Permintaan kebutuhan teknologi otomasi meningkat
Permintaan akan otomasi dan robotika terus bertumbuh di Indonesia, terutama di sektor otomotif, elektronik, industri alas kaki dan tekstil. Di tahun 2016, elektronik merupakan penyumbang GDP terbesar keempat dalam industri manufaktur, mencatat jumlah ekspor mencapai 12 miliar.
Permintaan akan otomasi dan robotika terus bertumbuh di Indonesia, terutama di sektor otomotif, elektronik, industri alas kaki dan tekstil. Di tahun 2016, elektronik merupakan penyumbang GDP terbesar keempat dalam industri manufaktur, mencatat jumlah ekspor mencapai 12 miliar. Sektor industri ini merupakan pengguna robot kolaboratif atau cobot paling besar.
Hal tersebut diakui juga oleh Shermine Gotfredsen, General Manager, Southeast Asia and Oceania, Universal Robots. Dia berkata permintaan Cobot semakin meningkat di Indonesia.
-
Apa yang dilakukan robot ini? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
-
Bagaimana robot gajah itu bergerak? Meskipun hanya merupakan replika mekanis, Mechanical El mampu menampilkan gerakan yang menyerupai gerakan gajah sungguhan, mulai dari langkah-langkah lamban hingga gerakan kepala yang realistis.
-
Bagaimana robot ini dikendalikan? Sel induk yang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari otak manusia digunakan untuk mengembangkan robot ini.
-
Bagaimana robot itu 'bunuh diri'? Penduduk setempat bahkan mengatakan robot itu melompat ke bawah. Meskipun alasan perilaku robot tidak diketahui, hal ini sedang diselidiki.
-
Dimana robot penjelajah tersebut akan mendarat? Meskipun ada penundaan, pesawat tersebut masih akan mencapai lokasi pendaratannya Malapert A pada tanggal 22 Februari, sebuah kawah tumbukan 300 kilometer (180 mil) dari kutub selatan.
-
Kapan robot gajah itu dibuat? Mesin ini diciptakan oleh M. Marcel Survivet dari Paris, Perancis, di 1932, menggabungkan kecanggihan teknologi dengan imajinasi yang luar biasa.
"Karena para pelaku industri ingin meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya operasional, mengatasi kekurangan tenaga kerja, dan meningkatkan daya saing. Maka permintaan teknologi otomasi dan robotika meningkat," jelasnya melalui keterangan resmi, Rabu (10/7).
Meski terjadi peningkatan, berdasarkan hasil survei International Federation of Robotics tahun 2016, peringkat Indonesia masih rendah bila dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia. Di sisi lain, menurutnya, Indonesia harus lebih menggencarkan teknologi robotika ini. Sebab, merujuk pada roadmap ‘Making Indonesia 4.0’ transformasi industri yang bakal dilakukan adalah dengan robotika.
Sementara itu dalam keterangan resminya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara mengatakan dengan penggunaan teknologi terkini dan berbasis internet, muncul pula permintaan jenis pekerjaan baru yang cukup banyak, seperti pengelola dan analis data digital, serta profesi yang dapat mengoperasikan teknologi robot untuk proses produksi di industri.
"Bahkan, ada beberapa potensi keuntungan yang dihasilkan sebagai dampak penerapan konsep Industry 4.0," ujarnya.
Keuntungan tersebut, antara lain mampu menciptakan efisiensi yang tinggi, mengurangi waktu dan biaya produksi, meminimalkan kesalahan kerja, dan peningkatan akurasi dan kualitas produk.
Sebelumnya, negeri ini telah menyiapkan langkah-langkah untuk memasuk industry 4.0 ini. Langkah tersebut adalah dengan menyiapkan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan untuk memperkuat fundamental struktur industri Tanah Air. Adapun kelima sektor tersebut, yaitu Industri Makanan dan Minuman, Industri Otomotif, Industri Elektronik, Industri Kimia, serta Industri Tekstil.
(mdk/faz)