Makin sering SMS, makin buruk kualitas hubungan suatu pasangan
SMS dinilai takkan menyelesaikan masalah.
Cukup aneh memang membandingkan data seputar penggunaan fitur SMS dengan kualitas hubungan sebuah pasangan. Namun, faktanya makin sering suatu pasangan SMS-an, makin buruk pula kualitas hubungan itu.
Seperti yang dilansir Mashable (3/11), konklusi ini didapatkan dari hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Brigham Young University. Para peneliti menemukan fakta bahwa kualitas hubungan memang bisa diukur dari tingkat sering atau tidaknya SMS digunakan.
-
Kenapa ayah di cerita SMS itu menampar anaknya? Melihat SMS itu sang ayah sangat marah, ia melaporkan ke istrinya tentang hal itu.
-
Bagaimana cara istri memberikan kata-kata untuk suami tercinta? Hal ini bisa Anda lakukan setiap hari, baik menjelang saat tidur maupun pada waktu bersama.
-
Kenapa kata-kata buat ibu tercinta sangat penting? Memiliki seorang ibu merupakan hal luar biasa yang pernah dialami setiap anak. Melalui perjuangannya, kita dapat hadir di dunia dan tumbuh dengan baik. Maka dari itu, sudah selayaknya kita sebagai anak mampu memberikan apresiasi mendalam dan ungkapan cinta kepada ibu.
-
Apa saja contoh kata-kata buat istri tercinta yang bisa membuat hati istri berbunga-bunga? "Engkau ingin tahu dengan siapa aku selalu jatuh cinta? Silakan lihat kata pertama yang kau baca, itulah jawabannya."5. "Aku tidak pernah ingin melihatmu bersedih. Hanya kebahagiaanlah yang ingin kulihat dari wajah cantikmu." 6. "Kamu bagian dari diriku yang selalu aku butuhkan."
-
Apa yang membuat kata-kata buat ibu tercinta menyentuh? Tunjukkan cinta dan kasih sayang Anda kepada ibu melalui kata-kata buat ibu tercinta yang penuh pesan mendalam dan menyentuh hati. Kata-kata buat ibu tercinta bisa mewakili perasaan Anda terhadapnya.
-
Kenapa kata-kata romantis untuk istri penting? Meski terlihat sederhana, memberikan kata-kata romantis bisa membuat hubungan semakin langgeng dan harmonis.
Setting dari penelitian ini sendiri sebenarnya cukup aneh. Mengambil 276 sample dengan rentang usia 18 hingga 25 tahun, sekitar sepertiga dari sample sendiri dipilih yang memiliki kepercayaan Mormon.
Sehingga, studi ini pun boleh dibilang tidak terlalu mewakili populasi kebanyakan karena tidak terpenuhinya keragaman sample. Namun, hasil studi ini juga tidak bisa digolongkan sebagai studi kasus.
Selain fakta di atas sendiri para peneliti juga menemukan bukti bagaimana buruknya SMS dalam sebuah hubungan. Saat marah misalnya, menjelaskan lewat SMS terbukti hanya akan memperkeruh masalah tersebut.
"Ada batasan saat kita SMS dan Anda tak bisa melihat wajah orang yang harusnya Anda lihat saat komunikasi dengan SMS," kata peneliti dalam makalahnya.