Pegawai Pabrik Apple Foxconn Ditahan Pemerintah China, Ini Alasannya
China menahan karyawan pabrik pembesut iPhone Foxconn yang berasal dari Taiwan tanpa alasan jelas.
Baru-baru ini, pemerintah China menahan sejumlah karyawan asal Taiwan yang bekerja di pabrik Foxconn, yang merupakan fasilitas manufaktur iPhone terbesar di dunia. Pabrik yang terletak di Zhengzhou ini dikenal memproduksi sekitar 80 persen dari total iPhone yang beredar di seluruh dunia.
Menurut laporan dari TechTimes pada Senin (14/10), penahanan para karyawan tersebut memicu berbagai komentar terkait memburuknya hubungan antara Tiongkok dan Apple. Penahanan ini berpotensi berdampak pada Apple, yang sangat bergantung pada Foxconn dan Tiongkok untuk produksi iPhone.
- Bersaing dengan Honda, iPhone Tertarik Mengakuisisi Nissan
- Pemerintah Tentukan Nasib Penjualan iPhone 16 di Indonesia Lewat Ini
- iPhone 16 Dilarang Dijual di Indonesia, Apple Siap Bangun Pabrik Aksesoris di Bandung
- Sebulan Lagi iPhone 16 Dirilis, Pabrik Apple Tambah 50 Ribu Karyawan, Gajinya Dibayar Per Jam
Berdasarkan informasi dari The Wall Street Journal, empat karyawan di pabrik Foxconn di Tiongkok telah ditahan oleh pihak berwenang setempat. Meskipun alasan penahanan tersebut belum jelas, pejabat Taiwan menyatakan kekhawatiran terhadap situasi ini. Pihak Taiwan mengindikasikan bahwa karyawan yang ditahan dituduh melakukan pelanggaran kepercayaan.
Rincian lebih lanjut mengenai kasus ini masih belum jelas, namun dikhawatirkan akan menimbulkan kekhawatiran bagi bisnis dan investor terkait risiko operasional di Tiongkok. Dewan Urusan Daratan Taiwan (MAC) juga menyebut penahanan ini sebagai tindakan yang aneh dan menyatakan kekhawatiran bahwa langkah tersebut dapat merusak kepercayaan investor di Tiongkok. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerugian keuangan akibat insiden ini.
Ada Kepentingan Politik?
Laporan menunjukkan bahwa penahanan karyawan Foxconn kemungkinan memiliki latar belakang politik, mengingat hubungan Tiongkok dan Taiwan yang semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Tiongkok terus melakukan tindakan agresif terhadap Taiwan, termasuk latihan militer yang tampaknya bertujuan untuk mengisolasi pulau tersebut.
Selain itu, intelijen militer Inggris dan AS memperkirakan bahwa Beijing sedang mempersiapkan invasi ke Taiwan pada tahun 2027. Untuk menghadapi berbagai ancaman ini, perusahaan-perusahaan terkemuka Taiwan, seperti TSMC yang merupakan penyedia utama chip untuk Apple, sedang merancang strategi untuk mematikan mesin mereka dari jarak jauh jika invasi membuat Tiongkok tidak dapat mengakses teknologi tinggi.
Foxconn, sebagai salah satu penyedia utama komponen untuk Apple, menghadapi potensi ketegangan dalam hubungan dengan Tiongkok akibat penahanan pekerja Taiwan baru-baru ini. Jika penahanan tersebut berlanjut, Apple mungkin akan tertekan untuk mempercepat diversifikasi rantai pasokan dan mengurangi ketergantungan pada produksi di Tiongkok. Rencana diversifikasi ini sebenarnya sudah ada sebelumnya, dengan langkah-langkah yang dilakukan di Vietnam dan India. Foxconn juga telah memulai pembangunan pabrik di India.