Kemenkominfo akan tarik spektrum yang dimiliki Telkom Flexi
"Telkomsel tidak bisa langsung menggunakan frekuensi Flexi karena entitas keduanya berbeda."
Sebelumnya, Telkomsel dikabarkan sudah dapat gelar layanan 3G di spektrum 900 MHz seiring dengan penataan frekuensi 800 MHz yang selama ini digunakan untuk layanan telekomunikasi berbasis Code Division Multiple Access (CDMA), yang Flexi menjadi salah satunya.
Namun sebelum digunakan oleh Telkomsel, pihak Kemenkominfo akan menarik terlebih dahulu spektrum yang dimiliki Flexi sebagai bagan dari program penataan ulang frekuensi 800 MHz.
"Rencana bisnis Telkom (induk usaha) sudah kita terima, Telkomsel tidak bisa langsung menggunakan frekuensi Flexi karena entitas keduanya berbeda, harus ditarik dulu, setelah itu dialokasikan," kata Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Kalamullah Ramli, seperti dikutip dari Antara, Senin (22/09).
Penataan frekuensi 800 MHz yang selama ini digunakan untuk layanan komunikasi berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) itu sudah direncanakan sejak dua tahun lalu itu hingga diterbitkannya Peraturan Menkominfo tentang Penataan Pita Frekuensi beberapa pada pekan lalu.
Dalam aturan terbaru yang mengatur rentang frekuensi radio 824-835 MHz berpasangan dengan 869-880 MHz dan rentang frekuensi radio 880-890 MHz berpasangan dengan 925-935 dengan moda Frequency Division Duplexing (FDD) bisa diterapkan teknologi netral.
Adapun para pemain di frekuensi ini terdiri atas operator dengan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) yang berisikan Bakrie Telecom, Flexi, StarOne, dan Mobile-8 Telecom (Smartfren).
PT Smartfren Telecom Tbk mendukung Kemenkominfo yang melakukan Penataan Pita Frekuensi Radio 800 MHz untuk keperluan penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler.
"Kami mendukung keluarnya aturan soal penataan frekuensi 800 MHz itu. Kita akan migrasi nantinya sesuai dengan alokasi yang ditentukan," kata Direktur Smartfren Merza Fachys.
Menurutnya, Smartfren melalui afiliasi Mobile-8 memiliki frekuensi 800 MHz selebar 5 MHz. Area yang harus berpindah di antaranya Jakarta-Jawa barat-Banten.
"Kita siapkan dana untuk pindah. Sementara untuk area di mana frekuensi belum dimanfaatkan bisa langsung digunakan oleh pihak yang akan mengisi sesuai dengan putusan pemerintah," katanya.
Sementara Telkom dan Indosat kabarnya memilih memanfaatkan frekuensi milik Flexi dan StarOne sebagai e-GSM guna mendukung 3G di frekuensi 900 MHz atau U900. Telkom melalui anak usahanya, Telkomsel akan menggelar U900 dengan dukungan lebar frekuensi sebanyak 15 MHz.
Sedangkan, Bakrie Telecom dan Mobile-8 sepertinya tetap menggunakan teknologi CDMA untuk sementara waktu.
Telkom dan Indosat dinilai lebih luwes memainkan U900 karena posisi frekuensinya (Band B) berdekatan dengan layanan GSM-nya di 900 MHz. Adapun Bakrie Telecom dan Mobile-8 berada di band A, di mana keduanya tak memiliki layanan GSM.
Namun jauh sebelum wacana penggunaan frekuensi milik Flexi oleh Telkomsel, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) pernah katakan bahwa niat operator seluler Telkomsel yang akan memanfaatkan pita frekuensi milik Telkom Flexi sulit dilaksanakan karena terkendala negosiasi dengan Indosat.
"Karena di pita 850 MHz, antara seluler Indosat dengan FWA StarOne sudah berdampingan, sedangkan Flexi terletak di sebelah kiri StarOne, sehingga bila ingin contigeous, maka pita Indosat harus geser dan itu sudah pasti ditolak oleh anak usaha Ooredoo tersebut," kata Nonot Harsono selaku Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), pada bulan Juli 2013 lalu.