Orang Indonesia paling suka pakai kuota internet 2 GB
Ternyata orang Indonesia paling suka menggunakan paket internet dengan kuota 1,1 GB hingga 2 GB
Ternyata orang Indonesia paling suka menggunakan paket internet dengan kuota 1,1 GB hingga 2 GB. Kegemaran itu sama dengan Australia. Namun berbeda dengan negara lain di Asia Tenggara dan Oceania. Rata-rata mereka lebih menyukai pemakaian kuota 2,1 GB hingga 5 GB. Hal itu terungkap dalam laporan Ericsson Mobile Report 2015.
Laporan tersebut menunjukkan jika pelanggan di Asia Tenggara dan Oceania yang berlangganan paket volume-based, sekitar 40 persen hanya memaksimalkan kurang dari 50 persen paket berlangganan mobile-datanya. Selain paket volume-based, jenis paket mobile broadband yang diminati di Indonesia adalah paket internet service-based, duration-based dan pay-per-use.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Dimana internet pertama kali diakses di Indonesia? Perkembangan akses internet di Indonesia dimulai dengan kelahiran protokol IP pertama pada tahun 1988.
-
Apa yang mau dilakukan Menkominfo untuk meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai kecepatan internet. Menurutnya, kecepatan internet Indonesia masih rendah dengan angka 24,9 Mbps. Angka itu bawah Philipina, Kamboja, dan Laos, menurutnya Indonesia hanya unggul dari Myanmar dan Timor Leste di kawasan Asia Tenggara.
-
Bagaimana internet berkembang dan menjadi global? ARPANET pertama kali terhubung hanya empat komputer di empat universitas di Amerika Serikat. Namun, seiring berjalannya waktu, jaringan ini tumbuh pesat. Pada tahun 1983, protokol TCP/IP diperkenalkan, yang memungkinkan jaringan komputer yang berbeda untuk berkomunikasi satu sama lain, membuka pintu bagi pertumbuhan internet global.
-
Apa saja yang membuat orang-orang di Indonesia susah akses internet? Berikut adalah negara-negara di dunia yang warganya belum terkoneksi internet: India: 683.707.000 jiwaChina: 336.416.000 jiwaPakistan: 131.801.000 jiwaNigeria: 123.428.000 jiwaEthiopia: 103.290.000 jiwaBangladesh: 96.473.000 jiwaIndonesia: 93.401.000 jiwaRepublik Demokratik Kongo: 75.612.000 jiwaTanzania: 46.600.000 jiwaUganda: 35.946.000 jiwa
Perubahan yang terjadi di pola berlangganan mobile data membutuhkan pendekatan personal dari operator selular untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan persepsinya tentang harga.
"Pelanggan yang berlangganan paket mobile broadband yang tidak sesuai dengan pola penggunaan mereka, akan memiliki persepsi rendah tentang ketertarikan dan kemampuan mereka membeli paket berlangganan tersebut. Di sini operator seluler memiliki kesempatan untuk merekomendasikan kepada pelanggan apa paket yang paling ideal sesuai dengan pola penggunaan dan budget/keuangan mereka, yang akan membantu meningkatkan kepuasan pelanggan dan persepsinya tentang harga," ujar Head of CU Indonesia and Timor Leste, Ericsson, Thomas Jul di Jakarta, Kamis (3/12).
Salah satu faktor pendorong penting lain untuk meningkatnya penggunaan mobile data adalah pertumbuhan penggunaan video pada perangkat seluler, di rumah dan di mana saja. Pada tahun 2021, diharapkan video streaming memberikan kontribusi sekitar 70 persen dari semua trafik mobile data secara global.
Komunikasi semakin app-centric dan akibatnya adalah pelanggan mempunyai harapan tinggi kepada performa jaringan. Ericsson sendiri telah menciptakan istilah cakupan aplikasi (app coverage), yang berarti untuk setiap aplikasi yang diberikan, di wilayah geografis di mana jaringan mobile broadband berada akan menghadirkan kinerja yang cukup untuk pengalaman yang baik.
Operator yang ingin memenuhi atau melebihi harapan pelanggan akan perlu berhati-hati melacak penggunaan aplikasi dan perangkat dan secara konstan memenuhi tuntutan guna menghadirkan kinerja yang memuaskan. Persyaratan ini dapat ditafsirkan ke dalam satu set jaringan KPI (Key Performance Indicator) yang dapat memastikan pengalaman pengguna yang ideal terhadap aplikasi tertentu dengan kinerja jaringan yang optimal.
Operator di Indonesia telah mulai meluncurkan jaringan 4G/LTE secara komersial. Cakupan LTE seharusnya mencapai 75 persen populasi penduduk di 6 tahun mendatang di kawasan Asia Tenggara dan Oceania. Total pelanggan selular LTE/5G di wilayah ini diharapkan mencapai 40 persen pada akhir 2021.
Baca juga:
Menkominfo: Internet murah jika operator telko berbagi infrastruktur
Mubazir, duit triliunan dolar Amerika lari ke aplikasi asing
Jepang usulkan jalur internet baru ke negara-negara ASEAN
Tanggapi wacana 5G, Menkominfo: Model bisnis lebih penting
Mewujudkan Smart City di Indonesia? Ini cara atasi tantangannya !