seperti diversifikasi pendapatan, pengelolaan utang yang bijak, dan peningkatan literasi keuangan agar tetap mampu bertahan bahkan tetap tumbuh di tengah tekanan ekonomi.
-
Apa yang menjadi potensi bahaya paylater? Sayangnya, menurut penelitian oleh Federal Reserve Bank of Boston, orang yang menggunakan paylater memiliki sedikit uang tunai, dan sangat rawan gagal membayar angsuran.
Sementara itu, outstanding pendanaan P2P lending mencapai Rp72,03 triliun hingga kuartal III-2024. Angka ini mencerminkan peningkatan yang signifikan seiring kian mudahnya penggunaan paylater pun semakin populer, khususnya di kalangan anak muda.
"Dua tren ini menjadi pengingat pentingnya memiliki strategi keuangan yang terencana dengan baik, agar inovasi layanan keuangan ini dapat dimanfaatkan secara bijak dan mendukung kesejahteraan finansial masyarakat," jelas Direktur Insight Investments, Ria M Warganda.
Agar tidak terlilit utang Paylater, dia membagikan tips jitu cara mengelola keuangan bagi Gen Z.
Pertama, batasi cicilan maksimum 30 persen dari pendapatan. Sebagai contoh, jika pendapatan Rp5 juta, maka batas cicilan maksimal adalah Rp1,5 juta.
"Pastikan total cicilan bulanan, termasuk KPR, kartu kredit, atau cicilan lainnya tidak melebihi 30% dari penghasilan," ujar Ria dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/12).
Tips Selanjutnya
Kedua, prioritaskan kebutuhan produktif dibandingkan kebutuhan konsumtif seperti gadget terbaru, liburan atau hiburan.
Maka dari itu, gunakan cicilan untuk mendukung masa depan seperti pendidikan, pelatihan keterampilan atau modal usaha kecil.
Ketiga, susun anggaran bulanan. Cara ini dapat ditetapkan dengan membuat daftar prioritas pengeluaran dan sisihkan minimal 10 persen dari pendapatan untuk dana darurat.
Keempat, evaluasi anggaran secara berkala. Langkah ini penting untuk memastikan tetap sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansial.
Kelima, mulai berinvestasi sejak dini. Kegiatan berinvestasi sejak dini bertujuan untuk membangun kesadaran Gen Z akan pentingnya perencanaan keuangan.
Bagi Anda pemula, dapat memilih instrumen investasi yang minim resiko seperti reksa dana. Melalui investasi Anda dapat membantu mempersiapkan masa depan finansial yang lebih stabil.
“Investasi turut menjadi salah satu langkah penting karena dapat membantu generasi muda mempersiapkan masa depan yang lebih stabil, bahkan beberapa instrumen investasi juga memiliki dampak sosial dan lingkungan yang sejalan dengan nilai-nilai yang sering dijunjung," bebernya.