Gen Z dan Milenial Kecanduan Pinjol Sampai Rp27 Triliun, Ternyata Ini Penyebabnya
Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juni 2023 nilai pinjaman masyarakat Indonesia ke pinjaman online mencapai Rp50,12 triliun.
Banyaknya peminjam berdampak pada jumlah pinjaman dan kredit macet di industri P2P lending atau pinjaman online yang terpantau kembali meningkat pada Juni 2023.
Gen Z dan Milenial Kecanduan Pinjol Sampai Rp27 Triliun, Ternyata Ini Penyebabnya
Gen Z dan Milenial Kecanduan Pinjol Sampai Rp27 Triliun, Ternyata Ini Penyebabnya
Kemudahan mengajukan pinjaman secara online membuat banyak anak muda yang terjerat belenggu pinjaman online (pinjol). Hanya dengan menunjukkan KTP dan memberikan kontak penjamin, seseorang bisa mendapat pinjaman yang mereka ajukan.
Banyaknya peminjam berdampak pada jumlah pinjaman dan kredit macet di industri P2P lending atau pinjaman online yang terpantau kembali meningkat pada Juni 2023.
Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juni 2023 nilai pinjaman masyarakat Indonesia ke pinjaman online mencapai Rp50,12 triliun. Mirisnya, mayoritas pengguna pinjol merupakan Gen Z dan milenial dari rentang usia 19 hingga 34 tahun.
Generasi muda ini tercatat sebagai penyumbang terbesar penerima pinjol, yakni 54,6 persen atau mencapai Rp27,1 triliun. Kemudian disusul oleh Gen X yang mencapai Rp19,8 triliun, Baby Boomers sebesar Rp3,1 triliun.
Tak hanya tercatat sebagai penerima pinjol terbesar, Gen Z dan Milenial juga menjadi penyumbang kredit macet pinjol terbesar berdasarkan data OJK per Juni 2023.
merdeka.com
Kelompok usia yang terdiri dari mahasiswa dan pekerja tersebut mempunyai jumlah nilai gagal bayar utang sebesar 40,24 persen atau setara dengan Rp782 miliar.
Berdasarkan riset No Limit Indonesia 2021, pinjaman online sebagian besar digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk membayar utang yakni tercatat sebanyak 1.433 orang.
Kemudian, sebanyak 542 orang terjerat pinjol karena latar ekonomi menengah ke bawah. Sementara sisanya ingin mencairkan dana lebih cepat, memenuhi kebutuhan gaya hidup dan karena alasan mendesak.
Menurut data Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), 60 persen pengguna pinjol berusia 19 hingga 24 tahun menggunakan pinjol bukan untuk memenuhi kebutuhan. Tapi untuk memenuhi gaya hidup seperti gawai, pakaian, hingga tiket konser.
Rata-rata peminjaman Gen Z dengan rentang usia kurang dari 19 tahun memiliki pinjaman Rp2,3 juta. Kemudian, Gen Z dan Milenial dengan rentang usia 20 hingga 34 tahun memiliki pinjaman sebesar Rp2,5 juta.
Sementara, 78 persen pengguna pinjol hanya berpenghasilan sekitar Rp1-5 juta. Padahal, nominal cicilan utang yang ideal tidak boleh lebih dari 30 persen total pendapatan yang dimiliki.
merdeka.com
Kondisi ini menjadi tantangan bagi Gen Z dan Milenial untuk bijaksana dalam menentukan prioritas. Gen Z dan Milenial harus bisa belajar menjadi manusia yang lebih selektif dan mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan.