Kecanduan Facebook, fenomena lain jejaring sosial
Hal yang membahayakan dimulai ketika Facebook lebih diutamakan daripada dunia nyata
Jejaring sosial Facebook telah bertansformasi menjadi jejaring sosial yang terbesar di dunia. Banyak yang merasakan dampak positif dari Facebook, namun bagi sebagian orang, situs tersebut telah menjadi candu sampai melupakan segalanya.
Saat ini banyak fenomena yang menunjukkan jika tidak sedikit pula pengguna Facebook yang menganggap dunia maya khususnya jejaring sosial Facebook lebih mengasyikkan daripada dunia nyata.
Ketika pengguna Facebook telah menganggap jika dunia Facebook lebih menyenangkan dibanding dengan kehidupan nyata mereka, maka salah satu gejala yang terlihat adalah tidak terlepasnya akun Facebook disetiap waktu dengan cara mengecek akun Facebook terlebih halaman dinding dan kolom notifikasi sesering mungkin bahkan tiap menitnya.
Dilansir CNN (28/03), sebuah penelitian dilakukan oleh IDC (27/3) untuk menghitung seberapa sering pengguna Facebook mengecek akun mereka dalam satu hari. Dari hasil penelitian tersebut, terkuak fakta bahwa rata-rata para pengguna smartphone tersebut memeriksa akun Facebook mereka sebanyak 14 kali setiap harinya. Setiap kali memeriksa akun Facebook tersebut, tiap orang rata-rata menghabiskan waktu sekitar 2 menit.
Kecanduan akan jejaring sosial Facebook ini bukan tidak menimbulkan efek apa-apa. Menurut penelitian beberapa psikolog, kecanduan Facebook ternyata dapat membuat psikologis penggunanya sedikit terganggu.
Data dari Mashable (03/11) melaporkan jika pengguna Facebook yang mengakses akun Facebooknya secara rutin sampai timbul rasa kecanduan, memiliki risiko jika kemungkinan di kemudian hari sisi psikologis pengguna tersebut akan terganggu.
Dalam data tersebut, terganggunya sisi psikologis pecandu Facebook ini terkait dengan reaksi hormon Dopamine. Dopamine ini adalah senyawa kimia dalam tubuh yang dapat merangsang rasa suka, gembira, tenang seperti halnya ketika pecandu obat atau morfin mengonsumsi barang tersebut.
Untuk masalah sosial atau pribadi saja, bagi seorang yang sudah menjadi seorang pecandu Facebook, ketika dia mendapatkan banyak notifikasi, maka secara otomatis dopamine dalam tubuhnya akan bereaksi.
Sebagai contoh, apabila dalam satu hari dia tidak mendapatkan notifikasi dari seorang pun dalam friendlist di kolom atas Facebooknya, maka perasaan resah dari si pengguna Facebook yang sudah kepalang kecanduan akan bereaksi.
Menurut pakar, apabila tingkatan penggunanya sudah mencapai tahap addict maka sulit untuk menghilangkan tingkat kecanduan tersebut. Dibutuhkan proses dan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkannya.
Selain itu, dampak lain dari kecanduan Facebook oleh penggunanya adalah kurangnya interaksi pengguna tersebut dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga ketika dihadapkan ke dunia nyata, maka beberapa bagian dari otaknya tidak dapat berjalan seperti sebelum dia mempunyai account Facebook.
Kebanyakan mereka akan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, kurang biasa mengeluarkan pendapat atau ngobrol dengan orang lain, kesulitan mengontrol emosi dan beberapa lainnya.
Sebenarnya, Facebook sendiri diciptakan oleh Mark Zuckerberg sebagai jejaring sosial yang sarat akan nilai positif contohnya sebagai media untuk menjalin silaturahmi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, banyak pengguna yang justru kecanduan akan jejaring sosial tersebut.
Sebenarnya, kecanduan yang ditunjukkan dengan intens nya pengguna mengakses akun mereka di setiap waktunya bisa saja tidak berdampak begitu buruk ketika pengguna tersebut bisa mengimbanginya dengan aktif di dunia nyata secara bersamaan.
Dampak positif atau negatif dari Facebook sendiri sebenarnya tergantung pada pribadi masing-masing penggunanya. Jadi sebagai pengguna Facebook, alangkah baiknya jika Anda menggunakan jejaring sosial ini dengan sebijaksana mungkin.