Survei: Mayoritas Gen Z Senang Pakai Bank Digital karena Hal Ini
Pertumbuhan perbankan digital ini didorong kuat oleh Gen Z dan generasi milenial.
Pertumbuhan perbankan digital ini didorong kuat oleh Gen Z dan generasi milenial.
Survei: Mayoritas Gen Z Senang Pakai Bank Digital karena Hal Ini
Survei: Mayoritas Gen Z Senang Pakai Bank Digital karena Hal Ini
Populix meluncurkan laporan Studi Analisis Ekosistem dan Persepsi terhadap Bank Digital di Indonesia.
Dalam hasil studinya, pertumbuhan perbankan digital ini didorong kuat oleh Gen Z dan generasi milenial.
VP of Research Populix, Indah Tanip mengatakan pengguna bank digital didominasi oleh Gen Z sebanyak 60 persen.
Sementara sisanya 40 persen merupakan generasi milenial.
"Dari data ini kita lihat ternyata orang-orang yang menggunakan bank digital itu kebanyakan adalah dari Gen Z berusia 17-27 tahun sebesar 60 persen dan kebanyakan dari mereka lajang, belum menikah sebanyak 65 persen dan utamanya mereka adalah pekerja,"
kata Indah dalam konferensi pers Studi Analisis Ekosistem dan Persepsi terhadap Bank Digital di Indonesia, secara virtual, Selasa (9/7).
Secara rinci, ujar indah, mayoritas dari kelompok Gen Z sebagai pengguna digital masih berstatus belum menikah sebanyak 60 persen.
Sementara profesi utama kelompok Gen Z adalah pekerja swasta sebanyak 50 persen.
Tingginya penggunaan Bank digital oleh Gen Z, lantaran merupakan generasi pertama yang tumbuh dengan akses internet dan teknologi digital sejak usia muda.
Sehingga Gen Z memainkan peran penting pada ekosistem perekonomian digital.
Selain menggunakan bank digital, ternyata mayoritas mereka menggunakan 4 aplikasi lain, produk finansial dan servis yang lain yaitu e-wallet, mobile banking dan juga e-commerce.
"Jadi, rata-rata untuk pengguna bank digital mereka memiliki produk finansial dan servis itu kurang lebih 5 aplikasi atau 5 platform," kata Indah.
Kelompok usia selanjutnya pengguna bank digital terbesar saat ini ialah Gen Y atau milenial. Adapun persentase kelompok usia 28 tahun sampai 39 tahun mencapai 40 persen.
Indah menyampaikan, dari hasil studi tersebut penggunaan bank digital ditujukan untuk memprioritaskan pencapaian stabilitas keuangan dan pengembangan pribadi, dengan fokus pada pendekatan pengelolaan keuangan yang berpusat pada tabungan rutin, investasi, dan penggunaan produk keuangan digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mempersiapkan masa depan.
"Dari sisi tujuan keuangan, mereka top four-nya sama dengan semuanya ingin hidup yang lebih baik, memiliki dana darurat, kemudian kebutuhan primer dan sekunder ini bisa dicukupi dan tentu saja adanya modal untuk memiliki bisnis seperti itu," jelas Indah.
Di samping itu, alasan mereka menggunakan bank digital karena banyak fitur dan promonya.
Kemudian mereka sangat menyukai kemudahan transfer dana dengan perbankan digital.
"Ketika mereka menggunakan bank digital, banyak sekali kemudahan yang bisa mereka lakukan dengan menggunakan handphone," kata Indah.
Tak hanya itu, transfer dana juga bisa lebih cepat dan mudah, terintegrasi dengan e-wallet dan pembayaran lain.
Proses tersebut juga bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, dan biaya transaksi administrasinya pun lebih terjangkau.
"Nah, hal inilah yang mendorong seseorang yang menggunakan bank digital," ujar Indah.
Oleh karena itu, penggunaan bank digital ini dimanfaatkan oleh gen Z dan generasi milenial untuk mengatur keuangannya.
Ini pun untuk menunjang gaya hidup hemat atau yang saat ini dikenal dengan istilah frugal living.
"Menariknya untuk frugal living ini lebih banyak dilakukan oleh teman-teman Gen Z dibandingkan dengan milenial," kata Indah.
"Nah, ini mungkin bisa dimaklumi ya, karena Gen Z ini kan anak-anak muda yang masih meniti karir, dan kemudian bahkan yang masih mahasiswa atau pelajar," kata Indah.
Sebagai informasi, Survei Populix ini dilakukan secara online kepada responden pada 11 Juni sampai 16 Juni 2024. Durasi survei sekitar 15 menit dengan dua pertanyaan terbuka.
merdeka.com