Kembali tumbang, BlackBerry menanti sanksi
Karena berkali-kali terjadi masalah dalam layanannya, BlackBerry akan terima sanksi.
Nasib sial tak kunjung menjauh dari BlackBerry. Setelah mencatat kerugian Rp 833 miliar dan beberapa kali tumbang dalam enam bulan terakhir, jaringan vendor asal Kanada tersebut kembali putus.
Sebelumnya, pelanggan BlackBerry sudah dibuat kesal dengan tumbangnya jaringan pada Rabu (03/07) lalu yang terjadi siang hari selama beberapa jam. Tumbangnya jaringan secara beruntun ini tentu saja sudah cukup bagi regulator untuk menjatuhkan sanksi kepada BlackBerry.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo sudah berjanji akan menjatuhkan sanksi kepada BlackBerry sesaat setelah jaringannya tumbang pada 03 Juli lalu. Gatot saat itu mengaku kecewa pada BlackBerry yang jaringannya sering bermasalah.
Menanggapi hal itu, Manajer PR BlackBerry Yolanda Nainggolan mengaku belum menerima surat resmi mengenai teguran atau pun sanksi dari pemerintah. "Saya belum bisa komentar karena surat sanksi nya saja belum kami terima," tuturnya, Jumat (05/07).
Yolanda juga mengaku belum mengetahui penyebab tumbangnya jaringan BlackBerry beberapa waktu yang lalu karena memang belum ada pernyataan resmi dari BlackBerry global. Kurang transparansinya BlackBerry soal jaringan tumbang bukan kali ini saja, dan operator juga tidak bisa berbuat banyak untuk memberikan penjelasan kepada pelanggannya.
Pemerintah pernah memberikan sanksi tegas kepada Telkomsel saat jaringannya tumbang di penghujung 2006 dan Smartfren saat jaringannya juga terganggu pada 27 Maret 2013 berupa penggantian kerugian kepada pelanggan.
Dan sangat aneh apabila pemerintah membiarkan tumbangnya jaringan BlackBerry tanpa sanksi administratif apapun. Gatot yang sebelumnya keras akan memberikan sanksi pun melunak saat dikonfirmasi mengenai tumbangnya jaringan pada malam ini, Minggu (07/07). "Kami akan menyerahkan soal sanksi kepada BRTI seperti kejadian pada 2009 dan 2011," tuturnya.
Sekjen Indonesia Telecommunication User Group (IDTUG) Muhammad Jumadi menilai regulator seharusnya tegas terhadap BlackBerry yang berulangkali mengalami tumbang jaringan. "Pengguna seharusnya dapat ganti rugi, baik dalam bentuk penambahan kuota bandwidth atau bonus-bonus lainnya," katanya.